Selamat Berbahagia atas kelahiran Imam Ali bin Musa ArRidho; pada 11 Zulqaidah 148 H
Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s.
Nama: Ali
Gelar: Ar-Ridho
Julukan: Abulhasan
Ayah: Imam Musa Al-Kazhim
Ibu: Najmah dijuluki Ummulbanin
Lahir: Madinah, Kamis, 11 Zulqo’dah 148
Wafat: Selasa, 17 Shofar 203 H
Umur: 55 tahun
Sebab wafat: Diracun Makmun Al-Abbas
Makam: Masyhad, Iran
Anak: 6 orang, 5 laki-laki 1 perempuan
Biografi Singkat Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s.
Imam Ali Ridha a.s. dilahirkan di Madinah pada tanggal 11 Dzul Qa'dah 148 H.
Ayahnya adalah Imam Musa Kazhim a.s. dan ibunya adalah Najmah. Nama lainnya adalah Samanah, Tuktam dan Thahirah.
Setelah Imam Kazhim a.s. syahid, ia dalam usia 35 tahun harus memegang tali kendali imamah, menjaga norma-norma Islam dan membimbing para pengikutnya.
Masa keimamahan Imam Ridha a.s. adalah dua puluh tahun. Kita dapat membagi masa tersebut dalam tiga fase:
a. Sepuluh tahun pertama masa imamahnya yang bertepatan dengan masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid.
b. Lima tahun setelah masa tersebut yang bertepatan dengan masa pemerintahan Amin, putra Harun.
c. Lima tahun kedua yang bertepatan dengan masa pemerintahan Ma`mun Al-Abasi, saudara Amin.
Dalam setiap fase imamah di atas, Imam Ridha a.s. berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menjaga dan menyebarkan Islam meskipun ia harus berhadapan --dari satu sisi-- dengan politik pemerintahan masa itu yang rumit karena ia menjadikan Islam sebagai polesan pemerintahannya, dan --dari sisi lain--, kepincangan-kepincangan sosial yang menimpa masyarakat waktu itu.
Imam Ridha a.s. pada tiga tahun terakhir hidupnya banyak mengeluarkan tenaga demi menggunakan kesempatan yang ada demi menyadarkan masyarakat luas dan memfokuskan perhatian mereka terhadap permasalahan-permasalahan pokok dan taktik pemerintah dalam melupakan mereka akan problema-problema tersebut dengan metode yang beraneka ragam.
Imam Ridha a.s. syahid pada tahun 203 H. dalam usianya yang ke-55 tahun di sebuah desa yang bernama Senabad Nuqan dan sekarang desa itu menjadi salah satu bagian dari kota Masyhad. Ia syahid karena diracun oleh Ma`mun, Khalifah yang berkuasa pada saat itu.
Hadis-hadis tentang Keutamaan Menziarahi Imam Ridho a.s.
1. Nabi saw bersabda: “Akan di kebumikan bagian dari diriku (keturunan beliau saw) di Khurosan dan barangsiapa yang menziarahinya dengan keimanan (keyakinan) Allah akan mewajibkan untuknya surga dan akan mengharamkan jasadnya dari api neraka.
2. Diriwayatkan dari Ahmad bin Muhammad bin Abi Nashr Al-Bazanti dia berkata ;’Aku membaca kitab Abil Hasan Ar-Ridho a.s.; ‘Sampaikan pada pengikutku barangsiapa yang menziarahiku akan dibalas oleh Allah Swt dengan 1000 kali haji kemudian aku tanyakan pada Abi Ja’far yaitu putranya a.s. 1000 kali haji? Ya, bahkan seribu seribu kali haji, bagi yang menziarahinya dengan mengetahui hak-haknya’.
3. Diriwayatkan Husein bin Zaid dari Abi Ja’far a.s. Dia berkata ;’Aku mendengar darinya ; “Akan keluar seorang laki-laki dari putra Musa namanya nama Amirul Mukminin dan akan di kebumikan di tanah Thus di Khurosan dia akan di bunuh dengan racun, yang menziarahinya dengan mengetahui hak-haknya, Allah Swt akan memberikan pahala seorang yang menginfaqkan hartanya sebelum Fathu (kemenangan memasuki kota Mekkah) dan terbunuh (syahid).
4. Diriwayatkan Al-Bazanthi dari Ar-Ridho a.s.: “Siapapun yang menziarahiku dari pengikutku, yang mengenal hak-hakku dia akan mendapat syafaatku pada hari kiamat”.
5. Berkata Abu Ja’far Muhammad bin Ali Ar-Ridho a.s. : “Sesungguhnya di antara gunung Thûs ada Qubbah dari Surga yang memasukinya maka dia akan aman di hari kiamat”.
6. Rosulullah Saw bersabda :“Akan di kuburkan sebagian dari darah dagingku di Khurosan dan yang menziarahinya ketika mempunyai berbagai kesulitan maka Allah Swt akan menyelesaikan kesulitan-kesulitannya, yang berdosa, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
7. Diriwayatkan dari Nukman bin Sa’id dari Amir Mukminin Ali bin Abi Tholib a.s. : “Akan dibunuh seorang dari keturunanku di tanah Khurosan dengan racun dalam keadaan terzdalimi namanya sama dengan namaku nama ayahnya adalah nama putra Imron yaitu Musa a.s. ketahuilah bahwa barangsiapa yang menziarahinya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak bintang dan tetesan hujan serta dedaunan di pohon.
8. Diriwayatkan dari Hamzah bin Humron : “Abu Abdillah a.s. berkata ;’Akan dibunuh keturunanku di tanah Khurosan di kota Thûs, yang menziarahinya dan mengetahui hak-haknya aku akan melindunginya di hari kiamat dan akan memasukkannya ke surga walaupun dia pernah melakukan dosa besar, demi jiwaku apa yang dimaksud dengan mengetahui hak-haknya, beliau menjawab : “Dia mengetahui bahwa sesungguhnya dia adalah Imam yang wajib ditaati, dia syahid, yang menziarahinya dan mengetahui hak-haknya Allah Swt akan memberi pahala 70 orang syahid yang kesyahidannya di zaman Rosulullah saw.
9. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali bin Fadhdhol dari Abil Hasan ar-Ridho dia berkata : “Sesungguhnya di Khurosan ada tempat yang akan di datangi para malaikat secara bergantian, yang turun dan naik ke langit. Wahai putra Rosulullah tempat apakah itu? Imam menjawab: “Dia kota Thûs, demi Allah tempat itu adalah Roudhoh (Taman) di antara taman-taman surga, yang menziarahiku di tempat itu sama seperti menziarahi Rosulullah saw dan akan dicatat oleh Allah Swt pahala 1000 kali haji yang mabrur dan 1000 umroh yang makbul dan aku serta ayah-ayahku akan memberinya syafaat pada hari kiamat.” (Manla Yahdurul Faqih : 2/586)
40 Hadis dari Riwayat Imam Ali Ar-Ridho a.s.
1. Tiga karakter orang mukmin : "Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sejati kecuali ia memiliki tiga karakter berikut ini: mengikuti sunnah Tuhannya, sunnah Nabi-Nya dan sunnah imamnya. Sunnah (kebiasaan yang dilakukan oleh) Tuhannya adalah menyimpan rahasia, sunnah Nabi-Nya adalah berbuat toleransi terhadap orang lain dan sunnah imamnya adalah sabar menanggung kesengsaraan".
2. Pahala berbuat kebajikan diam-diam dan ancaman bagi orang yang melakukan kejelekan terang-terangan : "Orang yang berbuat kebaikan secara diam-diam pahalanya sama dengan tujuh puluh kebaikan, orang yang melakukan kejelekan secara terang-terangan, ia akan hina dan orang yang menutupi kejelekan akan diampuni".
3. Kebersihan : "Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi a.s."
4. Orang yang dapat dipercaya : "Orang yang (pada hakikatnya) dapat dipercaya tidak akan berkhianat kepadamu, dan hanya engkaulah yang menganggap pengkhianat sebagai orang yang dapat dipercaya".
5. Kedudukan saudara tertua : "Kedudukan saudara tertua seperti kedudukan seorang ayah".
6. Sahabat dan musuh setiap orang : "Sahabat setiap orang adalah akalnya dan musuhnya adalah kebodohannya".
7. Menyebutkan nama seseorang dengan penuh penghormatan : "Jika engkau menyebut nama seseorang yang ada di hadapanmu, maka sebutlah julukannya, dan jika ia tidak ada di hadapanmu, maka sebutlah namanya".
8. Kejelekan banyak bicara : "Allah membenci banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan meminta-minta".
9. Sepuluh keistimewaan orang yang berakal : "Akal seorang muslim tidak akan sempurna kecuali jika ia memiliki sepuluh karakter berikut:
1. Kebaikannya selalu diharapkan orang.
2. Orang lain merasa aman dari kejahatannya.
3. Menganggap banyak kebaikan orang yang sedikit.
4. Menganggap sedikit kebaikan yang telah diperbuatnya kepada orang lain.
5. Tidak pernah menyesal jika orang lain selalu meminta bantuan darinya. 6. Tidak merasa bosan mencari ilmu sepanjang umurnya.
7. Kefakiran di jalan Allah lebih disukainya dari pada kekayaan.
8. Hina di jalan Allah lebih disukainya dari pada mulia di dalam pelukan musuh-Nya. 9. Ketidaktenaran lebih disukainya dari pada ketenaran". Kemudian Imam Ridha a.s. bertanya: "Yang kesepuluh, apakah yang kesepuluh?" "Apakah yang kesepuluh?", tanya seorang sahabat.
10. "Ia tidak melihat seseorang kecuali berkata (dalam hatinya): 'Ia masih lebih baik dariku dan lebih bertakwa'", jawabnya singkat.
10. Tanda-tanda safilah : Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang siapakah safilah itu. Ia menjawab: "(Safilah) adalah orang yang dilupakan oleh hartanya untuk mengingat Allah".
11. Imam, takwa dan yakin : "Sesungguhnya iman lebih utama dari Islam satu derajat, takwa lebih utama dari iman satu derajat dan bani Adam tidak akan dianugerahi sesuatu yang lebih utama dari yakin".
12. Walimah perkawinan : "Mengadakan walimah perkawinan adalah termasuk sunnah".
13. Silaturahmi dengan sarana apa pun : "Sambunglah tali persudaraanmu walau dengan memberikan seteguk air minum, dan cara yang terbaik untuk itu adalah tidak mengganggu kerabatmu".
14. Senjata para nabi a.s. : "Pergunakanlah senjata para nabi a.s.!""Apakah senjata para nabi itu?", tanya sebagian sahabat."Doa", jawabnya singkat.
15. Tanda-tanda orang yang "faqih" dalam agama : "Di antara tanda-tanda orang yang 'faqih' dalam agama adalah kesabaran dan ilmu. Diam adalah salah satu pintu dari pintu-pintu hikmah. Sesungguhnya diam dapat mendatangkan kecintaan, dan ia adalah tanda setiap kebaikan".
16. Hakikat tawakal : Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang hakikat tawakal. Ia menjawab: "(Tawakal) adalah engkau tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah".
17. Manusia terjahat : "Manusia terjahat adalah orang yang tidak mau menolong orang lain, makan sendirian dan memukul budaknya (baca : bawahannya)".
18. Para penguasa tidak akan pernah menepati janji : "Orang yang kikir tidak akan pernah tenang, penghasud tidak akan pernah bahagia, para penguasa tidak akan pernah menepati janji dan pembohong tidak akan memiliki harga diri".
19. Mencium tangan, tidak! : "Seseorang tidak boleh mencium tangan sesamanya, karena mencium tangannya sama halnya dengan mengerjakan shalat kepadanya".
20. Berprasangka baik kepada Allah : "Berprasangkalah baik kepada Allah, karena orang yang berprasangka baik kepada Allah, Ia akan seperti yang disangkannya. Barang siapa yang rela dengan rezeki sedikit, maka amalannya yang sedikit akan diterima, tanggungannya menjadi ringan, keluarganya akan dianugerahi nikmat, Allah akan memberitahukan kepadanya penyakit dunia dan obatnya dan Ia akan mengeluarkannya dari dunia ini dengan selamat menuju alam kebahagiaan".
21. Rukun iman : "Iman memiliki empat rukun: tawakal kepada Allah, rela dengan segala ketentuan (qadha`)-Nya, pasrah diri terhadap semua perintah-Nya dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya".
22. Hamba Allah terbaik : Imam Ridha a.s. pernah ditanya tentang hamba Allah yang terbaik. Ia menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang jika berbuat kebajikan marasa bahagia, jika berbuat kejahatan akan meminta ampun, jika dianugerahi oleh orang lain akan berterima kasih, dan jika marah akan memaafkan".
23. Menghina orang fakir : "Barang siapa berjumpa dengan orang fakir dan mengucapkan salam kepadanya dengan cara yang berbeda ketika mengucapkan salam kepada orang kaya, maka ia akan berjumpa dengan Allah pada hari kiamat sedangkan Ia murka kepadanya".
24. Kebahagiaan dunia : Imam Ridha a.s. pernah ditanya mengenai kebahagiaan dunia. Ia menjawab: "Luasnya rumah dan banyaknya sahabat".
25. Akibat pmerintahan zalim : "Jika para penguasa sudah berani berbohong, maka hujan tidak akan turun, jika penguasa sudah berani berbuat lalim, maka negara akan hina, dan jika zakat tidak dibayar, maka binatang-binatang ternak akan binasa".
26. Membahagiakan orang mukmin : "Barang siapa menolong orang mukmin menangani kesusahannya, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari hatinya pada hari kiamat".
27. Amalan terbaik setelah hal-hal yang wajib : "Tidak ada amalan yang lebih utama di sisi Allah setelah hal-hal yang wajib dari membahagiakan orang mukmin".
28. Tidak berlebihan dalam berbuat kebaikan : "Janganlah berlebihan ketika engkau kaya atau miskin dan dalam berbuat kebaikan, baik dari barang yang banyak atau sedikit, karena Allah SWT bisa membesarkan pahala sedekah setengah potong kurma pada hari kiamat hingga menjadi seperti gunung Uhud ".
29. Saling berkunjung dan menampakkan rasa kasih sayang : "Saling berkunjunglah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai, dan saling bersalamanlah kalian dan jangan saling bermusuhan”.
30. Merahasiakan pekerjaan : "Rahasiakanlah urusan agama dan dunia kalian, karena diriwayatkan bahwa "menyebarkan urusan-urusan tersebut adalah kekufuran", "orang yang suka menyebarkannya dan pembunuh adalah sama" dan "apa yang kau rahasiakan dari musuhmu hendaknya sahabatmu juga jangan sampai mengetahuinya".
31. Melanggar janji dan tipu muslihat: "Seseorang tidak akan dapat membebaskan diri dari lingkaran kesengsaraan dengan melanggar janji, dan tidak akan aman dari ancaman siksa jika melakukan kezaliman dengan cara tipu muslihat".
32. Cara menghadapi empat golongan: "Hadapilah raja dengan penuh waspada, sahabat dengan rendah hati, musuh dengan cara hati-hati dan masyarakat umum dengan wajah yang ceria".
33. Rela dengan rezeki yang sedikit : "Barang siapa yang rela terhadap Allah karena rezeki sedikit (yang telah dianugerahkannya kepadanya), maka Ia akan merelai amalannya yang sedikit".
34. Pahala orang yang mau berusaha : "Barang siapa yang berusaha mencari rezeki dengan tujuan untuk menghidupi keluarganya, pahalanya lebih besar dari orang yang berjihad di jalan Allah".
35. Sifat pemaaf akan selalu menang : "Jika dua kelompok saling bertemu, maka kemenangan akan berpihak kepada kelompok yang paling pemaaf".
36. Amal saleh dan mencintai keluarga Muhammad SAW. : "Janganlah meninggalkan amal saleh dan kesungguhan dalam ibadah karena mengandalkan cinta kepada keluarga Muhammad SAW. dan janganlah meninggalkan kecintaan kepada keluarga Muhammad SAW.karena mengandalkan ibadah (yang kau kerjakan), karena salah satunya tidak akan diterima kecuali jika disertai dengan yang lainnya".
37. Tidak bersyukur pada Allah Swt. : "Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah swt."
38. Mengawasi diri : "Barang siapa yang selalu mengawasi dirinya, niscaya akan beruntung, dan barang siapa melalaikannya, pasti akan merugi".
39. Sebaik-baik akal : "Sebaik-baik akal adalah kesadaran seseorang akan dirinya sendiri".
40. Bila seorang mukmin marah : "Bila seorang mukmin marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari bersikap benar. Dan jika ia senang, maka kesenangannya tidak akan menghanyutkannya ke dalam kebatilan. Dan jika ia punya kekuatan, ia tidak akan merebut lebih dari haknya".
Doa Ziarah Imam Ridho a.s.
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَاوَلِيَّ الله وَابْنَ وَلِيِّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَاحُجَّةَ اللهِ وَابْنَ حُجَّتِهِ،اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَاإِمَامَ الْهُدَى وَالعُرْوَةَ الوُثْقى وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ، أَشْهَدُ أَنَّكَ مَضَيْتَ عَلَى مَامَضَى عَلَيْهِ آبَاؤُكَ الطَّاهِرُونَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِمْ، لَمْ تُؤْثِرْ عَمىً عَلَى هُدىً وَلَمْ تَمِلْ مِنْ حَقٍّ إِلىَ بَاطِلٍ وَأَنَّكَ نَصَحْتَ للهِ وَلِرَسُولِهِ وَأَدَّيْتَ الاَمانَةَ؛ فَجَزَاكَ اللهُعَنِ الإِسْلاَمِ وَأَهْلِهِ خَيْرَ الْجَزَاءِ. أَتَيْتُكَ بِأَبِي وَاُمِّي زَائِراً عَارِفاً بِحَقِّكَ مُوَالِياً ِلاَوْلِيائِكَ مُعَادِياً ِلاَعْدَائِكَ فَاشْفَعْ لِي عِنْدَ رَبِّكَ.السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَامَوْلاَيَ يابْنَ رَسُولِ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِوَبَرَكَاتُهُ، أَشْهَدُ أَنَّكَ الإِمَام الْهَادِي وَالوَلِيُّ الْمُرْشِدُ، أَبْرَأُ إِلىَ الله مِنْ أَعْدَائِكَ وَأَتَقَرَّبُ إلَى اللهِ بِوِلاَيَتِكَ صَلَّى الله عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ. لاَجَعَلَهُ الله آخِرَ تَسْلِيمِي عَلَيْكَ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَاوَلِيَّ اللهُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَللَّهُمَّ لاَتَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ زِيَارَتِي ابْنَ نَبِيِّكَ وَحُجَّتِكَ عَلَى خَلْقِكَ وَاجْمَعْنِي وَإِيَّاهُ فِي جَنَّتِكَ وَاحْشُرْنِي مَعَهُ وَفِي حِزْبِهِ مَعَ الشُّهَدَاءِوَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقاً، وَأَسْتَوْدِعُكَ اللهُوَأَسْتَرْعِيكَ وَأَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمُ، آمَنَّا بِاللهِوَبِالرَّسُولِ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ وَدَلَلْتَ عَلَيْهِ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ.
Assalâmu ‘alayka yâ waliyallâh wabna waliyyih, assalâmu ‘alayka yâ hujjatallâh wabna hujjatih, assalâmu ‘alayka yâ imâmal hudâ wal ‘urwatil wuts-qô waroh matullâhi wabarokâtuh, asyhadu annaka madhoyta ‘alâ mâ madhô ‘alayhi âbâ-ukath-thôhirûn sholawâtullâhi ‘alay him, lam tu’tsir ‘aman ‘alâ hudan, walam tamil min haqqin ilâ bâthilin wa annaka nashohta lillâhi walirosûlihi wa addaytal amanita, fajazâkallâhu ‘anil islâmi wa ahlihi khoyrol jazâ-i, ataytuka bi abî wa ummî zâ-iron ‘ârifan bihaqqika muwalliyan li auliyâ-ika mu’âdiyan li a’dâ-ika fasy-fa’ lî ‘inda robbika, assalâmu ‘alayka yâ maulâya yabna rosûlillâhi warohmatullâhi wabarokâtuh, asy-hadu annakal imâmal hâdî walwaliyyul mursyidu, abro-u ilallâh min a’dâ-ika waataqorrobu ilallâhi biwilâyatika shollollôhu ‘alayka warohmatullâhi wabarokâtuh, lâ ja’alahullâhu âkhiro taslîmî ‘alayka, assalâmu ‘alayka yâwaliyallâh warohmatullâhi wabarokâtuh, allâhumma lâ taj’alhu âkhirol ‘ahdi min ziyârotî ibna nabiyyika wahujjatika ‘alâ kholqika wajma’nî wa iyyâhu fî jannatika wah-syurnî ma’ahû wafî hizbihi ma’asy-syuhadâ-i wash-shôlihîn wahasuna ulâ-ika rofîqo, wa astaudi’ukallâh wa astar’îka wa aqro-u ‘alaykas-salâm, âmannâ billâhi wabir-rosûli wabimâ ji’ta bihi wa dalalta ‘alayhi faktubnâ ma’asy-syâhidîn.
Mohon Doa!!!
Comments
Post a Comment