Makna : QS 35:6 (Jadikan Setan Musuhmu)

 Makna yang dalam dan bercahaya dari ayat:

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾ (QS. Fathir: 6)

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh. Ia hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”

1. Peringatan Ilahi Langsung

Allah tidak sekadar menyebut bahwa setan adalah musuh, tapi memerintahkan agar kita menjadikannya sebagai musuh. Ini menandakan bahaya setan sangat serius, bukan simbolik atau abstrak semata.

2. Musuh Abadi dan Tertua

Setan bukan musuh temporer, melainkan musuh spiritual tertua sejak penciptaan Adam. Ia memusuhi manusia bukan karena dunia, tapi karena kedengkian terhadap potensi manusia mendekat kepada Allah.

3. Permusuhan Aktif, Bukan Netral

Allah menegaskan bahwa setan mengajak secara aktif orang-orang untuk menjadi “hizb”-nya (golongannya), yaitu mereka yang mengikuti langkah-langkahnya menuju neraka (saʿīr).

4. Musuh dalam Diri, Bukan Sekadar Eksternal

Setan juga bersembunyi dalam bisikan nafs, ilusi, ketakutan, dan syahwat. Maka permusuhan ini menuntut perang batin dan mujahadah.

5. Setan Menginginkan Teman dalam Neraka

Ia tidak ingin sendiri binasa. Misi setan adalah menjatuhkan sebanyak mungkin manusia ke dalam kesengsaraan abadi. Inilah bentuk hasad dan kejamnya permusuhan setan.

6. Orang yang Tak Menjadikannya Musuh adalah Sahabatnya

Dalam tafsir irfani, diam terhadap setan berarti menyetujui ajakannya. Maka yang tidak melawannya, perlahan menjadi bagian dari hizb-nya tanpa sadar.

7. Penipuan Setan dalam Bentuk Halus

Setan tidak selalu menyerang secara frontal. Kadang ia datang dalam bentuk logika, perasaan baik, bahkan kebaikan palsu. Maka dibutuhkan bashirah (mata hati) yang tajam.

8. Allah Mengajari Strategi Melawan

Dengan berkata: “anggaplah dia musuh”, Allah mengajari kita untuk bersikap waspada, analitis, tidak gampang tertipu, dan terus-menerus melawan.

9. Tidak Ada Netralitas dalam Perang Ruhani

Manusia hanya punya dua arah: menjadi golongan Allah (حزب الله) atau golongan setan (حزب الشيطان). Maka setiap keputusan, niat, dan pikiran menentukan keberpihakan.

10. Cermin Kecintaan kepada Allah adalah Permusuhan terhadap Setan

Menurut ahli makrifat, barangsiapa cinta kepada Allah, ia pasti membenci setan dan menjauhi jalannya. Permusuhan kepada setan adalah bagian dari penghambaan sejati.


Makna ayat ;

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾ (QS. Fāṭir: 6)

menurut ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an:

1. Setan adalah musuh nyata sejak awal penciptaan manusia

﴿إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ﴾

(QS. Al-Baqarah: 168); Sesungguhnya ia (setan) adalah musuh yang nyata bagimu.”

2. Setan tidak punya kuasa kecuali membisik dan mengajak

﴿إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا﴾

(QS. An-Nisā’: 76); “Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.”

3. Setan menyesatkan dan menjanjikan harapan palsu

﴿يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا﴾  (QS. An-Nisā’: 120)

Setan menjanjikan mereka dan membangkitkan angan-angan kosong. Dan setan tidak menjanjikan mereka kecuali tipuan.”

4. Setan akan berlepas diri dari pengikutnya di akhirat

﴿إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ﴾

(QS. Ibrahim: 22); “Aku (setan) berlepas diri dari apa yang dahulu kamu sekutukan denganku.”

5. Setan membuat buruk tampak indah

﴿وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ﴾

(QS. Al-Ankabūt: 38):”Dan setan memperindah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka.”

6. Setan menghalangi jalan Allah

﴿فَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ﴾

(QS. Al-Baqarah: 168): “Maka janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.”

7. Setan memusuhi keluarga Adam dari awal

﴿فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا﴾

(QS. Al-Baqarah: 36):”Lalu setan membuat keduanya tergelincir dari surga.”

8. Setan memiliki pasukan dan jaringan pengaruh

﴿وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ﴾: (QS. Al-Anfāl: 48)

Dan ketika setan memperindah bagi mereka perbuatan mereka…”

9. Setan adalah ujian keimanan dan keikhlasan

﴿إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ﴾

(QS. Al-Ḥijr: 42):”Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu (setan) tidak mempunyai kekuasaan atas mereka.”

10. Allah memerintahkan untuk berlindung dari setan dengan zikir dan ta’awwudz

﴿فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾

(QS. Al-A‘rāf: 200):”Maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”


Makna ayat:

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

(QS. Fāṭir: 6): berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad (saw):

1. Setan menyusup dalam diri manusia; Rasulullah (saw) bersabda: Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah mengalir.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Makna: Setan bukan hanya makhluk luar, tapi berusaha masuk melalui bisikan jiwa, mengikuti aliran hawa nafsu dan keinginan.

2. Setan mengincar titik lemah manusia; Rasulullah (saw) bersabda:”Sesungguhnya setan duduk di jalan anak Adam, di jalan Islam, hijrah, jihad, dan setiap pintu kebaikan…”(HR. Ahmad dan Nasa’i)

Makna: Setan tidak hanya menggoda dalam hal buruk, tapi juga menghalangi kebaikan dengan alasan yang seolah-olah logis dan baik.

3. Zikir adalah senjata melawan setan; Rasulullah (saw) bersabda: “Sesungguhnya setan itu menaruh belalainya pada hati anak Adam. Jika ia mengingat Allah, maka setan mundur. Jika ia lalai, maka setan menggoda.”(HR. Bukhari dalam Adab al-Mufrad)

4. Permusuhan setan sudah bersumpah di hadapan Allah

Rasulullah (saw) bersabda:”Iblis berkata, ‘Ya Tuhanku! Demi keagungan-Mu, aku akan menyesatkan mereka selama ruh masih dalam jasad mereka.’ Lalu Allah berfirman: ‘Demi keagungan dan keperkasaan-Ku, Aku akan selalu mengampuni mereka selama mereka meminta ampun kepada-Ku.’”(HR. Ahmad dan Hakim)

5. Setan takut kepada orang beriman dan bertakwa

Rasulullah (saw);”Sesungguhnya setan lari dari bayangan orang beriman dan bertaqwa. Jika dia menempuh satu jalan, setan pasti mengambil jalan lain.”(HR. Bukhari)

Makna: Orang yang penuh keikhlasan dan ketaatan, setan pun gentar mendekatinya.

6. Doa perlindungan dari setan diajarkan Nabi; Rasulullah (saw) mengajarkan:”Ya Allah, lindungilah aku dari godaan setan dan aku berlindung kepada-Mu agar mereka tidak mendekat kepadaku.”
(HR. Muslim)

7. Setan suka pada amarah dan emosi; Nabi (saw) bersabda: “Amarah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Maka padamkanlah ia dengan wudhu.”
(HR. Abu Dawud)

8. Setan memiliki strategi berjenjang; Rasulullah (saw) bersabda:”Setan itu menggoda manusia dengan tahapan: kufur, bid‘ah, dosa besar, dosa kecil, sibuk dengan yang mubah, sibuk dengan amal yang lebih rendah nilainya, dan terakhir menahan dari amal.”

9. Setan hadir saat makan dan tidur jika tidak dengan basmalah

Rasulullah (saw) bersabda: “Jika salah seorang dari kalian masuk rumahnya lalu menyebut nama Allah, maka setan berkata: ‘Tidak ada tempat menginap.’ Jika menyebut nama Allah saat makan, setan berkata: ‘Tidak ada makan malam untuk kita.’”(HR. Muslim)

10. Setan bisa menjelma dalam bentuk manusia dan jin

Rasulullah (saw) bersabda:”Akan datang suatu zaman, setan datang kepada seseorang dan berkata: ‘Siapa yang menciptakan ini dan itu?’ Hingga dia berkata: ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Jika itu terjadi, maka mintalah perlindungan kepada Allah dan berhentilah (dari pertanyaan itu).”
(HR. Muslim)


Makna ayat QS Fāṭir: 6:

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

menurut hadis Ahlul Bayt (as) — yang menggambarkan permusuhan setan, tipu dayanya, serta bagaimana melawannya.

1. Imam Ali (as): Setan adalah akar segala kejahatan; Beliau bersabda: “Awwalu ma ‘ushiyallāh bihil kibru, istakbara ‘aduwwullāh Iblīs fa’ana ‘alayhi al-la‘na.” Dosa pertama kepada Allah adalah kesombongan. Musuh Allah, Iblis, sombong, maka laknat Allah atasnya.”

(Nahjul Balaghah, khutbah 192)

Makna: Permusuhan setan dimulai dari sifat takabbur, dan itu menjadi akar segala kejahatan dalam diri manusia.

2. Imam Ja‘far al-Shadiq (as): Setan memerangkap dengan enam tali; Beliau bersabda: “Sesungguhnya setan memiliki enam jerat untuk menjerat manusia: hasad, rakus, sombong, kenyang (berlebihan), amarah, dan syahwat. Jika engkau selamat dari semua ini, setan akan memikatmu lewat perasaan suka dan kagum pada amalmu sendiri.”(al-Kāfi, 2 : 314)

Makna: Setan sangat licik, ia tidak menyerang secara langsung, tetapi melalui sifat batin yang rusak.

3. Imam Ali (as): Jangan jadi tentaranya:”Janganlah kalian menjadi tentara setan dengan lidah-lidah kalian.”

(Nahjul Balaghah, hikmah 176)

Makna: Siapa yang menyebar kebencian, fitnah, atau ucapan buruk—ia telah menjadi hizb al-syaithān tanpa sadar.

4. Imam Sajjad (as) dalam Doa Makarim al-Akhlāq:”Ya Allah, lindungilah aku dari setan yang mengajakku berbuat buruk saat aku lalai, dan menyesatkanku ketika aku niat berbuat baik.”

(Ṣaḥīfah Sajjādiyyah, doa 20)

Makna: Setan mencuri niat baik, mengaburkan ibadah, bahkan membuat amal tertolak karena riya’.

5. Imam Baqir (as): Setan membisiki dengan dua perkara

Beliau bersabda:”Setan membisiki anak Adam: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ Sampai ia berkata: ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ Jika itu terjadi, berlindunglah kepada Allah dan jangan lanjutkan.”

(Tafsīr al-‘Ayyāshī, 2:255)

6. Imam al-Shadiq (as): Bisikan setan terjadi saat hati lalai

Beliau bersabda:”Setan tidak menguasai hati manusia kecuali jika ia melalaikan zikir kepada Allah. Jika ia lalai, setan berkata: ‘Dia adalah tumpanganku dan rumahku.’”

(Tafsīr al-Qummi)

7. Imam Ali (as): Setan mengubah makna amal: “Setan memperindah perbuatan buruk manusia hingga dia mengira itu amal baik. Maka celakalah siapa yang tidak bermuhasabah diri.”

(Ghurar al-Ḥikam)

8. Imam al-Sadiq (as): Setan membuatmu mencintai dosa

“Tidaklah seseorang mencintai maksiat, kecuali setelah setan memperlihatkannya dalam bentuk yang menyenangkan.”

9. Imam al-Baqir (as): Orang yang mengikuti setan akan menjadi bagian dari hizb-nya ; Beliau membaca ayat QS Fāṭir: 6 dan bersabda: “Barang siapa menaati hawa nafsunya, maka ia telah menjawab panggilan setan. Dan ia tidak sadar telah masuk dalam partainya.”

10. Imam Sajjad (as): Setan takut pada doa dan tangisan:”Tangisan karena takut kepada Allah akan membakar wajah setan, hingga ia lari ketakutan.”

(al-Khisāl, Syaikh Ṣadūq)


Penafsiran ayat QS Fāṭir: 6

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

menurut para mufasir;

1. Al-Ṭabarī (Sunni); Ia menafsirkan bahwa: Setan adalah musuh yang nyata, bukan musuh dalam bentuk majaz. Maka, menganggapnya musuh adalah kewajiban syar‘i.

“Yad‘ū ḥizbahu”: artinya ia memanggil para pengikutnya—dengan berbagai tipu daya—untuk membakar mereka dalam neraka Sa‘īr.

2. Al-Rāzī (Sunni – Tafsir al-Kabīr)

Fakhruddin al-Rāzī menjelaskan: Permusuhan setan bukan karena ia mengambil sesuatu dari manusia secara langsung, tetapi karena ia menyesatkan mereka dari jalan Allah. Setan menjadikan dosa tampak indah, dan mengaburkan kebenaran, agar manusia masuk ke dalam barisan hizb setan.

3. Ibn ‘Āsyūr (Tafsīr al-Taḥrīr wa al-Tanwīr) Beliau menekankan: “Penggunaan kata ‘عدوّ’ (musuh) dengan huruf ‘فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا’ menunjukkan perintah langsung. Ini bukan peringatan biasa, melainkan perintah untuk bertindak secara aktif menentang setan.”

4. Al-Qurṭubī (Tafsir al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān) Menurutnya: Ayat ini merupakan peringatan keras, bahwa kebanyakan manusia tidak menyadari permusuhan setan, karena tipu daya setan dibungkus dengan rayuan yang lembut dan menyamar sebagai kebaikan.

5. Imam al-Ṭūsī (Syiah – Tafsir al-Tibyān) Al-Ṭūsī menjelaskan: Setan disebut sebagai musuh karena menghiasi kebatilan, memperdaya manusia agar berpaling dari Allah, dan menyeru mereka kepada jalan neraka. “Yad‘ū ḥizbahu” menurut beliau adalah menyeru dengan hawa nafsu, khayalan, dan godaan dunia.

6. Allamah Ṭabāṭabā’ī (Syiah – Tafsir al-Mīzān) Beliau menafsirkan: Kata “عدوّ” menunjukkan permusuhan fitri dan esensial; karena setan diciptakan untuk menguji manusia, bukan untuk memberi petunjuk.”حزبه” adalah mereka yang menjawab seruan batin setan, mengikuti hawa nafsu, mencintai dunia, dan meninggalkan zikir dan akal. Makna batin: Musuh utama manusia bukanlah orang lain, melainkan bisikan batin yang bersumber dari setan dalam dirinya sendiri.

7. Tafsīr Nūr al-Thaqalayn (Syiah – al-Ḥuwayzī) Dalam tafsir ini, dijelaskan melalui riwayat-riwayat Ahlul Bait bahwa: “Setan menyeru hizbahu” berarti ia menyeru orang-orang yang lebih mencintai dunia daripada akhirat. Imam Shādiq (as) berkata:”Hizb setan adalah mereka yang membenci para wali Allah dan menentang hujjah-Nya di bumi.”

8. Tafsīr al-Ṣāfi (Syiah – al-Kāshānī) Beliau mengutip banyak hadis Ahlul Bait, dan menjelaskan bahwa: Setan tidak hanya menggoda orang jahat, tapi juga mendekati ahli ibadah dengan rasa ujub, dan mengajak orang alim kepada kesombongan.

9. Tafsīr al-Baḥr al-Muḥīṭ (Ibn Ḥayyān) Ia melihat kata “حزب” sebagai kelompok ideologis, yaitu mereka yang berpihak pada setan dalam pola pikir, nilai, dan tujuan.

10. Tafsīr al-Marāghī (modernis)

Penekanan pada pentingnya kesadaran sosial bahwa setan sering menggunakan sistem, budaya, dan kekuasaan untuk menyesatkan. “Setan memiliki hizb—bukan hanya individu, tapi kelompok, penguasa, media, dan sistem yang menjauhkan manusia dari Allah.”


Penafsiran ayat QS Fāṭir: 6

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

menurut mufasir Syiah, baik klasik maupun kontemporer:

1. Allāmah Ṭabāṭabā’ī – Tafsir al-Mīzān ; Allāmah menjelaskan bahwa: “Inna al-syayṭān lakum ‘aduw” adalah pernyataan tegas yang menunjukkan permusuhan eksistensial. Setan bukan musuh secara lahiriah saja, melainkan hakikatnya adalah ujian dan penghalang manusia dari kesempurnaan. “Fattakhidzūhu ‘aduwwā” adalah perintah untuk bermuamalah secara spiritual dan intelektual sebagai musuh, bukan hanya menghindarinya secara lahir. “Yad‘ū ḥizbahu”: yang dimaksud hizb (kelompok) adalah mereka yang mengikuti hawa nafsu dan berpaling dari akal dan cahaya wahyu. Catatan penting dari beliau: “Setan hanya bisa mengajak, tidak bisa memaksa. Manusia yang memilih menjawab ajakan itulah yang menjadi bagian dari hizb-nya.

2. Syaikh al-Ṭūsī – Tafsir al-Tibyān

Syaikh al-Ṭūsī menyatakan: Permusuhan setan bukan kiasan, tetapi benar-benar nyata, karena ia selalu menghiasi kebatilan dan membuat kebenaran tampak asing. Seruannya kepada hizb-nya adalah melalui bisikan (waswas), syahwat, dan tipu daya dunia. Beliau juga menggarisbawahi bahwa: Mereka yang tidak memperhatikan akal, tidak berpegang pada syariat, dan hanya mengikuti hawa nafsu, perlahan akan bergabung dengan hizb setan.

3. Fāḍil Kāshānī – Tafsir al-Ṣāfī

Dalam tafsir ini, ayat ini dikaitkan dengan riwayat dari Ahlul Bayt. Ditegaskan bahwa: Setan memiliki cara halus dalam menggoda—bukan dengan paksaan, tetapi dengan menimbulkan cinta dunia, ujub, dan kelalaian dari dzikir. Dalam hadis dari Imam Shādiq (as), dijelaskan bahwa: “Hizb setan adalah mereka yang membenci para wali Allah dan menolak hujjah Allah di bumi.

4. Tafsīr Nūr al-Thaqalayn – al-Ḥuwayzī; Tafsir ini berfokus pada penafsiran ayat-ayat dengan riwayat Ahlul Bait. Dalam konteks ayat ini: Imam Ali (as) bersabda: “Ketika kamu melihat manusia menyambut dosa dengan tenang, maka ketahuilah mereka telah menjawab seruan setan.” Imam Ja‘far al-Ṣādiq (as) bersabda: “Orang yang menyukai dosa dan meninggalkan muhasabah diri adalah hizb setan, meski ia tidak sadar.”

5. Sayyid Kamāl al-Ḥaydarī (kontemporer) Dalam kajian tematik tafsirnya, beliau menekankan bahwa: Permusuhan setan bukan sekadar gangguan spiritual individu, melainkan bisa terwujud dalam bentuk sistem politik, budaya, dan ekonomi yang menjauhkan manusia dari tauhid dan keadilan. Setan menyeru hizb-nya agar menjadi bahan bakar neraka. Maka hizb Allah harus sadar bahwa perjuangan mereka bukan hanya spiritual tapi juga sosial dan historis.”

6. Sayyid Ṭabāṭabā’ī dan Tafsir Batin; Dalam dimensi batin, Allāmah menyiratkan bahwa: Setan adalah simbol dari kegelapan batin dan keinginan rendah (nafs al-ammārah). Mengambilnya sebagai musuh berarti memerangi ego yang memisahkan manusia dari kesadaran Tuhan (ma‘rifah).

6. ‘Allāmah Sayyid ʿAbdullāh Syubr (Tafsir al-Jawāhir al-Thamīn)

Beliau menjelaskan bahwa:

Setan adalah musuh nyata dalam semua aspek: akidah, amal, dan akhlak. Kata “اتَّخِذُوهُ عَدُوًّا” adalah amr wajib, bukan pilihan. Setan menyeru kelompoknya melalui jalan-jalan kelemahan manusia: syahwat, cinta dunia, kebodohan, dan kemalasan dalam ibadah. Setan memiliki metode yang berbeda untuk setiap jenis manusia, dan hanya yang mengenal jiwanya yang mampu selamat.

7. Muḥaqqiq al-Lāhījī (Tafsir Gawhar-e Murād) Sebagai mufasir filsuf Syiah, ia menyatakan: Setan itu bukan hanya makhluk ghaib, tapi juga simbol dari kecenderungan gelap dalam jiwa manusia (quwwah wahmiyyah). Menjadi hizb setan berarti mendukung hawa nafsu terhadap akal dan fitrah. Setan tidak memiliki kekuatan kecuali jika manusia memberi izin batin untuk dimasuki.

8. Syaikh Jawād Mughniyah (Tafsir al-Kāshif) Dalam tafsir tematik kontemporer ini: Penekanan diberikan bahwa perlawanan terhadap setan adalah jihad batin (jihad al-nafs). Hizb setan bukan hanya kafir, tapi juga muslim yang munafik, zalim, atau berpihak pada batil. Siapa pun yang tidak berjuang melawan kezaliman dalam dirinya, telah menjawab ajakan setan.

9. Ayatullah Misbāḥ Yazdī (Tafsir Ma‘ārif al-Qur’an) Filsuf dan arif besar Syiah ini menafsirkan bahwa: “Permusuhan setan bukan sekadar permusuhan antar makhluk, tapi pertentangan antara dua sistem: ilahi vs setani. Hizb setan adalah setiap ideologi, sistem, dan perbuatan yang menolak tatanan tauhid dan menggantinya dengan egoisme atau duniaisme. Pengikut setan tidak hanya orang jahat, tapi juga mereka yang membungkus kebatilan dengan baju agama.


Penjelasan QS Fāṭir: 6

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

menurut ahli makrifat dan hakikat;

1. Setan adalah hijab antara hamba dan Tuhan Ahli hakikat menafsirkan “setan sebagai musuh” bukan semata makhluk ghaib, tapi juga simbol dari hijab kegelapan yang memisahkan manusia dari cahaya Tuhan (Nur al-Haqq). Permusuhan setan adalah perlawanan terhadap cahaya makrifat. Jika seseorang mengikuti bisikan setan, ia telah menolak cahaya-Nya dan memilih kegelapan (ẓulmah).

2. Setan sebagai nafs ammarah

Menurut arifin, setan dalam diri adalah nafs ammarah, yakni nafsu yang memerintahkan kepada keburukan (QS Yusuf: 53). Memerangi setan = memerangi ego (jihad al-akbar). Mereka menyatakan bahwa musuh terbesarmu bukan di luar, tapi batinmu yang gelap.

3. Setan tidak bisa masuk ke hati yang dipenuhi dzikrullah 

Ahli makrifat berkata: “Jika hatimu dipenuhi dzikir, maka setan hanya bisa mengitari—tidak dapat masuk.”Maka musuh ini lemah terhadap hati yang bersih dan tersambung kepada Haqq.

4. “Fattakhidzūhu ‘aduwwan” adalah perintah hakikat

Perintah ini bermakna bahwa kamu harus menyingkap tirai ego, mencabut akar cinta dunia, dan menolak ilusi selain Allah.

Musuh ini bukan hanya harus dijauhi secara lahiriah, tetapi harus disingkirkan dari dalam jiwamu.

5. Setan menggoda dengan ilusi wujud (istighrāq fi al-ghayr)

Setan memanggil hizb-nya dengan membuat mereka tenggelam dalam selain Allah: Cinta kedudukan

Takjub terhadap amal. Merasa memiliki sesuatu selain Allah; Semua ini adalah bentuk pengikut setan dalam dimensi hakikat.

6. Setan dalam maqām ‘ubūdiyyah

Menurut para arif, ketika seseorang naik ke tingkatan ubūdiyyah, maka setan mencoba menyelinap dalam ibadah dan khusyuk. Setan membuat seseorang riya, ujub, merasa tinggi dengan ibadahnya. Itulah hizb setan di kalangan ahli ibadah.

7. Setan dan tajallī dzātī

Dalam maqam ma‘rifah, disebut bahwa setan tidak tahan menyaksikan tajalli dzati Allah dalam hati insan kamil.

Maka setan berusaha mencegah manusia untuk sampai ke wilayah itu, melalui syubhat, kemalasan, atau cinta hal-hal yang tampak suci tapi batinnya rusak.

8. Hizb setan adalah kelompok yang tersesat dari jalan hakikat

Menurut sebagian arif Syiah, hizb setan bukan hanya orang fasik, tapi juga mereka yang memakai simbol agama tanpa cahaya makrifat. Mereka menutup jalan orang lain menuju Allah dengan penafsiran keliru atau fanatisme lahiriah.

9. Menjadikan setan musuh = berserah kepada Haqq

Permusuhan sejati terhadap setan bukan hanya menolaknya, tapi memilih untuk bertawakkal, berserah, dan melebur dalam iradah Ilahi.”La hawla wa la quwwata illa billah” adalah senjata para arif menghadapi setan.

10. Syaṭān al-nafs dan Syaṭān al-khāriji; Menurut Imam Khomeini dalam aspek irfani: Syaṭān nafsī (batin) lebih berbahaya daripada setan luar. Orang yang menganggap dirinya baik bisa menjadi hizb setan bila hatinya penuh ego, sekalipun amalnya banyak.


Tafsir maknawi & batin QS Fāṭir: 6

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ﴾

menurut ahli hakikat Syiah, khususnya dari tradisi irfan Syiah (tasawuf falsafi dan batini).

1. Imam Khomeini (QS, dalam “Adabus Shalat” dan “Jihad al-Akbar”) Menurut beliau: Setan adalah tampilan kegelapan (ẓulmah) yang menghijab manusia dari menyaksikan tajalli Ilahi. Permusuhan dengan setan adalah perlawanan terhadap semua bentuk ghurur (tipuan ego), ujub, dan riya’ dalam ibadah. Banyak orang yang salat, tetapi menjadi hizb setan karena merasa besar dengan ibadahnya.”

2. Allamah Thabathaba’i (Tafsir Batin Mīzān & al-Insan)

Menurutnya: Setan adalah kuat dalam wujud manusia jika mereka jauh dari dzikir dan muraqabah. Hizb setan adalah orang-orang yang secara batin telah memilih dunia atas akhirat, dan diri atas Rabb. Musuh ini tidak ada di luar, tetapi dalam jiwa—jika kau tidak memeranginya, ia akan memakai wajahmu sendiri.”

3. Sayyid Haidar Amuli (Naṣṣ al-Nuṣūṣ & Jāmi‘ al-Asrār) Arif besar Syiah ini menyatakan: Setan adalah simbol dari keterpisahan dari Haqq. Siapa yang tidak fana dalam tauhid, maka ia masih dalam cakupan setan. “Fattakhidzūhu ‘aduwwā” adalah perintah untuk meninggalkan segala ketergantungan pada selain Allah. Musuh sejati adalah wujud bayanganmu yang mencintai selain Dia. Itulah syaitanmu.”

4. Syaikh Rajab Ali Khayyat (arif suci zaman kontemporer)

Ia mengatakan: Setan tidak akan mendekat pada orang yang hatinya dipenuhi cinta Allah. Menjadi musuh setan artinya: jangan mengikuti pikiran dan bisikan yang menjauhkanmu dari kehambaan. Wahai anakku, jika engkau ingin musuhmu takut padamu, jadikan Allah sebagai penjagamu. Setan takut pada cahaya.”

5. Imam Ja‘far al-Ṣādiq (as) – menurut penafsiran irfani ; “Hati adalah rumah Allah, jangan beri tempat bagi selain-Nya.”

Maka, setan menjadi musuh bukan karena ia kuat, tetapi karena manusia lalai dari penjagaan hati. Menjadi hizb setan dalam hakikat: membiarkan bisikan dunia mendominasi hati.

6. Mulla Ṣadrā (al-Asfār & tafsir falsafi); Ia memandang: Setan adalah tajalli dari kekuatan khayal dan wahm (ilusi) yang lepas dari kendali akal dan cahaya Ilahi. “Menjadikannya musuh” adalah menaklukkan kekuatan imajinasi dan hasrat melalui pengenalan terhadap wujud mutlak (ma‘rifah).

7. Shaykh Muḥsin Qara’atī (tafsir tematik irfani) Dalam tafsir Nur:

Hizb setan secara hakikat adalah: “Setiap lintasan batin yang menjauhkanmu dari keikhlasan. “Perlawanan terbaik terhadap setan adalah konsistensi dzikir dan tafakur dalam tauhid”

8. Sayyid ‘Abd al-Karīm Kašmīrī (murid Allamah Ṭabāṭabā’ī)

Beliau mengatakan:”Musuh batin ini menyusup melalui fikiran, suara hati, dan fatamorgana amal. “Orang arif mengenal bisikan setan dari ciri-ciri: tergesa, penuh pujian diri, dan rasa lebih tinggi dari orang lain.

9. Mir Dāmād (filosof arif Syiah)

Ia menyatakan bahwa:”Permusuhan setan adalah bagian dari tazkiyah al-nafs (penyucian jiwa).”Yad‘ū ḥizbahu” adalah proses batin di mana manusia menjadi alat kehendak setan bila tidak diawasi ruhani.

10. Syaikh Bahā’ī (arif dan faqih besar Syiah) Dalam isyarat maknawi beliau menyatakan:”Setan adalah bayangan dari syahwat dan ghaflah (kelalaian)”. “Hizb setan dalam batin manusia adalah: Cinta dunia, hasad, dan iri terhadap para wali.


Kisah makna QS Fāṭir: 6

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا﴾

menurut perspektif ahli hakikat dan pengalaman spiritual para arifin, sebagai bentuk jihad batin melawan setan:

1. Kisah Imam Ali (as) dan setan kibir (kesombongan); Suatu malam Imam Ali (as) menangis dalam salat malamnya. Seseorang bertanya: “Engkau adalah pemimpin orang bertakwa, mengapa masih menangis?” Beliau menjawab: “Karena aku khawatir ibadahku berubah menjadi kendaraan setan kesombongan. Aku bukan takut amal burukku, tapi takut ibadahku membuatku jauh dari Allah.”

Makna: Setan sering menyelinap dalam ibadah, menjadikannya sebab ujub dan takjub diri.

2. Kisah Syaikh Rajab Ali Khayyat – bisikan setan dalam bentuk kebaikan; Seorang muridnya ingin meninggalkan pekerjaan duniawi dan pergi bertahannuts (uzlah), tapi beliau melarangnya. Ini bukan ajakan Allah, ini setan memakai jubah zuhud. Kalau kamu lari dari tanggung jawab, itu bukan kesalehan, tapi pelarian nafsu.” Makna: Setan kadang tampil dalam bentuk ‘kebaikan palsu’ untuk menyesatkan.

3. Kisah Sayyid Ibn Ṭāwūs – penolakan terhadap was-was iblis

Beliau sedang menulis doa lalu muncul pikiran, “Apakah tulisan ini benar atau tidak?” hingga ia berhenti. Namun ia berkata: Aku tahu itu dari setan. Ia ingin aku berhenti dari dzikir.” Lalu ia lanjut menulis dengan hati tenang. Makna: Salah satu senjata setan adalah was-was, membuat kita ragu untuk beramal.

4. Kisah Imam Ja‘far al-Ṣādiq (as) dan orang yang mencela setan

Seseorang datang mencela setan di hadapan Imam. Beliau menjawab: “Engkau memaki setan tapi menuruti bisikannya setiap hari. Siapa yang lebih patut disalahkan?!” Makna: Melawan setan bukan dengan kata-kata, tapi dengan tindakan nyata melawan hawa nafsu.

5. Kisah pemuda arif dan pernikahan tanpa izin; Seorang pemuda arif bermimpi mendapat “ilham” agar menikah dengan seorang wanita tertentu. Ia yakin itu dari Allah. Namun gurunya berkata: “Jika itu perintah Allah, maka tidak akan bertentangan dengan syariat dan adab wali.” Akhirnya terbukti, itu adalah bisikan setan dalam bentuk cinta spiritual palsu. Makna: Setan bisa meniru suara ilham bila hati belum suci.

6. Kisah Allamah Thabathaba’i dan tamu sombong ; Seorang pembesar mendatangi Allamah dan berkata dengan sombong, “Saya telah hafal banyak tafsir.” Allamah hanya diam. Setelah tamu pergi, beliau berkata: “Yang banyak dihafalnya bukan tafsir, tapi ucapan setan yang disangka makrifat.” Makna: Ilmu tanpa tazkiyah bisa menjadikan seseorang sebagai alat setan.

7. Kisah Nabi Isa (as) dan setan yang menyerupai malaikat; Dalam riwayat, setan pernah menjelma dan berkata kepada Nabi Isa: Lemparkan dirimu dari gunung, karena Allah akan menyelamatkanmu.” Nabi Isa menjawab: “Aku tidak menguji Tuhanku.” Makna: Setan mengajak pada sikap gegabah dengan dalih iman.

8. Kisah arif yang berhenti bertasbih ; Seorang sufi bertasbih 1000x setiap malam, namun suatu malam ia berhenti karena bisikan: “Engkau sudah mencapai maqam, tak perlu dzikir lagi.” Ia sadar dan berkata: “Bisikan ini bukan dari Allah, karena Allah tak pernah memanggil untuk meninggalkan dzikir.” Makna: Setan ingin kita berhenti sebelum sampai.

9. Kisah Rasulullah (saw) dan mimpi dari setan

Dalam riwayat, Rasulullah pernah bersabda: “Mimpi ada tiga: dari Allah, dari setan, dan dari jiwa.”Mimpi yang menakutkan tanpa makna hakikat adalah bisikan setan, bukan petunjuk Ilahi. Makna: Setan berusaha menakuti dan menipu melalui mimpi palsu.

10. Kisah pengikut hizb setan – cinta dunia; Seorang ahli ibadah menangis dalam sujudnya, tapi diam-diam berbisnis riba dan menindas pekerjanya. Ketika ditanya, ia berkata: “Aku ingin akhirat dan dunia bersamaan.” Seorang arif berkata: “Ia adalah bagian dari hizb setan—berpakaian taqwa, tapi hatinya milik dunia.” Makna: Hizb setan bukan hanya yang maksiat terang-terangan, tapi juga yang menyembunyikan cinta dunia di balik amal.

Manfaat dari memahami dan mengamalkan ayat:

﴿إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا﴾

beserta doa perlindungan dan permohonan kekuatan melawan godaan setan,: Manfaat Memahami dan Mengamalkan Ayat Ini

1. Meningkatkan kesadaran spiritual bahwa setan adalah musuh nyata yang harus diwaspadai setiap waktu.
2. Menumbuhkan sikap waspada dan hati-hati terhadap bisikan nafsu dan godaan dunia.
3. Menguatkan tekad untuk berjihad melawan hawa nafsu dan berbagai godaan setan.
4. Mendorong untuk memilih jalan Allah dan menjauhi segala yang mendekatkan pada maksiat.
5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui pemahaman permusuhan yang jelas dengan setan.
6. Membangun keteguhan hati dan mental dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup.
7. Menjadi benteng perlindungan jiwa dari tipu daya setan dan musuh batin lainnya.
8. Mendorong memperbanyak dzikir dan doa sebagai cara melindungi diri secara spiritual.
9. Meningkatkan kesadaran diri atas potensi buruk dalam diri yang harus diperangi.
10. Membuka jalan menuju kedekatan dengan Allah dengan mengesampingkan bisikan setan.


Doa Perlindungan dan Kekuatan Melawan Setan; 1). Dari Al-Quran, Surat Al-Mu’minun: 97-98)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku lakukan dan dari kejahatan apa yang belum aku lakukan.”

2. Doa memohon perlindungan dari setan (Hadis Ahlul Bayt)

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ 

مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala setan dan makhluk yang berbahaya serta dari segala pandangan jahat.”3. Doa perlindungan dari bisikan setan (Imam Ali as)

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَعْتَصِمُ بِحِصْنِكَ 

وَأَحْصِنْنِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah, jadikanlah aku berpegang pada benteng-Mu dan lindungilah aku dari segala keburukan.”

4. Doa agar setan menjauh (Doa dari Nahj al-Balaghah)

رَبِّ اجْعَلْنِي أَحِبُّ مَنْ أَحَبَّكَ 

وَأَكْرَهُ مَنْ أَبْغَضَكَ

“Ya Rabb, jadikan aku mencintai orang yang Engkau cintai dan membenci orang yang membenci-Mu.”

5. Doa keteguhan iman dan perlindungan

اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي عَلَى دِينِكَ 

وَاحْمِنِي مِنْ كُلِّ مَكْرٍ وَمَكْرُوهٍ

“Ya Allah, teguhkanlah aku di atas agamamu dan lindungilah aku dari segala tipu daya dan kejahatan.”

6. Doa perlindungan dari pengaruh setan

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ 

شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ

“Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu yang dapat membahayakan di bumi dan di langit.”

7. Doa memohon pertolongan dari setan yang tersesat

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ 

مِنْ وَسْوَسَةِ الشَّيْطَانِ وَمِنْ هَمَزَاتِهِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan gangguannya.”

8. Doa memohon petunjuk dan perlindungan

رَبِّ اهْدِنِي وَاحْفَظْنِي مِنْ كُلِّ سُوءٍ وَفِتْنَةٍ

“Ya Rabb, tunjukkanlah aku dan lindungilah aku dari segala keburukan dan fitnah.”

9. Doa melawan godaan hawa nafsu

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَزَكِّيْنَ 

وَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri, ampunilah dosa-dosaku, dan jadikan aku termasuk orang-orang yang bertakwa.”

10. Doa istiqamah dan perlindungan dari setan

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أَسْتَقِيمُ عَلَى طَاعَتِكَ 

وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانِ

“Ya Allah, jadikan aku tetap istiqamah dalam ketaatan kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah setan.”


“Doa Imam Sajjad as saat memohon perlindungan dan penjagaan dari setan, permusuhan, serta tipu dayanya.”(Doa no:17 Dari Sahifah Sajadiyah)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِكَ  مِنْ نَزَغَاتِ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ وَ كَيْدِهٖ وَ مَكَائِدِهٖ وَ مِنَ الثِّقَةِ بِاَمَانِيِّهٖ وَ مَوَاعِيْدِهٖ وَ غُرُوْرِهٖ وَ مَصَائِدِهٖ وَ اَنْ يُطْمِعَ نَفْسِهٖ فِىْ اِضْلَالِنَا عَنْ طَاعَتِكَ وَامْتِهَانِنَا بِمَعْصِيَتِكَ اَوْ اَنْ يَحْسُنَ عِنْدَنَا مَا حَسَّنَ لَنَا

اَوْ اَنْ يَّثْقُلَ عَلَيْنَا مَا كَرَّهَ اِلَيْنَا

اَللّٰهُمَّ اخْسَاهُ عَنَّا بِعِبَادَتِكَ وَاكْبِتْهُ بِدُؤُبِنَا فِىْ مَحَبَّتِكَ وَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَ بَيْنَه سِتْرًا لَا يَهْتِكُه

وَ رَدْمًا مُصْمَتًا لَا يَفْتُقُه

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَ اٰلِهٖ

وَاشْغُلْهُ عَنَّا بِبَعْضٍ اَعْدَاۤئِكَ وَاعْصِمْنَا مِنْهُ بِحُسْنِ رِعَايَتِكَ وَاكْفِنَا خَيْرَه وَ وَلِّنَا ظَهْرَه وَاقْطَعْ عَنَّا اِثْرَه

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَ اٰلِهٖ

وَ اَمْتِعْنَا مِنَ الْهُدٰى بِمِثْلِ ضَلَالَتِهٖ

وَ زَوِّدْنَا مِنَ التَّقْوٰى ضِدَّ غَوَايَتِهٖ

وَاسْلُكْ بِنَا مِنَ التُّقٰى خِلَافَ سَبِيْلِهٖ مِنَ الرَّدٰى

اَللّٰهُمَّلَا تَجْعَلْ لَه فِىْ قُلُوْبِنَا مَدْخَلًا 

وَ لَا تُوْطِنَنَّ لَه فِيْمَا لَدَيْنَا مَنْزِلًا

اَللّٰهُمَّ وَ مَا سَوَّلَ لَنَا مِنْ بَاطِلٍ فَعَرِّفْنَاهُ وَ اِذَا عَرَّفْتَنَاهُ فَقِنَاهُ وَ بَصِّرْنَا مَا نُكَائِيْدُه بِهٖ

وَ اَلْهِمْنَا مَا نُعِدُّه لَه وَ اَيْقِظْنَا عَنْ سِنَةِ الْغَفْلَةِ بِالرُّكُوْنِ اِلَيْهِ وَ اَحْسِنْ بِتَوْفِيْقِكَ عَوْنَنَا عَلَيْهِ

اَللّٰهُمَّ وَ اَشْرِبْ قُلُوْبَنَا اِنْكَارَ عَـمَلِهٖ وَالْطُفْ لَنَا فِىْ نَقْضِ حِيَلِهٖ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَّ اٰلِهٖ

وَ حَوِّلْ سُلْطَانَه عَنَّا وَاقْطَعْ رَجَائَه مِنَّا وَادْرَاهُ عَنِ الْوُلُوْعِ بِنَا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَ اٰلِهٖ 

وَاجْعَلْ اٰبَاۤئَنَا وَ اُمَّهَاتِنَا وَ اَوْلَادَنَا وَ اَهَالِيَنَا وَ ذَوِىْ اَرْحَامِنَا وَ قَرَابَاتِنَا وَ جِيْرَانَنَا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ مِنْهُ فِىْ حِرْزٍ حَارِزٍ وَ حِصْنٍ حَافِظٍ

وَ كَهْفٍ مَانِعٍ وَ اَلْبِسْهُمْ مِنْهُ جُنَنًا وَاقِيَةً وَ اَعْطِهِمْ عَلَيْهِ اَسْلِحَةً مَاضِيَةً اَللّٰهُمْ وَاعْمُمْ بِذٰلِكَ مَنْ شَهِدَ لَكَ بِالرُّبُوْبِيَّةِ وَ اَخْلَصَ لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَ عَادَاهُ لَكَ بِحَقِيْقَةِ الْعُبُوْدِيَّةِ

وَاسْتَظْهَرَ بِكَ عَلَيْهِ فِىْ مَعْرِفَةِ الْعُلُوْمِ الرَّبَّانِبَّةِ

اَللّٰهُمَّ احْلُلْ مَا عَقَدَ وَافْتُقْ مَا رَتَقَ وَافْسَخْ مَا دَبَّرَ وَ ثَبِّطْهُ اِذَا عَزَمَ وَانْقُضْ مَا اَبْرَمَ اَللّٰهُمَّوَاهْزِمْ جُنْدَه وَ اَبْطِلْ كَيْدَه وَاهْدِمْ كَهْفَه

وَ اَرْغِمْ اَنْفَه اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِىْ نَظْمِ اَعْدَاۤئِهٖ

وَاعْزِلْنَا عَنْ عَدَادِ اَوْلِيَاۤئِهٖ لَا نُطِيْعُ لَه اِذَ اسْتَهْوَانَاوَ لَا نَسْتَجِيْبُ لَه  اِذَا دَعَانَا نَامُرُ بِمُنَاوَاتِهٖ مَنْ اَطَاعَ اَمْرَنَا وَ نَعِظُ عَنْ مُتَابَعَتِهٖ مَنِ اتَّبَعَ زَجَرْنَا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ 

وَ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَ عَلٰى اَهْلِ بَيْتِهٖ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَ اَعِذْنَا وَ اَهَالِيَنَا وَ اِخْوَانَنَا وَ جَمِيْعَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ مِمَّا اسْتَعَذْنَا مِنْهُ

وَ اَجِرْنَا مِمَّا اسْتَجَرْنَا بِكَ مِنْ خَوْفِهٖ وَ اسْمَعْ لَنَا مَا دَعَوْنَا بِهٖ وَ اَعْطِنَا مَا اَخْفَلْنَاهُ وَاحْفَظْ لَنَا مَا نَسِيْنَاهُ وَ صَيِّرْنَا بِذٰلِكَ فِىْ دَرَجَاتِ الصَّالِحِيْنَ وَ مَرَاتِبِ الْمُؤْمِنِيْنَ

اٰمِيْنَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan yang terkutuk, dari tipu daya dan makar-makarnya, dari rasa percaya terhadap angan-angannya dan janji-janjinya, dari tipu dayanya dan perangkap-perangkapnya.

Dan kami berlindung kepada-Mu agar ia tidak menanamkan harapan dalam jiwanya untuk menyesatkan kami dari ketaatan kepada-Mu,
dan merendahkan kami dengan kemaksiatan kepada-Mu.
Atau agar ia memperindah bagi kami apa yang telah ia perindah,
atau agar terasa berat bagi kami apa yang telah Engkau buat menjijikkan bagi kami.

Ya Allah, hinakanlah dia dari kami dengan ibadah kepada-Mu,
patahkanlah dia dengan kesungguhan kami dalam cinta kepada-Mu, jadikanlah antara kami dan dia tabir yang tak dapat dibuka,
dan dinding kokoh yang tak dapat ditembus.

Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya,
sibukkanlah dia dari kami dengan sebagian musuh-musuh-Mu,
lindungilah kami darinya dengan penjagaan-Mu yang sempurna,
cukupkanlah keburukannya dari kami, palingkanlah wajahnya dari kami, dan putuskanlah jejaknya dari kami.

Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya,
anugerahkanlah kepada kami petunjuk sebagai ganti dari kesesatannya, bekalilah kami dengan ketakwaan sebagai lawan dari penyimpangannya, dan tuntunlah kami dengan ketakwaan di jalan yang berlawanan dengan jalannya menuju kehancuran.

Ya Allah, janganlah Engkau beri dia jalan masuk ke dalam hati kami,
dan janganlah Engkau beri tempat baginya di antara apa yang kami miliki.

Ya Allah, jika dia membisikkan kepada kami kebatilan, maka tunjukkanlah itu sebagai kebatilan,
dan bila Engkau telah menampakkannya kepada kami, maka lindungilah kami darinya.
Bukakanlah penglihatan kami terhadap tipu muslihatnya,
dan ilhamkanlah kepada kami persiapan untuk melawannya.
Bangkitkanlah kami dari tidur kelalaian karena bersandar padanya,
dan perbaikilah bantuan-Mu kepada kami untuk mengalahkannya.

Ya Allah, penuhi hati kami dengan penolakan terhadap amal perbuatannya, dan berlembutlah kepada kami dalam menggagalkan tipu dayanya.

Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya,
alihkanlah kekuasaannya dari kami,
putuskanlah harapannya atas kami,
dan jauhkanlah dia dari kecenderungannya kepada kami.

Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya,
jadikanlah ayah, ibu, anak-anak kami, keluarga, kerabat, dan sanak saudara kami, tetangga-tetangga kami dari kalangan orang-orang mukmin dan mukminat,
dalam perlindungan yang menjaga,
benteng yang melindungi,
gua yang menghalangi.
                              
Kenakanlah kepada mereka perisai yang melindungi dari dirinya,
anugerahkanlah kepada mereka senjata tajam untuk melawannya.
Ya Allah, berikanlah perlindungan itu juga kepada: siapa saja yang bersaksi atas ke-Tuhanan-Mu,
ikhlas dalam mentauhidkan-Mu,
memusuhinya demi keikhlasan penghambaan kepada-Mu,
dan yang bersandar kepada-Mu dalam mengenal ilmu-ilmu ketuhanan.
Jangan biarkan kami menaati dia ketika dia mencoba memikat kami,

Ya Allah, buka apa yang dia ikat,

robek apa yang dia jahit,

gagalkan apa yang telah dia rencanakan, lemahkanlah dia ketika ia bersungguh-sungguh,

dan batalkan apa yang telah dia tetapkan.

Ya Allah, hancurkan pasukannya,batalkan tipu dayanya, runtuhkan perlindungannya, dan rendahkanlah hidungnya (hinakan dia).

Ya Allah, jadikanlah kami di barisan musuh-musuhnya, asingkan kami dari barisan para pendukungnya.
dan jangan biarkan kami menjawab panggilannya jika dia memanggil kami. Perintahkanlah kepada siapa saja yang mengikuti perintah kami untuk memeranginya, dan nasihatilah siapa saja yang menerima larangan kami agar tidak mengikutinya.

Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad, penutup para nabi dan pemimpin para rasul, dan atas keluarganya yang suci dan bersih.

Lindungilah kami, keluarga kami, saudara-saudara kami, dan seluruh kaum mukminin dan mukminat dari segala hal yang kami berlindung kepada-Mu darinya.

Selamatkanlah kami dari segala hal yang kami mohon perlindungan kepada-Mu karena takut terhadapnya. Dengarkanlah permohonan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah kami lalaikan, jagalah bagi kami apa yang telah kami lupakan, dan angkatlah kami dengan semua itu ke dalam tingkatan orang-orang saleh dan derajat orang-orang mukmin.

Amin, ya Rabbal ‘Alamin.


Semoga bermanfaat!!!!
Mohon Doa!!!!

Comments

Popular posts from this blog

Amalan Akhir & Awal Tahun ; Amalan Bulan Muharram ; Ziarah Imam Husein as dan Syuhada Karbala

Doa-doa Cepat Terkabul (Sari’ Al-Ijaabah) Dari; Imam Ali as dan Imam Musa as

Doa Pendek untuk Semua Penyakit