Makna Al-Faraj
Dalam tradisi Islam, istilah Al-Faraj (الفرج) memiliki berbagai makna tergantung pada konteks penggunaannya. Berikut makna Al-Faraj yang sering dibahas dalam sumber-sumber Islam:
1. Kemenangan dan Kebebasan dari Kesulitan
• Al-Faraj sering diartikan sebagai jalan keluar dari kesulitan dan penderitaan, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
2. Kedatangan Imam Mahdi (af)
• Dalam Syiah, Al-Faraj sering dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (af), yang akan membawa keadilan dan menghapuskan kezaliman.
3. Pembebasan Jiwa dari Kegelapan
• Dalam irfan, Al-Faraj berarti terbebasnya hati dan jiwa dari kegelapan hawa nafsu dan keterikatan duniawi.
4. Rahmat dan Karunia Ilahi
• Al-Faraj adalah bentuk rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya setelah kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi cobaan.
5. Penerimaan Doa dan Permohonan
• Dalam hadis, Al-Faraj juga bermakna terkabulnya doa seorang mukmin setelah ia berdoa dengan ikhlas.
6. Ketenangan dan Kesejahteraan Batin
• Seorang arif melihat Al-Faraj sebagai kondisi jiwa yang mencapai ketenangan hakiki melalui makrifatullah.
7. Kematian sebagai Jalan Menuju Kebenaran
• Sebagian ulama irfan memandang kematian sebagai bentuk Al-Faraj karena ia adalah pintu menuju pertemuan dengan Allah dan kehidupan abadi.
8. Terangkatnya Tirai Hijab Spiritual
• Al-Faraj juga bermakna tersingkapnya hijab antara hamba dan Tuhan sehingga ia dapat merasakan kehadiran Ilahi secara langsung.
9. Keadilan dan Penegakan Hak
• Dalam aspek sosial, Al-Faraj berarti datangnya keadilan setelah penindasan, seperti yang terjadi dalam revolusi Imam Mahdi (af).
10. Keberhasilan dalam Ujian Kehidupan
• Al-Faraj adalah hasil dari kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian, yang pada akhirnya membawa seseorang kepada kedekatan dengan Allah.
Makna Al-Faraj sangat luas dan dalam, bergantung pada bagaimana seseorang memaknainya dalam kehidupan spiritual dan sosialnya. Dari sudut pandang ahli hakikat, Al-Faraj sejati adalah penyaksian langsung terhadap kehadiran Allah dalam setiap keadaan.
Dalam Al-Qur’an, istilah Al-Faraj (الفرج) secara langsung tidak disebutkan, tetapi konsepnya banyak dibahas dalam berbagai ayat dengan makna jalan keluar dari kesulitan, pertolongan Allah, dan kemenangan bagi orang-orang yang sabar dan bertakwa. Berikut makna Al-Faraj menurut Al-Qur’an beserta ayat-ayat yang relevan:
1. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar dari Kesulitan
Allah menjanjikan bahwa setiap kesulitan pasti memiliki solusi dan kemudahan.
📖 “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)
2. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah kepada Orang Beriman
Allah selalu menolong hamba-Nya yang bertakwa dan bertawakal kepada-Nya.
📖 “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. 65 : 2)
3. Al-Faraj melalui Kesabaran dan Keteguhan
Kemenangan dan pertolongan datang bagi mereka yang bersabar.
📖 “Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
4. Al-Faraj dalam Bentuk Kemenangan atas Musuh
Allah memberikan jalan keluar bagi orang beriman dengan mengalahkan musuh mereka.
📖 “Dan Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah.” (QS. Ali ‘Imran: 123)
5. Al-Faraj sebagai Rahmat setelah Cobaan
Setelah penderitaan, Allah memberikan rahmat kepada hamba-Nya.
📖 “Kemudian, setelah kesusahan itu, Kami ganti dengan kesenangan, sehingga mereka mengalami pertumbuhan yang baik dan bertambah banyak.” (QS. Al-A’raf: 95)
6. Al-Faraj sebagai Keajaiban dan Mukjizat
Allah membebaskan Nabi Yunus dari perut ikan setelah doanya.
📖 “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya: 88)
7. Al-Faraj sebagai Pembebasan dari Penindasan
Allah memberikan jalan keluar bagi Bani Israil dari kezaliman Fir’aun.
📖 “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).” (QS. Al-Qasas: 5)
8. Al-Faraj sebagai Ketenangan Hati dalam Iman
Orang yang bertakwa akan diberikan ketenangan oleh Allah.
📖 “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
9. Al-Faraj sebagai Kematangan Spiritual melalui Ujian
Ujian adalah cara Allah membersihkan dan meninggikan derajat seorang hamba.
📖 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. Al-Baqarah: 214)
10. Al-Faraj dalam Bentuk Kedatangan Imam Mahdi (af) dan Keadilan
Allah menjanjikan datangnya pemimpin yang akan menegakkan keadilan setelah kezaliman.
📖 “Dan sungguh, Kami telah menuliskan dalam Zabur setelah (tertulis) dalam Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS. Al-Anbiya: 105)
Kesimpulan
Dari ayat-ayat di atas, Al-Faraj dalam Al-Qur’an mencakup pertolongan Allah, kemenangan atas musuh, pembebasan dari kesulitan, ketenangan hati, serta datangnya keadilan di dunia. Dalam perspektif Syiah, Al-Faraj terbesar adalah kemunculan Imam Mahdi (af) yang akan membawa keadilan bagi seluruh umat manusia.
Dalam hadis-hadis Islam, Al-Faraj (الفرج) memiliki berbagai makna yang berkaitan dengan pertolongan Allah, jalan keluar dari kesulitan, kemenangan bagi orang beriman, dan khususnya kedatangan Imam Mahdi (af). Berikut makna Al-Faraj berdasarkan hadis:
1. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af)
Dalam mazhab Syiah, Al-Faraj sering dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (af) yang akan membawa keadilan setelah kezaliman.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:
“Sesungguhnya mereka yang menunggu Al-Faraj adalah mereka yang berada dalam kebahagiaan terbesar.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 122)
2. Al-Faraj sebagai Kemenangan bagi Orang Sabar
Kesabaran dalam menghadapi cobaan akan membawa jalan keluar dari Allah.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama dengan kesabaran, dan kelapangan (Al-Faraj) datang setelah kesulitan.”
📖 (Musnad Ahmad, Jilid 1, Hal. 307)
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah dalam Ujian
Setiap ujian akan diikuti dengan solusi jika seseorang bertawakal kepada Allah.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Jika kesulitan menimpamu, bersabarlah, karena bersama dengan kesabaran ada Al-Faraj.”
📖 (Ghurar al-Hikam, hadis 1682)
4. Al-Faraj sebagai Cahaya bagi Hati yang Beriman
Keimanan yang kuat membawa ketenangan dan solusi dalam hidup.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, akan selalu melihat Al-Faraj dalam setiap urusannya.”(Al-Kafi, 2 ; 55)
5. Al-Faraj melalui Doa dan Munajat
Berdoa kepada Allah akan membuka pintu kemudahan.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Barang siapa sering berdoa, pintu Al-Faraj akan terbuka untuknya.”
📖 (Musnad Ahmad, Jilid 3, Hal. 18)
6. Al-Faraj dalam Bentuk Pertolongan Ilahi yang Tak Terduga
Allah akan membantu orang beriman dari arah yang tidak mereka duga.
📝 Imam Musa Al-Kazim (as) bersabda:”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, maka ketahuilah bahwa Al-Faraj semakin dekat.”(Bihar al-Anwar, 75 : 354)
7. Al-Faraj sebagai Keberhasilan setelah Ujian Kehidupan
Kesabaran dalam ujian adalah kunci untuk mendapatkan kemudahan.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:Dunia ini adalah tempat ujian, dan setelah ujian ada Al-Faraj.”
📖 (Nahj al-Fasahah, hadis 4030)
8. Al-Faraj sebagai Keadilan setelah Kezaliman
Allah akan memberikan keadilan kepada orang yang tertindas.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Demi Allah, keadilan pasti akan kembali meskipun setelah waktu yang lama, itulah Al-Faraj yang dijanjikan.”
📖 (Nahjul Balaghah, Khutbah 100)
9. Al-Faraj sebagai Kematangan Spiritual melalui Kesabaran
Orang yang sabar akan mengalami pertumbuhan spiritual yang besar.
📝 Imam Hasan (as) bersabda:
“Kesabaran membawa seseorang kepada Al-Faraj yang lebih besar dari apa yang ia harapkan.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Kebangkitan Imam Mahdi (af) yang Dinanti
Kemunculan Imam Mahdi (af) adalah Al-Faraj terbesar yang dijanjikan Allah.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Jika dunia ini hanya tersisa satu hari, Allah akan memanjangkan hari itu hingga muncul seorang dari keturunanku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.”
📖 (Sunan Abu Dawud, Kitab Al-Mahdi, hadis 4282)
Kesimpulan
Dari hadis-hadis di atas, Al-Faraj memiliki makna spiritual dan sosial:
✅ Spiritual – Al-Faraj adalah ketenangan hati, pertumbuhan spiritual, dan kedekatan dengan Allah melalui kesabaran, doa, dan tawakal.
✅ Sosial – Al-Faraj adalah datangnya keadilan setelah kezaliman, yang berpuncak pada kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai penegak keadilan terakhir.
Maka, menunggu Al-Faraj bukan sekadar pasif, tetapi harus diiringi dengan usaha, kesabaran, dan doa, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait (as).
Dalam hadis-hadis Ahlul Bait (as), Al-Faraj (الفرج) memiliki makna yang luas, mencakup pertolongan Allah, pembebasan dari kesulitan, kemenangan bagi orang beriman, dan terutama kedatangan Imam Mahdi (af). Berikut adalah 10 makna Al-Faraj menurut hadis Ahlul Bait (as):
1. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af)
Kedatangan Imam Mahdi (af) adalah Al-Faraj terbesar yang ditunggu oleh kaum mukminin.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Sesungguhnya mereka yang menunggu Al-Faraj adalah mereka yang berada dalam kebahagiaan terbesar.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 122)
📝 Imam Al-Hasan Al-Askari (as) bersabda:”Demi Allah, Al-Faraj akan datang. Ia pasti akan datang. Namun, tidaklah engkau bersabar atasnya?”
📖 (Ghaibah Al-Nu’mani, Hal. 200)
2. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar dari Kesulitan
Allah akan memberi jalan keluar bagi orang yang bertakwa dan bersabar.
📝 Imam Musa Al-Kazim (as) bersabda:”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, maka ketahuilah bahwa Al-Faraj semakin dekat.”(Bihar al-Anwar, 75 : 354)
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah setelah Ujian
Kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan Allah.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Kesabaran adalah kunci Al-Faraj.”
📖 (Ghurar al-Hikam, hadis 1682)
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Tidaklah seorang hamba ditimpa ujian kecuali Allah telah menyiapkan baginya Al-Faraj, asalkan ia bersabar.”
📖 (Al-Kafi, Jilid 2, Hal. 55)
4. Al-Faraj melalui Doa dan Munajat
Doa yang tulus akan membuka pintu kemudahan.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Perbanyaklah doa untuk mempercepat Al-Faraj, karena itulah solusi bagi kesulitanmu.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 53, Hal. 181)
5. Al-Faraj sebagai Keadilan setelah Kezaliman
Allah akan menghapuskan kezaliman dengan menghadirkan keadilan.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Demi Allah, keadilan pasti akan kembali meskipun setelah waktu yang lama. Itulah Al-Faraj yang dijanjikan.”
📖 (Nahjul Balaghah, Khutbah 100)
6. Al-Faraj sebagai Cahaya bagi Orang yang Beriman
Iman yang kuat membawa ketenangan dan solusi dalam hidup.
📝 Imam Al-Baqir (as) bersabda:
“Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya akan selalu melihat Al-Faraj dalam setiap urusannya.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 225)
7. Al-Faraj sebagai Kesabaran dalam Penantian Imam Mahdi (af)
Menunggu Imam Mahdi (af) dengan sabar memiliki pahala yang besar.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Barang siapa yang menunggu Al-Faraj dengan sabar, maka ia seperti orang yang berperang di sisi Rasulullah (saw).”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 125)
8. Al-Faraj sebagai Ujian untuk Mengangkat Derajat Mukminin
Allah menguji hamba-Nya sebelum memberikan Al-Faraj.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Sebelum datangnya Al-Faraj, kalian akan diuji dengan ketakutan dan kesulitan, tetapi bersabarlah, karena kemenangan bagi orang yang bertakwa.”
📖 (Ghaibah Al-Nu’mani, Hal. 210)
9. Al-Faraj sebagai Rahmat Allah yang Tak Terduga
Allah akan memberi pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka.
📝 Imam Ali Zainal Abidin (as) bersabda:”Terkadang seseorang berputus asa, padahal Al-Faraj sudah dekat.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Akhir dari Kezaliman dengan Kebangkitan Imam Mahdi (af)
Dunia yang dipenuhi kezaliman akan dipenuhi keadilan oleh Imam Mahdi (af). 📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Jika dunia ini hanya tersisa satu hari, Allah akan memanjangkan hari itu hingga muncul seorang dari keturunanku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.”
📖 (Sunan Abu Dawud, Kitab Al-Mahdi, hadis 4282)
Kesimpulan
Hadis-hadis Ahlul Bait (as) menunjukkan bahwa Al-Faraj memiliki makna spiritual dan sosial:
✅ Spiritual – Al-Faraj adalah jalan keluar dari kesulitan, ketenangan hati, dan pertumbuhan spiritual melalui kesabaran, doa, dan tawakal.
✅ Sosial – Al-Faraj adalah datangnya keadilan setelah kezaliman, yang berpuncak pada kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai penegak keadilan terakhir.
Maka, menunggu Al-Faraj bukan hanya sikap pasif, tetapi harus diiringi dengan kesabaran, usaha, dan doa, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait (as).
Para mufasir Al-Qur’an menafsirkan istilah Al-Faraj (الفرج) sebagai kelapangan, pelepasan dari kesulitan, atau pertolongan Allah yang datang setelah masa-masa sulit. Makna ini sejalan dengan penggunaan kata “fa-ra-j” dalam bahasa Arab yang berarti “terlepas dari kesedihan dan kegundahan” .
Dalam konteks tafsir, Al-Faraj sering dikaitkan dengan janji Allah bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Para mufasir menekankan pentingnya kesabaran dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi cobaan, dengan keyakinan bahwa pertolongan dan kelapangan akan datang pada waktunya.
Selain itu, dalam tradisi Islam, khususnya dalam ajaran Ahlul Bait, Al-Faraj juga merujuk pada kedatangan Imam Mahdi (af) yang diyakini akan membawa keadilan dan menghapus kezaliman di dunia. Penantian akan Al-Faraj dalam konteks ini mengajarkan umat untuk tetap berharap dan berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik di bawah naungan keadilan ilahi.
Secara keseluruhan, para mufasir menafsirkan Al-Faraj sebagai konsep yang mengajarkan umat untuk selalu bersabar, berdoa, dan berharap kepada Allah dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, dengan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti akan diikuti oleh kemudahan dan pertolongan dari-Nya.
Dalam tafsir Syiah, Al-Faraj (الفرج) memiliki makna yang luas dan mendalam, yang mencakup jalan keluar dari kesulitan, pertolongan Allah, kemenangan bagi orang beriman, serta kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai Al-Faraj terbesar. Para mufasir Syiah sering menafsirkan Al-Faraj dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kesabaran, ujian, dan janji pertolongan Allah.
Berikut adalah beberapa pandangan mufasir Syiah tentang Al-Faraj:
1. Al-Faraj sebagai Kemudahan setelah Kesulitan
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
📝 Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):
Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan hukum Allah dalam kehidupan manusia, bahwa setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar. Ia menafsirkan kata “اليسر” (kemudahan) sebagai pertolongan Allah yang datang setelah cobaan, baik dalam bentuk materi, spiritual, maupun sosial.
2. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar bagi Orang Bertakwa
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
(QS. At-Talaq: 2)
📝 Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Ali bin Ibrahim Al-Qummi):
Syaikh Al-Qummi dalam tafsirnya menyebut bahwa Al-Faraj dalam ayat ini mencakup dua hal:
1. Jalan keluar dalam kehidupan dunia, yaitu pertolongan Allah dalam menghadapi kesulitan.
2. Jalan keluar di akhirat, yaitu terbebas dari siksa dan mendapatkan surga.
Ia juga mengaitkan ayat ini dengan kemunculan Imam Mahdi (af) sebagai jalan keluar dari fitnah dan kezaliman di akhir zaman.
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Ilahi bagi Kaum yang Tertindas
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).”
(QS. Al-Qasas: 5)
📝 Tafsir Mir’atul Anwar (Syaikh Al-Asfahani): Dalam tafsir ini, Al-Faraj dikaitkan dengan kebangkitan Imam Mahdi (af) yang akan mengangkat orang-orang yang tertindas dan menghapuskan kezaliman. Tafsir ini juga mengaitkan ayat ini dengan hadis dari Rasulullah (saw) bahwa akhir zaman akan dipenuhi dengan kezaliman, tetapi kemudian akan datang pemimpin dari Ahlul Bait (Imam Mahdi) yang membawa keadilan ke seluruh dunia.
4. Al-Faraj sebagai Ganjaran bagi Orang Sabar
“Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)
📝 Tafsir Al-Burhan (Syaikh Al-Bahrani):”Syaikh Al-Bahrani dalam tafsirnya menyebutkan bahwa kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah kunci untuk mendapatkan Al-Faraj. Ia menukil hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, ketahuilah bahwa Al-Faraj sudah dekat.”
Hadis ini menunjukkan bahwa semakin besar ujian yang dihadapi seseorang, semakin dekat pula pertolongan Allah yang akan datang.
5. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af) dan Keadilan di Dunia
“Dan sungguh, Kami telah menuliskan dalam Zabur setelah (tertulis) dalam Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.”
(QS. Al-Anbiya: 105)
📝 Tafsir Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):”Allamah Thabathabai dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini merupakan janji Allah tentang kemenangan kaum yang beriman. Ia menyebut bahwa menurut Ahlul Bait (as), Al-Faraj terbesar adalah kebangkitan Imam Mahdi (af), yang akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah dipenuhi dengan kezaliman.
📝 Tafsir Majma’ Al-Bayan (Syaikh Thabarsi): Syaikh Thabarsi menafsirkan bahwa hamba-hamba yang saleh dalam ayat ini adalah para pengikut Imam Mahdi (af), yang akan menjadi pewaris bumi ketika keadilan ditegakkan.
6. Al-Faraj sebagai Hasil dari Doa dan Permohonan kepada Allah
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.”
(QS. Ghafir: 60)
📝 Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):”Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa doa adalah salah satu sarana utama untuk mendapatkan Al-Faraj. Ia mengutip hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):”Perbanyaklah doa untuk mempercepat Al-Faraj, karena itu adalah solusi dari kesulitan kalian.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 53, Hal. 181)
7. Al-Faraj sebagai Balasan bagi Orang yang Beriman dan Beramal Saleh
“Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
(QS. An-Nahl: 97)
📝 Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Ali bin Ibrahim Al-Qummi):
Dalam tafsirnya, Syaikh Al-Qummi menafsirkan bahwa kehidupan yang baik (حَيَاةً طَيِّبَةً) dalam ayat ini adalah Al-Faraj dalam kehidupan dunia dan akhirat. Orang yang istiqamah dalam iman dan amal saleh akan mendapatkan kemudahan, ketenangan, dan kebahagiaan dari Allah.
8. Al-Faraj sebagai Pembebasan dari Kezaliman oleh Para Imam Ahlul Bait (as)
“Dan Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
(QS. As-Sajdah: 24)
📝 Tafsir Al-Burhan (Syaikh Al-Bahrani):”Syaikh Al-Bahrani menyebut bahwa ayat ini berbicara tentang para Imam Ahlul Bait (as) yang menjadi sumber hidayah dan pembebasan umat dari kezaliman. Puncaknya adalah kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai Al-Faraj terbesar, yang akan menuntun manusia menuju keadilan sejati.
9. Al-Faraj sebagai Akhir dari Ujian dan Kesulitan Hidup
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak akan diuji?”(QS. Al-Ankabut: 2)
📝 Tafsir Majma’ Al-Bayan (Syaikh Thabarsi):”Syaikh Thabarsi menjelaskan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan manusia, tetapi bagi mereka yang bersabar dan bertawakal, Al-Faraj pasti akan datang. Dalam hadis disebutkan:
Imam Ali Zainal Abidin (as) bersabda:”Terkadang seseorang berputus asa, padahal Al-Faraj sudah sangat dekat.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Pemenuhan Janji Allah tentang Kemenangan Islam
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkan agama ini atas semua agama, meskipun orang-orang musyrik membencinya.”(QS. At-Taubah: 33)
📝 Tafsir Tafsir As-Safi (Mulla Muhsin Al-Kashani):”Mulla Al-Kashani menjelaskan bahwa ayat ini adalah janji Allah bahwa Islam akan menang secara mutlak di bawah kepemimpinan Imam Mahdi (af). Ini adalah Al-Faraj global, di mana seluruh dunia akan dipenuhi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.
Kesimpulan :
Dari tafsir mufasir Syiah, Al-Faraj memiliki makna yang lebih luas dari sekadar kebangkitan Imam Mahdi (af). Ini mencakup:
✅ Spiritual: Doa, amal saleh, kesabaran, dan tawakal membawa Al-Faraj dalam kehidupan individu.
✅ Sosial: Al-Faraj terjadi ketika umat terbebas dari kezaliman dan dituntun oleh para Imam (as) menuju keadilan.
✅ Eskatologis: Al-Faraj terbesar adalah kemenangan Islam secara global di bawah kepemimpinan Imam Mahdi (af).
Kesimpulannya, Al-Faraj bukan sekadar menunggu keajaiban, tetapi harus diusahakan melalui kesabaran, ibadah, perjuangan melawan kezaliman, dan penguatan iman.
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat, Al-Faraj bukan hanya sekadar jalan keluar dari kesulitan atau kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi makna terdalamnya adalah tersingkapnya hakikat Ilahi dalam hati seorang hamba.
Para arif Syiah melihat Al-Faraj sebagai terbukanya hijab antara hamba dengan Allah, yang membawa cahaya makrifat, ketenangan batin, dan kesempurnaan spiritual. Berikut adalah 10 makna Al-Faraj menurut ahli makrifat dan hakikat:
1. Al-Faraj sebagai Fana’ dalam Cahaya Ilahi
Al-Faraj tertinggi adalah saat seseorang mencapai fana’ (lenyapnya ego) dalam Allah (swt).
“Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 115)
📝 Syaikh Ibn Arabi:”Hakikat Al-Faraj adalah saat hijab antara hamba dan Tuhan tersingkap, sehingga ia melihat hanya Allah dalam segala sesuatu.”
📝 Syaikh al-Kasani (murid Sayyid Haidar Amuli, seorang arif Syiah):
“Seseorang tidak akan mencapai Al-Faraj sejati hingga ia bebas dari belenggu dunia dan hanya melihat Allah sebagai satu-satunya wujud yang hakiki.”
2. Al-Faraj sebagai Makrifat kepada Allah
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (mengenal-Ku).”(QS. Adz-Dzariyat: 56)
📝 Sayyid Haidar Amuli (arif Syiah abad ke-14):”Al-Faraj sejati bukanlah sekadar kemenangan duniawi, tetapi tersingkapnya hakikat Allah dalam hati seorang arif.”
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Jika seseorang telah mencapai makrifat kepada Allah, maka segala kesempitan dunia tidak lagi berarti baginya, dan ia telah mencapai Al-Faraj.”
3. Al-Faraj sebagai Tajalli (Manifestasi) Nur Muhammad (saw) dalam Diri Hamba
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang jelas.”
(QS. Al-Ma’idah: 15)
📝 Sayyid Haydar Amuli:
“Al-Faraj terbesar adalah saat Nur Muhammad (hakikat kenabian) menyinari hati seorang hamba, sehingga ia melihat segala sesuatu dengan cahaya kenabian.”
4. Al-Faraj sebagai Kesempurnaan Ibadah melalui Iman Hakiki
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai keyakinan (hakikat) datang kepadamu.”
(QS. Al-Hijr: 99)
Imam Ali as ; “Aku tidak menyembah Tuhan karena takut neraka atau menginginkan surga, tetapi karena Dia layak untuk disembah. Inilah Al-Faraj yang hakiki.”
5. Al-Faraj sebagai Sirr (Misteri) yang Hanya Diketahui oleh Ahlul Hakikat
“Dan Dia mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah: 151)
📝 Sayyid Ibn Thawus:”Al-Faraj bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh akal biasa. Ia adalah rahasia yang hanya diketahui oleh mereka yang telah menempuh jalan hakikat.”
6. Al-Faraj sebagai Perjalanan dari Nafs (Jiwa) ke Ruh (Spirit Ilahi)
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.”
(QS. Al-Fajr: 27-28)
📝 Syaikh Al-Kashani:”Al-Faraj terjadi ketika seseorang meninggalkan nafsu duniawi dan mencapai kedamaian dalam ruhnya yang bersatu dengan cahaya Ilahi.”
7. Al-Faraj sebagai Hakikat Menunggu Imam Mahdi (af) dalam Diri Sendiri
“Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”(QS. Ar-Ra’d: 11)
📝 Syaikh Muhyiddin Ibn Arabi:
“Menunggu Al-Faraj bukan sekadar menanti kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi menemukan hakikat Mahdawiyah dalam diri sendiri, yaitu kesempurnaan ruhani.”
8. Al-Faraj sebagai Kematian Sebelum Kematian (Mati Sebelum Mati)
“Setiap jiwa akan merasakan mati.”
(QS. Al-Ankabut: 57)
📝 Hadis Nabi (saw):
“Matilah sebelum kamu mati, karena dalam kematian (spiritual) terdapat kehidupan sejati.”
📝 Imam Ali (as):”Barang siapa mengenal dirinya, maka ia telah mencapai Al-Faraj sejati.”
9. Al-Faraj sebagai Hilangnya Dualitas antara Hamba dan Tuhan
“Dialah yang Awal dan Akhir, yang Zhahir dan Batin.”(QS. Al-Hadid: 3)
📝 Allamah Thabathabai:
“Ketika seseorang melihat bahwa dirinya dan seluruh alam semesta tidak memiliki keberadaan sendiri kecuali karena Allah, itulah Al-Faraj.”
10. Al-Faraj sebagai Kembali kepada Fitratullah (Sifat Ketuhanan dalam Diri Manusia)
”(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya.”(QS. Ar-Rum: 30)
📝 Syaikh Al-Fudhail:
“Al-Faraj sejati adalah saat seseorang kembali kepada fitrah sucinya dan melihat bahwa dirinya adalah pantulan dari sifat-sifat Ilahi.”
Kesimpulan
Menurut ahli makrifat dan hakikat:
✅ Al-Faraj bukan hanya tentang kemenangan fisik atau duniawi, tetapi tentang tersingkapnya hakikat Ilahi dalam diri manusia.
✅ Al-Faraj sejati adalah kesadaran bahwa hanya Allah yang ada, dan segala sesuatu selain-Nya hanyalah manifestasi dari-Nya.
✅ Menunggu Al-Faraj bukan berarti pasif, tetapi perjalanan menuju penyucian jiwa dan mencapai kesempurnaan spiritual.
Jadi, bagi para arif, Al-Faraj adalah kembalinya manusia kepada Tuhan dalam keadaan makrifat, bebas dari ego dan keterikatan dunia.
Menurut ahli hakikat Syiah, Al-Faraj (الفرج) bukan sekadar pembebasan dari kesulitan duniawi atau kemenangan fisik, tetapi jalan menuju penyaksian hakikat Ilahi, tersingkapnya nur (cahaya) makrifat, serta kebebasan dari keterikatan dunia dan nafsu. Al-Faraj sejati adalah tersingkapnya realitas ketuhanan dalam hati seorang insan kamil (manusia sempurna).
Berikut makna Al-Faraj menurut ahli hakikat Syiah, berdasarkan ajaran para arif dan sufi Syiah:
1. Al-Faraj sebagai Tajalli (Manifestasi) Hakikat Allah dalam Hati
“Ke manapun kamu menghadap, di sanalah Wajah Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 115)
📝 Sayyid Haidar Amuli (arif Syiah abad ke-14):”Al-Faraj terbesar adalah saat hijab-hijab antara hamba dan Tuhan tersingkap, dan ia menyaksikan Allah di setiap gerak dan diamnya.”
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Barang siapa mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya. Itulah hakikat Al-Faraj.”
2. Al-Faraj sebagai Fana’ Fillah (Melebur dalam Allah)
“Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah-Nya.”(QS. Al-Qasas: 88)
📝 Ibnu Arabi dalam “Fusus al-Hikam”:”Ketika seorang hamba mencapai fana’ (lenyapnya ego), ia tidak lagi melihat dirinya sebagai wujud independen, melainkan hanya sebagai refleksi dari Tuhan. Inilah Al-Faraj hakiki.”
3. Al-Faraj sebagai Penyingkapan Rahasia Ahlul Bait (as)
“Tidak seorang pun mengetahui ilmu hakikat kecuali mereka yang telah disucikan.”(QS. Al-Waqi’ah: 79)
📝 Sayyid Ibn Thawus:”Al-Faraj adalah ketika seseorang mencapai hakikat wilayah (kedekatan spiritual) dengan Ahlul Bait (as), sehingga ilmu batin tersingkap baginya.”
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Seandainya orang-orang mengetahui keindahan perkataan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami. Itulah Al-Faraj bagi hati yang mencari kebenaran.”
4. Al-Faraj sebagai Cahaya Nur Muhammad (saw) dalam Diri
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang jelas.”(QS. Al-Ma’idah: 15)
📝 Syaikh Rajab Borsi (arif Syiah abad ke-14):”Nur Muhammad adalah cahaya yang menerangi alam semesta. Al-Faraj sejati adalah ketika cahaya itu memancar dalam hati seorang arif.”
5. Al-Faraj sebagai Kematian Sebelum Kematian
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.”(QS. Al-Ankabut: 57)
📝 Hadis Rasulullah (saw):
“Matilah sebelum kamu mati, karena dalam kematian (spiritual) terdapat kehidupan sejati.”
📝 Allamah Thabathabai:”Al-Faraj adalah ketika seseorang ‘mati dari dirinya sendiri’ dan hidup dalam hakikat Allah.”
6. Al-Faraj sebagai Sirr (Misteri) yang Hanya Diketahui oleh Ahlul Hakikat
“Dan Dia mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah: 151)
📝 Sayyid Haidar Amuli:
“Al-Faraj bukanlah sekadar peristiwa historis, tetapi sebuah sirr (rahasia) yang hanya diketahui oleh mereka yang menempuh jalan hakikat.”
7. Al-Faraj sebagai Kebangkitan Imam Mahdi (af) dalam Diri
“Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”(QS. Ar-Ra’d: 11)
📝 Syaikh Muhyiddin Ibn Arabi:
“Menunggu Al-Faraj bukan sekadar menanti kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi menemukan hakikat Mahdawiyah dalam diri sendiri, yaitu kesempurnaan ruhani.”
8. Al-Faraj sebagai Hakikat Menyaksikan ‘Aynul Yaqin (Mata Hati)
“Sekali-kali tidak! Jika kamu mengetahui dengan ilmu yang yakin, niscaya kamu akan melihat neraka.”
(QS. At-Takatsur: 5-6)
📝 Syaikh Al-Kashani:”Al-Faraj terjadi ketika seseorang melihat dengan ’Aynul Yaqin, bukan sekadar dengan akal atau mata fisik.”
9. Al-Faraj sebagai Hilangnya Dualitas antara Hamba dan Tuhan
“Dialah yang Awal dan Akhir, yang Zhahir dan Batin.”(QS. Al-Hadid: 3)
📝 Allamah Thabathabai:”Ketika seseorang melihat bahwa dirinya dan seluruh alam semesta tidak memiliki keberadaan sendiri kecuali karena Allah, itulah Al-Faraj.”
10. Al-Faraj sebagai Kembali kepada Fitratullah (Sifat Ketuhanan dalam Diri Manusia)
”(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya.”(QS. Ar-Rum: 30)
📝 Syaikh Al-Fudhail:”Al-Faraj sejati adalah saat seseorang kembali kepada fitrah sucinya dan melihat bahwa dirinya adalah pantulan dari sifat-sifat Ilahi.”
Kesimpulan
Menurut ahli hakikat Syiah, Al-Faraj bukan hanya peristiwa eksternal (seperti kemenangan politik atau sosial), tetapi peristiwa batin yang terjadi dalam hati seorang insan kamil.
✅ Al-Faraj adalah tersingkapnya hakikat Ilahi dalam hati manusia.
✅ Al-Faraj sejati bukan hanya menunggu Imam Mahdi (af), tetapi menghidupkan Mahdawiyah dalam diri sendiri.
✅ Al-Faraj terjadi ketika seseorang melebur dalam kehendak Allah dan menyadari bahwa tidak ada yang wujud selain-Nya.
Para arif Syiah menekankan bahwa menunggu Al-Faraj bukan berarti pasif, melainkan perjalanan spiritual untuk menyucikan hati agar mampu menyaksikan Allah dalam segala sesuatu.
Kisah dan cerita tentang Al-Faraj yang menunjukkan bagaimana jalan keluar dan cahaya Ilahi datang kepada mereka yang bersabar dan memiliki makrifat.
1. Al-Faraj Nabi Yunus (as): Kegelapan yang Berubah Menjadi Cahaya
“Maka Kami memperkenankan (doanya) dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”(QS. Al-Anbiya: 88)
Nabi Yunus (as) berada dalam tiga kegelapan: malam, perut ikan, dan kedalaman laut. Dalam keadaan tanpa harapan, ia berdoa dengan penuh makrifat:
“Laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin.”
Allah pun membebaskannya. Pelajaran: Al-Faraj datang ketika seseorang mengakui kebutuhannya kepada Allah dan melepaskan egonya.
2. Al-Faraj Imam Musa Al-Kazhim (as): Kesabaran dalam Penjara
“Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 153)
Imam Musa Al-Kazhim (as) dipenjara bertahun-tahun oleh Harun Al-Rasyid. Saat ditanya, “Apakah engkau tidak meminta pertolongan?” Beliau menjawab:”Aku telah menyerahkan urusanku kepada Allah. Al-Faraj akan datang dari-Nya, bukan dari manusia.”
Akhirnya, kezaliman Harun terbongkar, dan Imam tetap dikenang sebagai manusia suci, sementara Harun lenyap dalam kehinaan. Pelajaran: Al-Faraj bukan hanya kebebasan fisik, tetapi kebebasan hati dari kecemasan.
3. Al-Faraj Seorang Arif: Sayyid Ibn Thawus dan Hikmah dalam Kesulitan
“Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah: 6)
Sayyid Ibn Thawus adalah seorang arif Syiah yang sering mengalami kesulitan karena kecintaannya pada Ahlul Bait (as). Suatu hari, ia ditanya:
“Mengapa engkau tidak takut pada penguasa zalim?” Ia menjawab:
“Karena aku telah melihat bahwa semua urusan sudah selesai di Lauhul Mahfuz, dan Al-Faraj akan datang pada waktunya.”
Pelajaran: Seorang arif sejati tidak melihat dunia sebagai tempat penderitaan, tetapi sebagai perjalanan menuju Allah.
4. Al-Faraj Nabi Ibrahim (as): Api yang Menjadi Sejuk
“Wahai api! Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”
(QS. Al-Anbiya: 69)
Nabi Ibrahim (as) dilemparkan ke dalam api oleh Namrud. Namun, ketika ia berserah diri sepenuhnya kepada Allah, api pun menjadi sejuk baginya. Pelajaran: Al-Faraj terjadi ketika seseorang tidak melihat kekuatan selain Allah.
5. Al-Faraj Sayyid Haidar Amuli: Penemuan Hakikat dalam Kesendirian
Sayyid Haidar Amuli, seorang arif besar Syiah, pernah mengalami keterasingan karena ditolak oleh orang-orang yang tidak memahami hakikat. Dalam kesendirian, ia berkata:”Aku kehilangan dunia, tetapi aku menemukan Tuhan. Itulah Al-Faraj sejati.” Pelajaran: Al-Faraj sering kali datang bukan dalam bentuk duniawi, tetapi dalam bentuk makrifat.
6. Al-Faraj Imam Ali Zainal Abidin (as): Doa yang Mengubah Hati
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.”(QS. Ghafir: 60)
Setelah tragedi Karbala, Imam Ali Zainal Abidin (as) menjadi tawanan Yazid. Namun, dengan doa dan kesabarannya, banyak orang yang mulai mencintainya. Doanya dalam Sahifah Sajjadiyah menjadi sumber Al-Faraj bagi umat hingga hari ini.
Pelajaran: Al-Faraj sejati bukan hanya kebebasan fisik, tetapi kemenangan ruhani.
7. Al-Faraj Nabi Yusuf (as): Dari Penjara ke Istana
“Sesungguhnya bersama kesabaran ada kemenangan.”(QS. Ali Imran: 200)
Nabi Yusuf (as) dipenjara karena fitnah, tetapi ia tetap bersabar. Ketika waktunya tiba, ia diangkat menjadi penguasa Mesir. Pelajaran: Al-Faraj datang bagi mereka yang tetap bertakwa meski dalam ujian.
8. Al-Faraj Imam Mahdi (af): Cahaya di Tengah Kegelapan
“Dan Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan menjadikan mereka pemimpin dan pewaris.”
(QS. Al-Qashash: 5)
Imam Mahdi (af) adalah lambang Al-Faraj terbesar, di mana seluruh dunia akan dibebaskan dari kezaliman. Namun, para arif mengatakan:
“Jangan hanya menunggu Imam Mahdi, tetapi bangkitlah menjadi bagian dari Al-Faraj itu sendiri.”
Pelajaran: Al-Faraj bukan hanya tentang perubahan eksternal, tetapi perubahan batin dalam diri kita sendiri.
9. Al-Faraj Sufi Syiah: Kisah Seorang Murid dan Gurunya
Seorang murid bertanya kepada gurunya:
“Kapan aku akan menemukan jalan keluar dari semua masalahku?”
Gurunya menjawab:
“Ketika engkau menyadari bahwa semua yang terjadi adalah dari-Nya dan untuk-Nya.”
Setelah bertahun-tahun, murid itu berkata:
“Sekarang aku mengerti. Tidak ada masalah, karena semua sudah diatur oleh-Nya.”
Pelajaran: Al-Faraj datang ketika seseorang menerima ketentuan Allah dengan hati yang ridha.
10. Al-Faraj dalam Kematian: Kisah Salman Al-Farisi
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.”
(QS. Al-Fajr: 27-28)
Ketika Salman Al-Farisi (ra) wafat, ia tersenyum. Ketika ditanya mengapa, ia berkata:”Hari ini adalah hari Al-Faraj-ku, hari aku bertemu dengan Kekasihku (Allah).”Pelajaran: Al-Faraj sejati adalah ketika seorang hamba kembali kepada Allah dalam keadaan suci.
Kesimpulan
Dari 10 kisah ini, kita belajar bahwa Al-Faraj tidak selalu berupa perubahan duniawi, tetapi lebih sering merupakan perubahan batin:
✅ Al-Faraj adalah tersingkapnya hakikat Allah dalam hati.
✅ Al-Faraj datang ketika seseorang berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
✅ Menunggu Al-Faraj berarti memperbaiki diri agar siap menerima cahaya Ilahi.
Al-Faraj sejati bukan hanya menanti pertolongan eksternal, tetapi menemukan ketenangan, makrifat, dan cahaya Allah dalam diri kita sendiri.
Manfaat Al-Faraj: Al-Faraj (jalan keluar atau pembebasan dari kesulitan) dalam ajaran Ahlul Bait (as) dan ahli hakikat Syiah bukan sekadar kebebasan dari masalah duniawi, tetapi juga penyucian jiwa dan kedekatan dengan Allah.
Manfaat Al-Faraj menurut perspektif makrifat dan hakikat:
1. Membuka Hijab antara Hamba dan Allah
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan jalan keluar (Al-Faraj) baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Talaq: 2-3)
Al-Faraj bukan hanya terbebas dari masalah, tetapi juga tersingkapnya hakikat Ilahi yang sebelumnya tersembunyi.
2. Membawa Ketenangan Hati
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Ketika seseorang mengalami Al-Faraj sejati, hatinya akan dipenuhi ketenangan dan kedamaian, terlepas dari kondisi eksternal.
3. Meningkatkan Makrifat kepada Allah
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku (mengenal-Ku).”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Al-Faraj mengajarkan seseorang untuk menyadari bahwa semua urusan diatur oleh Allah, sehingga makrifatnya meningkat.
4. Menjadikan Seseorang Lebih Bersyukur
“Jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) untuk kalian.”(QS. Ibrahim: 7)
Orang yang mengalami kesulitan dan mendapatkan Al-Faraj akan lebih menghargai nikmat Allah dan menjadi lebih bersyukur.
5. Membantu Mencapai Kesempurnaan Ruhani
📖 Hadis Imam Ali (as):”Kesabaran dalam ujian membawa seseorang menuju kesempurnaan.”
Kesulitan dan Al-Faraj adalah bagian dari perjalanan ruhani yang membantu seseorang mencapai kedekatan dengan Allah.
6. Membuka Pintu Rezeki dan Kemudahan Hidup
“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya.”
(QS. At-Talaq: 3)
Dengan keyakinan kepada Allah, seseorang akan melihat rezeki dan kemudahan yang tidak ia duga sebelumnya.
7. Menjadikan Seseorang Lebih Tawakal dan Sabar
📖 Hadis Rasulullah (saw):”Sabar adalah kunci pembuka Al-Faraj.”
Orang yang memahami Al-Faraj akan lebih sabar dan tidak mudah gelisah dalam menghadapi ujian hidup.
8. Memperkuat Hubungan dengan Ahlul Bait (as)
📖 Hadis Imam Ja’far Shadiq (as):
“Menunggu Al-Faraj adalah ibadah paling utama.”
Menanti Al-Faraj sejati berarti memperbaiki diri agar siap menyambut Imam Mahdi (af) dan mendapatkan bimbingan dari Ahlul Bait (as).
9. Menghapus Dosa dan Kesalahan
“Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah: 6)
Kesulitan yang dihadapi sebelum Al-Faraj sering kali merupakan sarana penghapusan dosa dan penyucian jiwa.
10. Membawa Cahaya Ilahi ke dalam Hati
“Allah adalah cahaya langit dan bumi.”(QS. An-Nur: 35)
Ketika seseorang mencapai Al-Faraj hakiki, hatinya menjadi cermin bagi cahaya Ilahi dan dipenuhi ketenangan serta hikmah.
Doa Al-Faraj
Para arif dan Ahlul Bait (as) mengajarkan banyak doa untuk meminta Al-Faraj. Berikut adalah beberapa doa yang sangat dianjurkan:
1. Doa Al-Faraj Imam Mahdi (af)
“Allahumma kun li-waliyyika al-hujjat ibnil hasan, salawatuka ‘alayhi wa ‘ala aaba’ih, fi hadzihis sa’ati wa fi kulli sa’ah, waliyyan wa hafizhan wa qa’idan wa nashiran wa dalilan wa ‘ayna, hatta tuskinahu ardhaka thaw’an wa tumatti’ahu fiha thawiila.”
Makna:
“Ya Allah, jadilah Pelindung bagi Wali-Mu, Al-Hujjat Ibnul Hasan, dalam setiap waktu dan keadaan, hingga Engkau meneguhkan pemerintahannya di bumi dan memperpanjang keberadaannya di dalamnya.”
✅ Mengundang Al-Faraj pribadi dan kolektif
✅ Mendekatkan diri kepada Imam Mahdi (af)
2. Doa Nabi Yunus (as) dalam Kesulitan
“Laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin.”
“Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
✅ Menjadi jalan keluar dari kesulitan
✅ Diajarkan langsung dalam Al-Qur’an
3. Doa Al-Faraj dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as)
“Yaa man idza daaqatil umuur fatajjiha, idzaa nazalatil balaa’ kafaha, ajil farajana wa farajal muslimiin.”
“Wahai Tuhan yang ketika segala urusan menjadi sempit, Engkau memberinya jalan keluar. Wahai Tuhan yang ketika bala’ turun, Engkau yang menolaknya. Segerakanlah Al-Faraj bagi kami dan bagi kaum Muslimin.”
✅ Membantu mengatasi masalah dan kesulitan
✅ Mendatangkan ketenangan hati
4. Doa Al-Faraj dari Imam Ali Zainal Abidin (as)
“Ya Allah, tidak ada yang mengangkat kesulitan kecuali Engkau. Aku memohon kepada-Mu dengan hak Muhammad dan Aali Muhammad, berilah aku jalan keluar dari segala kesempitan dan bebaskan aku dari segala kesulitan.”
✅ Mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan
✅ Menghubungkan diri dengan Ahlul Bait (as)
Kesimpulan
✅ Al-Faraj bukan hanya jalan keluar duniawi, tetapi juga perjalanan menuju makrifat dan penyaksian hakikat Ilahi.
✅ Al-Faraj sejati terjadi ketika seseorang mencapai kesempurnaan ruhani dan menyadari bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.
✅ Doa dan kesabaran adalah kunci utama dalam meraih Al-Faraj.
💡 Jika ingin merasakan Al-Faraj sejati, seseorang harus mempersiapkan hatinya untuk menerima cahaya Ilahi.
Doa Faraj dari Rasulullah SAW beliau menyebut doa ini doa Al-Faraj :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ
يَا مَنْ عَلَا فَقَهَرَ ، وَ يَا مَنْ بَطَنَ فَخَبَرَ
وَ يَا مَنْ مَلَكَ فَقَدَرَ ، وَ يَا مَنْ عُبِدَ فَشَكَرَ
وَ يَا مَنْ عُصِىَ فَغَفَرَ يَا مَنْ لَا يُحِيطُ بِهِ الْفِكَرُ
يَا مَنْ لَا يُدْرِكُهُ بَصَرٌ وَ يَا مَنْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ أَثَرٌ
يَا عَالِيَ الْمَكَانِ يَا شَدِيدَ الْأَرْكَانِ
يَا مُنْزِلَ الْفُرْقَانِ يَا مُبَدِّلَ الزَّمَانِ
يَا قَابِلَ الْقُرْبَانِ يَا نَيِّرَ الْبُرْهَانِ
يَا عَظِيمَ الشَّأْنِ يَا ذَا الْمَنِّ وَ الْإِحْسَانِ
وَ يَا ذَا الْعِزَّةِ وَ السُّلْطَانِ يَا رَحِيمُ يَا رَحْمَانُ
يَا رَبَّ الْأَرْبَابِ يَا تَوَّابُ يَا وَهَّابُ
يَا مُعْتِقَ الرِّقَابِ يَا مُنْشِئَ السَّحَابِ
يَا مَنْ حَيْثُ مَا دُعِيَ أَجَابَ
يَا مُرْخِصَ الْأَسْعَارِ يَا مُنِزِلَ الْأَمْطَارِ
يَا مُنْبِتَ الْأَشْجَارِ فِي الْأَرْضِ الْقِفَارِ
يَا مُخْرِجَ النَّبَاتِ يَا مُحْيِيَ الْأَمْوَاتِ
يَا مُقِيلَ الْعَثَرَاتِ يَا كَاشِفَ الْكُرُبَاتِ
يَا مَنْ لَا تُضْجِرُهُ الْأَصْوَاتُ
وَ لَا تَشْتَبِهُ عَلَيْهِ اللُّغَاتُ
وَ لَا تَغْشَاهُ الظُّلُمَاتُ
يَا مُعْطِيَ السُؤْلَاتِ يَا وَلِيَّ الْحَسَنَاتِ
يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ يَا قَابِلَ الصَّدَقَاتِ
يَا قَابِلَ التَّوْبَاتِ يَا عَالِمَ الْخَفِيَّاتِ
يَا مُجِيبَ الدَّعَوَاتِ يَا رَافِعَ الدَّرَجَاتِ
يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ يَا رَاحِمَ الْعَبَرَاتِ
يَا مُنْجِحَ الطَّلِبَاتِ يَا مُنْزِلَ الْبَرَكَاتِ
يَا جَامِعَ الشَّتَاتِ يَا رَادَّ مَا كَانَ فَاتَ
يَا جَمَالَ الْأَرَضِينَ وَ السَّمَاوَاتِ
يَا سَابِغَ النِّعَمِ يَا كَاشِفَ الْأَلَمِ يَا شَافِيَ السَّقَمِ
يَا مَعْدِنَ الْجُوْدِ وَ الْكَرَمِ يَا أَجْوَدَ الْأَجْوَدِينَ-
يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ يَا أَسْمَعَ السَّامِعِينَ
يَا أَبْصَرَ النَّاظِرِينَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
يَا أَقْرَبَ الْأَقْرَبِينَ يَا إِلَهَ الْعَالَمِينَ
يَا غِيَاثَ الْمُسْتَغِيثِينَ يَا جَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ
يَا مُتَجَاوِزاً عَنِ الْمُسِيئِينَ
يَا مَنْ لَا يُعَجِّلُ عَلَى الْخَاطِئِينَ
يَا فَكَّاكَ الْمَأْسُورِينَ
يَا مُفَرِّجَ غَمِّ الْمَغْمُومِينَ
يَا جَامِعَ الْمُتَفَرِّقِينَ يَا مُدْرِكَ الْهَارِبِينَ
يَا غَايَةَ الطَّالِبِينَ يَا صَاحِبَ كُلِّ غَرِيبٍ
يَا مُونِسَ كُلِّ وَحِيدٍ يَا رَاحِمَ الشَّيْخِ الْكَبِيرِ
يَا رَازِقَ الطِّفْلِ الصَّغِيرِ يَا جَابِرَ الْعَظْمِ الْكَسِيرِ
يَا عِصْمَةَ الْخَائِفِ الْمُسْتَجِيرِ
يَا مَنْ لَهُ التَّدْبِيرُ وَ إِلَيْهِ التَّقْدِيرُ
يَا مَنِ الْعَسِيرُ عَلَيْهِ سَهْلٌ يَسِيرٌ
يَا مَنْ هُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ خَبِيرٌ-
يَا مَنْ هُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
يَا خَالِقَ السَّمَاءِ وَ الْقَمَرِ الْمُنِيرِ
يَا فَالِقَ الْإِصْبَاحِ يَا مُرْسِلَ الرِّيَاحِ
يَا بَاعِثَ الْأَرْوَاحِ يَا ذَا الْجُودِ وَ السَّمَاحِ
يَا مَنْ بِيَدِهِ كُلُّ مِفْتَاحٍ يَا عِمَادَ مَنْ لَا عِمَادَ لَهُ
يَا سَنَدَ مَنْ لَا سَنَدَ لَهُ يَا ذُخْرَ مَنْ لَا ذُخْرَ لَهُ
يَا عِزَّ مَنْ لَا عِزَّ لَهُ يَا كَنْزَ مَنْ لَا كَنْزَ لَهُ
يَا حِرْزَ مَنْ لَا حِرْزَ لَهُ يَا عَوْنَ مَنْ لَا عَوْنَ لَهُ
يَا رُكْنَ مَنْ لَا رُكْنَ لَهُ يَا غِيَاثَ مَنْ لَا غِيَاثَ لَهُ
يَا عَظِيمَ الْمَنِّ يَا كَرِيمَ الْعَفْوِ يَا حَسَنَ التَّجَاوُزِ
يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ
يَا مُبْتَدِئاً بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقَاقِهَا
يَا ذَا الْحُجَّةِ الْبَالِغَةِ يَا ذَا الْمُلْكِ وَ الْمَلَكُوتِ
يَا ذَا الْعِزَّةِ وَ الْجَبَرُوتِ يَا مَنْ هُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ
أَسْأَلُكَ بِعِلْمِكَ الْغُيُوبِ
وَ بِمَعْرِفَتِكَ مَا فِي ضَمَائِرِ الْقُلُوبِ
وَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ اصْطَفَيْتَهُ لِنَفْسِكَ
أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابٍ مِنْ كُتُبِكَ
أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
وَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى كُلِّهَا
حَتَّى انْتَهَى إِلَى اسْمِكَ الْعَظِيمِ الْأَعْظَمِ
الَّذِي فَضَّلْتَهُ عَلَى جَمِيعِ أَسْمَائِكَ
أَسْأَلُكَ بِهِ أَسْأَلُكَ بِهِ أَسْأَلُكَ بِهِ
أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ
وَ أَنْ تُيَسِّرَ لِي مِنْ أَمْرِي مَا أَخَافُ عُسْرَهُ
وَ تُفَرِّجَ عَنِّي الْهَمَّ وَ الْغَمَّ وَ الْكَرْبَ
وَ مَا ضَاقَ بِهِ صَدْرِي وَ عِيلَ بِهِ صَبْرِي
فَإِنَّهُ لَا يَقْدِرُ عَلَى فَرَجِي سِوَاكَ
وَ افْعَلْ بِي مَا أَنْتَ أَهْلُهُ
يَا أَهْلَ التَّقْوَى وَ أَهْلَ الْمَغْفِرَةِ
يَا مَنْ لَا يَكْشِفُ الْكَرْبَ غَيْرُهُ
وَ لَا يُجَلِّي الْحَزَنَ سِوَاهُ وَ لَا يُفَرِّجُ عَنِّي إِلَّا هُوَ
اكْفِنِي شَرَّ نَفْسِي خَاصَّةً وَ شَرَّ النَّاسِ عَامَّةً
وَ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَ أَصْلِحْ أُمُورِي
وَ اقْضِ لِي حَوَائِجِي وَ اجْعَلْ لِي مِنْ أَمْرِي فَرَجاً وَ مَخْرَجاً فَإِنَّكَ تَعْلَمُ وَ لَا أَعْلَمُ
وَ تَقْدِرُ وَ لَا أَقْدِرُ وَ أَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِين
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, wahai Allah, wahai Allah,
wahai Allah,wahai Dia yang Maha Tinggi sehingga berkuasa
atas segala sesuatu,wahai Dia yang Maha Tersembunyi sehingga mengetahui segala sesuatu,
wahai Dia yang Maha Memiliki sehingga berkuasa atas segala sesuatu,wahai Dia yang disembah
sehingga diberi syukur,
wahai Dia yang didurhakai
namun tetap mengampuni,
wahai Dia yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran,
wahai Dia yang tidak dapat ditangkap oleh penglihatan,
wahai Dia yang tidak tersembunyi dari-Nya segala jejak,
wahai Yang Maha Tinggi kedudukannya,wahai Yang Maha Kokoh kekuasaan-Nya,
wahai Yang Menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an), wahai Yang Mengubah zaman, wahai Yang Menerima kurban, wahai Yang Menerangi
dengan bukti-bukti-Nya,
wahai Yang Maha Agung
urusan-Nya,wahai Pemilik anugerah
dan kebaikan,wahai Pemilik kemuliaan dan kekuasaan.
Wahai Yang Maha Penyayang,
wahai Yang Maha Pengasih,
wahai Tuhan segala tuhan,
wahai Yang Maha Penerima tobat, wahai Yang Maha Pemberi,
wahai Yang Membebaskan hamba dari perbudakan,
wahai Yang Mengangkat awan,
wahai Dia yang apabila dimohon, pasti menjawab,
wahai Yang Menurunkan harga-harga, wahai Yang Menurunkan hujan, wahai Yang Menumbuhkan pepohonan di tanah tandus,
wahai Yang Mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, wahai Yang Menghidupkan orang-orang mati,
wahai Yang Mengampuni kesalahan-kesalahan, wahai Yang Menghilangkan kesulitan,
wahai Dia yang tidak pernah terganggu oleh suara-suara,
wahai Dia yang tidak tertukar bagi-Nya berbagai bahasa,
wahai Dia yang tidak diselubungi oleh kegelapan, wahai Yang Mengabulkan permohonan,
wahai Penolong kebaikan,
wahai Penghapus musibah,
wahai Penerima sedekah,
wahai Penerima tobat,
wahai Yang Maha Mengetahui segala yang tersembunyi,
wahai Yang Mengabulkan doa,
wahai Yang Meninggikan derajat,
wahai Yang Memenuhi segala kebutuhan, wahai Yang Maha Pengasih kepada orang-orang yang menangis, wahai Yang Mempermudah segala permintaan,
wahai Yang Menurunkan keberkahan, wahai Yang Mengumpulkan yang tercerai-berai,
wahai Yang Mengembalikan yang telah berlalu, wahai Keindahan bumi dan langit, wahai Pemberi nikmat yang luas, wahai Yang Menghilangkan rasa sakit,wahai Penyembuh penyakit,
wahai Sumber kedermawanan dan kemurahan.Wahai Yang Maha Dermawan di antara yang dermawan,wahai Yang Maha Mulia di antara yang mulia,
wahai Yang Maha Mendengar di antara yang mendengar,
wahai Yang Maha Melihat di antara yang melihat, wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi, wahai Yang Maha Dekat di antara yang dekat, wahai Tuhan seluruh alam, wahai Penolong orang-orang yang meminta pertolongan,wahai Pelindung orang-orang yang berlindung, wahai Yang Maha Memaafkan orang-orang yang berbuat dosa,wahai Dia yang tidak segera menghukum orang-orang yang berbuat kesalahan,
wahai Yang Membebaskan orang-orang yang terbelenggu,
wahai Yang Menghilangkan kesedihan orang-orang yang berduka,wahai Yang Mengumpulkan orang-orang yang tercerai-berai,
wahai Yang Mampu mengejar mereka yang melarikan diri,
wahai Tujuan semua pencari,
wahai Teman setiap orang yang sendirian,wahai Penghibur setiap yang kesepian, wahai Yang Mengasihi orang tua yang lemah,
wahai Yang Memberi rezeki kepada anak kecil yang tak berdaya,
wahai Yang Menyambung tulang yang patah, wahai Perlindungan bagi orang yang takut dan berlindung,
wahai Yang Memiliki segala urusan dan kepada-Nya segala keputusan,
wahai Dia yang menjadikan yang sulit menjadi mudah, wahai Dia yang Maha Mengetahui segala sesuatu,
wahai Dia yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Wahai Pencipta langit dan bulan yang bercahaya,
wahai Pembelah fajar, wahai Pengirim angin,wahai Yang Membangkitkan ruh,wahai Pemilik kemurahan dan kedermawanan, wahai Dia yang di tangan-Nya segala kunci, wahai Sandaran bagi yang tidak memiliki sandaran, wahai Pegangan bagi yang tidak memiliki pegangan, wahai Simpanan bagi yang tidak memiliki simpanan, wahai Kemuliaan bagi yang tidak memiliki kemuliaan, wahai Kekayaan bagi yang tidak memiliki kekayaan, wahai Perlindungan bagi yang tidak memiliki perlindungan,
wahai Pertolongan bagi yang tidak memiliki pertolongan,
wahai Tiang bagi yang tidak memiliki tiang, wahai Penolong bagi yang tidak memiliki penolong,
wahai Yang Maha Besar anugerah-Nya, wahai Yang Maha Mulia dalam memberi maaf, wahai Yang Baik dalam memberi pengampunan,
wahai Yang Luas ampunan-Nya,
wahai Yang Membentangkan kedua tangan-Nya dengan kasih sayang,
wahai Yang Memulai pemberian nikmat sebelum diminta, wahai Pemilik hujjah yang kuat, wahai Pemilik kerajaan dan kekuasaan,
wahai Pemilik kemuliaan dan keperkasaan, wahai Dia yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.
Aku memohon kepada-Mu dengan ilmu-Mu tentang segala yang gaib,
dengan pengetahuan-Mu tentang isi hati, dengan setiap nama yang Engkau pilih untuk diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-kitab-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu,
dengan seluruh nama-nama-Mu yang indah, hingga sampai kepada nama-Mu yang Maha Agung,
yang Engkau lebihkan atas semua nama-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengannya, aku memohon kepada-Mu dengannya, aku memohon kepada-Mu dengannya,
agar Engkau bersalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
agar Engkau memudahkan urusanku yang aku khawatirkan kesulitannya,
agar Engkau menghilangkan dariku kesedihan, kegelisahan, dan kesempitan, serta apa saja yang memberatkan dadaku dan melemahkan kesabaranku,
karena tiada yang mampu menghilangkan kesulitanku selain Engkau. Perlakukan aku sesuai dengan apa yang layak bagi-Mu,
wahai Pemilik ketakwaan dan ampunan, wahai Dia yang tidak ada yang dapat menghilangkan kesulitan kecuali Dia, yang tidak ada yang dapat menghapus kesedihan kecuali Dia, yang tidak ada yang dapat membebaskanku kecuali Dia,
cukupilah aku dari kejahatan diriku sendiri secara khusus,
dan dari kejahatan manusia secara umum, perbaikilah segala urusanku,
perbaikilah segala keadaanku,
penuhilah segala kebutuhanku,
berilah aku jalan keluar dan kemudahan dalam segala urusanku,
karena Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui,
Engkau berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi.Dan semoga salawat tercurah kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.
Semoga bermanfaat!!!!
Mohon Doa!!!!
Comments
Post a Comment