Makna ; Muharram
Makna penting bulan Muharram menurut pandangan spiritual, historis, dan batiniah dalam Islam, khususnya dari perspektif para arif (ahli hakikat) dan Ahlul Bait (as):
1. Bulan Haram (Suci dan Diharamkan Perang); Makna zahir: Dalam Al-Qur’an (QS At-Tawbah: 36), Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram. Dalam bulan ini, peperangan dan kekerasan dilarang. ; Makna batin: Ini adalah waktu untuk memerangi nafsu, bukan sesama manusia. Seolah Allah menginginkan bulan ini jadi panggung jihad melawan diri.
2. Awal Tahun Hijriyah ; Makna zahir: Muharram menandai tahun baru Islam. Makna batin: Sebagaimana tahun berganti, seorang hamba harus memperbarui niat dan hijrah spiritual — dari keburukan menuju kebaikan, dari ghaflah (lalai) menuju dzikrullah.
Makna batin: Karbala adalah puncak pengorbanan cinta. Muharram mengajarkan bahwa makna hidup sejati adalah mati dalam cinta kepada kebenaran (al-Ḥaqq).
4. Simbol Kebangkitan Ruhani
Makna batin: Imam Husain (as) adalah simbol ruh yang bangkit melawan kekuasaan batil. Muharram adalah bulan kebangkitan spiritual — memperbarui perlawanan terhadap syahwat dan kelalaian.
5. Bulan Tangisan dan Penyesalan
Makna batin: Muharram adalah bulan air mata — bukan hanya atas tragedi Karbala, tapi juga atas dosa-dosa yang menjauhkan kita dari para kekasih Allah. Tangisan dalam Muharram punya nilai penyucian hati.
6. Waktu Tersingkapnya Hakikat Cinta dan Pengorbanan; Makna batin: Muharram membongkar ilusi dunia. Ia menunjukkan bahwa cinta sejati bukan pada dunia, tetapi pada Tuhan. Imam Husain rela kehilangan segalanya demi Allah.
7. Muharram sebagai Mi’raj Jiwa Pecinta; Makna hakikat: Karbala bukan sekadar tragedi, tapi “mi’raj” bagi ruh Imam Husain dan para pecinta Allah — mereka naik menuju Tuhan lewat jalan darah dan pengorbanan.
8. Pelajaran Kepemimpinan Ilahi Makna zahir & batin: Imam Husain bukan pemberontak politik, tapi pemimpin rohani yang menunjukkan bahwa kepemimpinan harus dilandasi kebenaran, bukan kekuasaan.
9. Bulan Penyadaran Sosial dan Kesetiaan; Makna batin: Muharram menanamkan loyalitas kepada nilai-nilai ilahi dan kesetiaan terhadap wali Allah, bukan kepada penguasa zalim atau hawa nafsu.
10. Pintu Masuk ke Jalan Wilayah dan Makrifat; Makna Syiah hakikat: Tangisan dan ziarah kepada Imam Husain (as) adalah pintu untuk memasuki wilayah cinta Ahlul Bait. Dalam batin para arif, Muharram adalah titik tolak menuju ma’rifatullah melalui gerbang cinta Sayyid asy-Syuhada.
Makna bulan Muharram menurut Al-Qur’an, baik secara langsung maupun implisit, disertai penjelasan tafsir dan makna batinnya menurut ulama dan arifin:
📖 QS At-Tawbah (9): 36 “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram…”
2. Larangan Menganiaya Diri di Bulan Muharram 📖 QS At-Tawbah (9): 36 (lanjutan ayat) …”Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan-bulan itu…”
🔹 Makna batin: Diri kita bukan milik kita — menyia-nyiakan waktu suci Muharram untuk lalai adalah bentuk kezaliman terhadap ruh kita sendiri.
3. Muharram sebagai Simbol Hijrah Spiritual 📖 QS Al-Baqarah (2): 218
“Sesungguhnya orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka mengharapkan rahmat Allah.”
4. Asyura dan Kisah Nabi Musa
📖 QS Asy-Syu‘ara (26): 60-68 Allah menyelamatkan Musa dari Firaun pada hari Asyura (10 Muharram). “Maka Kami wahyukan kepada Musa: ‘Pukullah laut dengan tongkatmu’…”
5. Waktu Diampuninya Kaum Tertindas 📖 QS Al-Qashash (28): 5-6 ;”Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan menjadikan mereka pemimpin serta pewaris bumi.”
🔹 Keterkaitan: Karbala adalah puncak penindasan, tapi janji Allah akan berlaku — ahlul bait akan menjadi pemimpin sejati.
6. Muharram sebagai Peringatan
📖 QS Ibrahim (14): 5;Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, [dan Kami katakan]: ‘Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya, dan ingatkan mereka pada hari-hari Allah (أَيَّامِ اللَّهِ)’…”
7. Ujian Kesabaran dan Keteguhan di Jalan Allah; 📖 QS Al-Baqarah (2): 155-157;”Dan sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, lapar, kehilangan harta…”
8. Karbala sebagai Ladang “Tijarah” (Perdagangan Ruhani)
📖 QS At-Taubah (9): 111 “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan surga sebagai gantinya…”
9. Tanda-tanda Orang Bertakwa
📖 QS Ali ’Imran (3): 134–135
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya… menahan amarah, memaafkan, dan segera beristighfar…”
10. Kemenangan Akhir Milik Orang Benar ; 📖 QS Al-Anbiya (21): 105 “Bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.”
Makna bulan Muharram menurut hadis-hadis Nabi Muhammad (saw) dan Ahlul Bait (as), lengkap dengan penjelasan makna zahir dan batinnya menurut ulama dan arifin:
📌 Hadis: أفضل الصيام بعد رمضان، صيام شهر الله المحرم.”
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”
(HR. Muslim)
🔸 Makna batin: Disebut “bulan Allah” karena penuh rahmat dan tajalli (penampakan) Ilahi bagi para pecinta-Nya.
💔 2. Bulan Kesedihan Ahlul Bait
📌 Hadis dari Imam Ridha (as):كان أبي إذا دخل شهر المحرم لا يُرى ضاحكاً…”
“Ayahku (Imam Musa al-Kazim) bila masuk bulan Muharram tidak terlihat tersenyum…”(Bihar al-Anwar, 44/284)
🩸 3. Hari Asyura adalah Hari Pembuktian Cinta
📌 Hadis dari Imam Ja‘far Shadiq (as): كل يوم عاشوراء وكل أرض كربلاء”
“Setiap hari adalah Asyura, dan setiap tanah adalah Karbala.”
(Riwayat kalangan arif dan Syiah)
🔸 Makna batin: Asyura bukan hanya sejarah, tapi kondisi ruhani abadi — ujian antara haq dan batil terjadi dalam hati setiap insan.
✨ 4. Tangisan atas Husain Menjadi Cahaya
“من بكى أو أبكى أو تباكى على الحسين وجبت له الجنة.”
“Siapa yang menangis, membuat orang lain menangis, atau berusaha menangis atas Husain, maka wajib baginya surga.”
(Kamil al-Ziyarat)
🛡️ 5. Menolong Imam Husain Lewat Zikir & Amal
“Tiada hari seberat harimu, wahai Aba Abdillah (Husain).”
(Bihar al-Anwar)
🕌 6. Ziarah Husain di Muharram Setara dengan Haji Mabrur
📌 Hadis dari Imam Shadiq (as):
“من زار قبر الحسين في عاشوراء كان كمن زار الله فوق عرشه.”
“Barang siapa menziarahi kubur Husain pada Asyura, seakan-akan ia menziarahi Allah di atas Arsy-Nya.”(Kamil al-Ziyarat)
🕯️ 7. Majlis Azadari Dihidupkan Para Malaikat
“Sesungguhnya para malaikat menangisi Husain dan hadir di majlis orang-orang yang menyebutnya.”
📿 8. Menangisi Husain Menghapus Dosa Besar
من جلس مجلساً يُحيى فيه أمرنا
لم يمت قلبه يوم تموت القلوب.”
“Siapa yang duduk dalam majlis yang menghidupkan urusan kami, maka hatinya tidak mati di hari semua hati mati.”
⚔️ 9. Karbala adalah Mi’raj Para Pecinta
“Kesyahidan Husain menanamkan panas dalam hati orang beriman yang takkan pernah padam.”
(Mustadrak al-Wasa’il)
🌟 10. Imam Mahdi akan Menangis Darah di Muharram
“لأبكينك بدل الدموع دماً…”
“Aku akan menangisimu (Husain) bukan dengan air mata, tapi dengan darah.”
(Ziarah al-Nahiyah al-Muqaddasah)
Makna bulan Muharram menurut hadis-hadis Ahlul Bayt (as), disertai penjelasan makna zahir dan batinnya berdasarkan hikmah para arifin:
📜 Hadis Imam Ridha (as):
“كان أبي إذا دخل شهر المحرم لا يُرى ضاحكاً، وكانت الكآبة تغلب عليه…”
Ayahku (Imam Musa al-Kazim) bila memasuki bulan Muharram tidak pernah terlihat tersenyum, kesedihan selalu menyelimutinya.”
(Bihar al-Anwar, 44/284)
🩸 2. Asyura adalah Hari Paling Tragis dalam Sejarah Wujud
📜 Imam Shadiq (as):
“لا يوم كيومك يا أبا عبد الله”
Tiada hari seperti harimu, wahai Aba Abdillah (Husain).”(Bihar al-Anwar, 45/218)
💔 3. Tangisan atas Husain Menghidupkan Hati
📜 Imam Shadiq (as):
“من بكى على الحسين أو أبكى واحداً، كان له الجنة.”
Siapa yang menangis untuk Husain atau membuat satu orang menangis, maka baginya surga.”(Kamil al-Ziyarat)
📿 4. Majlis Azadari adalah Majlis Nurani 📜 Imam Shadiq (as):
“اجتمعوا وتذاكروا أمرنا، فإن اجتماعكم ومذاكرتكم تحيى قلوبنا…”
“Berkumpullah dan ingatlah urusan kami, karena majlismu itu menghidupkan hati kami…”
(Wasail al-Shi’ah, 10/514)
🕊️ 5. Setiap Hari Adalah Asyura, Setiap Tanah Karbala 📜 Imam Shadiq (as):
“كل أرض كربلاء، وكل يوم عاشوراء”
“Setiap tanah adalah Karbala, dan setiap hari adalah Asyura.”
(Dinisbatkan dalam literatur arifin Syiah)
🕯️ 6. Karbala Adalah Mercusuar Petunjuk 📜 Imam Baqir (as):
“نحن القائمون بأمر الله، ونحن حجج الله، ونحن باب الله، ونحن لسان الله…”
“Kami adalah pelaksana perintah Allah, hujjah Allah, pintu-Nya, dan lisan-Nya…”(Al-Kafi, 1/145)
🔹 Makna batin: Husain di Karbala adalah “lisan Allah” — lewat pengorbanannya, Allah menyampaikan pesan ilahiah kepada umat manusia.
⚔️ 7. Imam Husain Membeli Surga dengan Darah 📜 Imam Shadiq (as): إن الله اشترى من الحسين نفسه وأهله…”Sesungguhnya Allah membeli dari Husain, dirinya dan keluarganya.”(Bihar al-Anwar)
🔹 Makna batin: Husain menjual segalanya demi Allah — ia menjadi lambang ‘tijārah māllā tabūr’ (perdagangan yang tak merugi), sebagaimana dalam QS At-Tawbah:111.
🌟 8. Karbala Adalah Jalan Menuju Ma‘rifat 📜 Imam Shadiq (as):
“من زار الحسين عارفاً بحقه،
كان كمن زار الله في عرشه.”
“Barang siapa menziarahi Husain dengan ma‘rifat akan haknya, seakan-akan dia menziarahi Allah di atas Arsy-Nya.”(Kamil al-Ziyarat)
🔹 Makna batin: Ziarah sejati kepada Husain adalah penyingkapan hakikat Ilahi — Husain adalah cermin Allah di bumi.
🩵 9. Allah Menangisi Husain melalui Para Malaikat 📜 Imam Baqir (as):لم تبكِ السماء إلا على يحيى بن زكريا والحسين بن علي.”
“Langit tidak menangis kecuali atas Yahya bin Zakariya dan Husain bin Ali.”
(Bihar al-Anwar, 45/218)
🕊️ 10. Imam Mahdi adalah Pelanjut Kesedihan Asyura 📜 Ziyarat al-Nahiyah (dari Imam Mahdi af):
“فلأندبنك صباحاً ومساءً،
ولأبكينّ عليك بدل الدموع دماً…”
“Aku akan meratapi engkau pagi dan petang, dan akan menangisi engkau bukan dengan air mata, tetapi darah.”
🧭 Kesimpulan: Muharram menurut Ahlul Bayt adalah bulan kesadaran, kesedihan suci, dan cahaya pengorbanan. Ini bukan sekadar mengenang tragedi, tapi menemukan jalan menuju Allah melalui Husain.
📖 1. Muharram termasuk “Ashhurul Hurum” (Bulan Suci)
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا… مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas… di antaranya ada empat yang disucikan.”— (QS At-Taubah: 36)
📚 Tafsiran mufasir: Imam Ali (as) dan para mufasir menyebut Dzulqa‘dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab sebagai bulan suci (hurum). Dalam bulan ini dilarang memulai peperangan, kecuali dalam keadaan mempertahankan diri.
🔹 Makna batin: Dalam Muharram, manusia diuji: apakah ia akan menjaga kehormatan dan batin, atau melanggar kesucian nuraninya — seperti yang dilakukan para pembunuh Husain (as).
💔 2. Muharram dan Peristiwa “Zulm yang Besar”
وَلاَ تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ…
وَلاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً…
— (QS Al-Baqarah: 41-42)
📚 Tafsiran mufasir: Ayat ini mengingatkan agar tidak menukar kebenaran dengan keuntungan duniawi. Dalam konteks Muharram, para mufasir menafsirkan ayat ini sebagai isyarat kezaliman atas Ahlul Bait.
🕯️ 3. Karbala dan Ayat “تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ”
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ…
— (QS Al-Qashash: 83)
📚 Tafsiran mufasir: Imam Husain (as) adalah simbol manusia akhirat. Ia menolak kehormatan dunia agar mendapat dar al-akhirah. Muharram menjadi pelajaran tawadhu’ dan cinta hakiki.
🩸 4. Muharram adalah Tajalli Makna “قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا”
قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ
— (QS Asy-Syura: 23)📚 Tafsiran mufasir: Ayat ini adalah perintah mencintai Ahlul Bait. Muharram adalah ujian apakah kita benar-benar punya mawaddah kepada keluarga Nabi — atau hanya secara lisan.
🕊️ 5. Asyura dan Ayat “وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا”
وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا…
— (QS Al-Isra’: 33) 📚 Tafsiran mufasir: Imam Husain adalah contoh tertinggi orang yang dibunuh secara zalim, dan wilayah Imam Mahdi (as) akan menjadi penuntut darahnya (waliyyihi).
🕋 6. Muharram sebagai “Miqat Jiwa” وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ…
— (QS Al-Baqarah: 203)📚 Tafsiran mufasir arif: Hari-hari tertentu (أيام معدودات) tidak hanya berlaku di Mina dan Arafah, tapi juga mencakup Muharram, di mana dzikir Husain adalah dzikirullah itu sendiri. 🔹 Makna batin: Setiap hari Muharram adalah seperti wukuf di Arafah — tempat perjumpaan dengan nur Ilahi melalui dzikir kepada Husain.
🛡️ 7. Karbala adalah Medan “الْفُرْقَان”; يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا…— (QS Al-Anfal: 29)
📚 Tafsiran mufasir: Karbala adalah hari Furqan — pemisah antara cahaya dan kegelapan. Muharram adalah bulan membentuk furqan dalam hati: berpihak kepada haq, meski sendiri.
✨ 8. Air Mata di Muharram adalah Wasilah Ilahiah; وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ…
— (QS Al-Ma’idah: 35)📚 Tafsiran mufasir: Husain (as) adalah salah satu wasilah terbesar menuju Allah. Dalam Muharram, tangisan dan majlis menjadi jalan spiritual (wasilah) yang mendekatkan diri pada-Nya.
🌌 9. Tragedi Karbala dan Ayat “الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ”
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا…— (QS Ali ’Imran: 169)
📚 Tafsiran mufasir: Ayat ini sangat cocok dengan Imam Husain (as) dan para syuhada Karbala. Mereka hidup dalam “barzakh nurani” — dan mereka menyaksikan majlis kita.
🔹 Makna batin: Bila engkau hadir di majlis Husain dengan hati, engkau juga disaksikan oleh ruh-ruh agung dari barzakh.
💡 10. Muharram dan Ayat “الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ”
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ…
— (QS Al-Kahf: 46)
📚 Tafsiran mufasir arif: Dzikir atas Husain, tangisan karena cinta, dan pengorbanan dalam nilai-nilainya adalah bagian dari al-baqiyāt al-ṣāliḥāt — amal-amal abadi.
🔹 Makna batin: Apa pun yang kita lakukan di Muharram demi Husain akan hidup selamanya — karena cinta kepada yang kekal tidak akan binasa.
Makna bulan Muharram menurut para mufasir Syiah, khususnya dari kalangan Ahlul Bait (as), ulama tafsir, dan arifin Syiah, berdasarkan Al-Qur’an dan penafsiran mereka atas makna zahir dan batin bulan suci ini:
🔎 Makna batin: Karbala terjadi di bulan suci karena musuh Ahlul Bait telah menajiskan yang paling suci — menumpahkan darah suci di bulan yang suci. Ini adalah manifestasi puncak kezoliman.
2. Muharram sebagai Panggung Tajalli Ayat Mawaddah; Rujukan: QS Asy-Syura (42): 23; “Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu upah apa pun, kecuali mawaddah kepada keluarga…”📘 Tafsir Nur al-Thaqalayn menyebut bahwa tragedi Karbala terjadi karena umat mengingkari ayat ini. Muharram menjadi momen menyaksikan sejauh mana umat menunaikan perintah mawaddah kepada Ahlul Bait.🔎 Makna batin: Air mata dan azadari (ritual duka) menjadi cara kita menjaga mawaddah itu tetap hidup.
3. Imam Husain (as) sebagai “Qurba” dan “Wasīlah” Rujukan: QS Al-Ma’idah (5): 35;”Carilah wasilah kepada-Nya…”📘 Mufasir Syiah seperti Ayatullah Jawadi Amuli menjelaskan bahwa Imam Husain adalah wasīlah ruhaniyah tertinggi di antara para imam. Muharram menjadi pintu bagi orang awam untuk menempuh jalan hakikat melalui cinta kepada Husain.
4. Asyura Adalah Hari “Tamyīz” (Pemilahan); Rujukan: QS Al-Anfal (8): 29;”Jika kalian bertakwa, Allah akan memberi kalian furqān (pemisah)” 📘 Menurut Sayyid Haidar Amuli, Karbala adalah perwujudan batin ayat ini: siapa yang bertakwa akan tahu siapa haq dan siapa batil. Muharram adalah bulan “furqan” antara manusia Tuhan dan manusia hawa nafsu.
5. Muharram sebagai Simbol Tajalli Ilahi dalam Bentuk Kecintaan
Rujukan: QS Ali ‘Imran (3): 169 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati…” 📘 Tafsir dari Allamah Thabathaba’i menafsirkan bahwa para syuhada bukan hanya hidup, tapi memiliki efek ruhani atas kehidupan dunia. Syuhada Karbala, terutama Husain, hadir dalam majlis dan doa kita.
6. Muharram Adalah Ladang Amal dari “Baqiyat al-Shalihat” Rujukan: QS Al-Kahf (18): 46;”Dan amal-amal yang kekal lebih baik di sisi Tuhanmu…”📘 Dalam tafsir Syiah, amal yang berlandaskan cinta kepada wali Allah, seperti menangis untuk Husain, termasuk al-baqiyat al-shalihat. Majlis Husain adalah amal yang abadi dan bercahaya di barzakh.
7. Tragedi Karbala Adalah “Zulm al-A’dham” (Kezaliman Terbesar)
Rujukan: QS Al-Baqarah (2): 57
…”dan mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.”📘 Tafsir Syiah menggarisbawahi bahwa pembunuhan atas cucu Nabi (saw) adalah bentuk penolakan terhadap cahaya Allah dan manifestasi puncak zulm. Muharram menjadi bulan renungan atas makna kezaliman rohani dan sosial.
8. Muharram: Arena Tajalli Cinta Ilahi Melalui Kesyahidan; Rujukan: QS Al-Baqarah (2): 155;”Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta…”📘 Menurut mufasir seperti al-Fayd al-Kasyani (Tafsir Shafi), ayat ini tercermin dalam perjalanan Imam Husain: ia mengalami semua ujian ini dan tetap teguh di jalan Tuhan.
9. Karbala dan Ayat “Ashab al-Yamin” (Golongan Kanan) Rujukan: QS Al-Waqi’ah (56): 27–40 “Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu…”📘 Tafsir Ahlul Bait menafsirkan bahwa para sahabat Husain (as) yang syahid termasuk golongan kanan yang disebut di ayat ini. Muharram adalah perayaan spiritual atas kemenangan rohani mereka.
10. Muharram dan Rahasia “La Ilaha Illallah” Rujukan: QS Muhammad (47): 19;”Ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah…”📘 Dalam tafsir irfani Syiah, seluruh makna tauhid berpusat pada pengorbanan dan peniadaan ego — dan Husain di Karbala menampakkan makna “La Ilaha Illallah” dalam bentuk hidup. Muharram adalah bulan latihan meniadakan diri di hadapan Allah, seperti Husain meniadakan dirinya demi Allah. 📘 Referensi Karya Tafsir Syiah:
1. Tafsir al-Mīzān – Allamah Thabathaba’i
2. Tafsir Nūr al-Tsaqalayn – Hafiz Huwairi
3. Tafsir Shafī – al-Fayd al-Kasyani
4. Tafsir al-Burhan – Sayyid Hashim al-Bahrani
5. Tafsir arifin Syiah – Sayyid Haidar Amuli, Allamah Tabarsi
Makna bulan Muharram menurut ahli makrifat dan hakikat, khususnya dari perspektif arifin dan para salik jalan Ahlul Bait (as). Makna-makna ini bersifat batiniah (ta’wil) dan ruhaniah, melampaui pemahaman syariat lahir, dan mengarah kepada kesadaran tauhid, fana’, dan cinta ilahiah:
📖 Imam Khomeini berkata:
“Segala yang kita miliki dari Islam adalah dari Karbala dan Husain.”
→ Ini menunjukkan bahwa makrifat Husain adalah makrifat Tuhan.
2. Asyura adalah Cermin Tajalli Zat (ظهور الذات) Hari Asyura adalah panggung penampakan Allah melalui Nur Husaini, di mana cinta, keagungan, dan keindahan-Nya (jamāl dan jalāl) menyatu dalam satu peristiwa agung. 🌀 Seorang arif berkata:”Allah melihat dirinya di cermin darah Husain, maka Dia pun mencintai dirinya melalui Husain.”
3. Muharram adalah Madrasah Tauhid Batin ; Segala makhluk menyaksikan la ilaha illallah di Karbala. Tauhid batin adalah meniadakan segala kehendak kecuali kehendak Allah – dan Husain berkata, “Jika ini yang Engkau kehendaki, maka aku ridha.”🕯️ Makna makrifat: Husain adalah pelajaran hidup untuk tunduk total kepada kehendak-Nya, walau dalam pedihnya syahadah.
4. Muharram Adalah Mi‘raj Pecinta
Bagi para pecinta, Muharram adalah malam Isra’ menuju cinta Allah, di mana air mata adalah kendaraan, azadari adalah sayap, dan Husain adalah Qiblat. 🕊️ Seorang sufi berkata: “Mata air makrifat muncul dari luka Husain.”Artinya: kesedihan atas Husain adalah jalan menuju penyingkapan batin.
5. Asyura adalah Laut Cinta Tanpa Pantai; Karbala bukan sekadar tragedi, tapi lautan cinta ilahi tempat semua kekasih Allah karam di dalamnya — hingga tak tersisa kecuali kehendak Tuhan. 🌊 Dalam bahasa arifin: “Husain itu ombak tauhid, dan Karbala adalah samudera yang menelan segala selain Allah.”
6. Muharram adalah Waktu Tersingkapnya Hijab al-Ananiyah (ego) ; Dalam tasawuf Syiah, Muharram adalah momentum untuk mengoyak tirai ego – sebab Husain mengorbankan anak, saudara, dan dirinya demi Allah, menolak segala bentuk “anā” (aku).🔍 Maka setiap majlis azadari adalah latihan menyembelih ego dengan cinta.
7. Muharram sebagai Ladang Rahasia “Ma‘rifatullah bi al-Fuqdan” Ma‘rifat kepada Allah tidak selalu melalui kenikmatan, tapi melalui kehilangan. Di Karbala, makrifat hadir melalui duka, luka, dan kesendirian.🖤 Husain adalah nama Allah dalam bentuk kesepian, agar kita belajar mengenal Tuhan bukan dari pemberian-Nya, tapi dari kekosongan yang penuh cinta.
8. Air Mata di Bulan Muharram adalah Dzikir Tertinggi; Dalam batin, tangisan bukan kesedihan biasa, tapi adalah dzikir batin yang paling jujur. Karena itu Rasulullah bersabda: “Setiap mata akan menangis pada hari kiamat kecuali mata yang menangis untuk Husain.”
💧 Dalam pandangan arifin:Tangisan adalah bahasa ruh saat lisan tak mampu menanggung beban cinta.
9. Karbala adalah Surah Cinta dalam Al-Qur’an Wujud; Para arif memandang peristiwa Karbala sebagai penafsiran hidup dari ayat: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang beriman jiwa dan harta mereka…” (QS At-Taubah:111)
📖 Karbala adalah tafsir berjalan dari Al-Qur’an, dan Imam Husain as adalah huruf-huruf cinta Tuhan dalam bentuk darah dan sabar.
10. Muharram adalah Pintu Ma‘rifat yang Paling Umum; Jalan tarekat dan hakikat sering tertutup bagi orang awam. Tapi Muharram dan Imam Husain as membuka jalan makrifat untuk siapa saja, bahkan mereka yang tak pernah belajar filsafat atau irfan.❤️ Dalam bahasa para arif: “Imam Husain as adalah jalan pintas makrifat.” Karena cinta kepada Imam Husain as menembus hijab ilmu, membawa hati langsung kepada Yang Maha Dicinta.
🌿 Kesimpulan: Menurut para ahli hakikat dan arifin Syiah: Muharram bukan sekadar sejarah. Ia adalah cermin Diri Ilahi, lautan cinta, dan jembatan makrifat.📚 Rujukan:
• Imam Khomeini – Adabus Salat dan Arifaneh Husaini
• Sayyid Haidar Amuli – Naqd al-Nusus
• Allamah Thabathaba’i – Risalah fi al-Wilayah
• Ayatullah Shahid Muthahhari – Ashura wa falsafah-ha
• ‘Irfan karya Ustadz Hasan Zadeh Amuli dan Ayatullah Jawadi Amuli
• Ajaran para sufi Syiah seperti Qadhi Nurullah Syushtari dan Imam Ali (as) sendiri dalam Nahjul Balaghah
Makna bulan Muharram menurut ahli hakikat Syiah, yaitu para arif dan wali yang berjalan di jalan Ahlul Bait (as) dan menyaksikan hakikat peristiwa Karbala bukan sekadar sebagai sejarah lahiriah, tapi sebagai tajalli (penampakan) rahasia batin Allah SWT dalam wujud manusia paling sempurna: Imam Husain (as).
• Jalāl (Keagungan): dalam ketegasan Husain melawan batil.
• Jamāl (Keindahan): dalam kelembutan Imam Husain as kepada bayi, sahabat, dan doa-doanya.
📌 Makna hakikat: Muharram adalah bulan ketika Allah menampakkan Diri-Nya melalui wujud Imam Husain (as) sebagai pancaran Dzat-Nya.
2. Asyura: Penyingkapan Rahasia Tauhid dan Fana’; Di Karbala, Husain mengorbankan segala yang dicintai karena Allah. Ini adalah puncak hakikat tauhid, yaitu: “Tidak ada yang dicintai selain Allah, dan tidak ada yang diingini selain ridha-Nya.” 🕊️ Ahli hakikat berkata:
“Asyura adalah hari di mana segala ‘aku’ dilebur dalam ‘Dia’.”
3. Karbala adalah Manifestasi “Alastu birabbikum”; Peristiwa Karbala adalah pengulangan janji primordial (mītsāq) di alam ruh: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” (QS Al-A’raf:172) 🔍 Para ahli hakikat Syiah melihat bahwa: Imam Husain (as) menjawab ‘balaa’ (ya) bukan dengan kata, tapi dengan darah. Setiap Muharram, kita diajak untuk mengingat janji tersebut.
4. Tangisan untuk Imam Husain as adalah Tanda Kesadaran Hakikat
Dalam pandangan para arif Syiah seperti Imam Khomeini, Allamah Thabathaba’i, dan Ayatullah Bahjat: Air mata adalah limpahan cahaya makrifat yang turun dari langit ruh ke bumi jasad. 📌 Maka, tangis bukan kelemahan, tetapi dzikir tingkat tinggi, yang menunjukkan ruhmu mengenali kebenaran Imam Husain as.
5. Muharram: Jalan Ma‘rifat yang Paling Umum dan Paling Dalam
Ahli hakikat berkata: “Imam Husain as membuka jalan makrifat bahkan bagi yang buta huruf.” 📖 Cinta kepada Imam Husain as adalah jalan rahasia menuju Allah, yang tidak bergantung pada ilmu formal, tetapi pada ikhlas dan pengorbanan hati.
6. Imam Husain as Adalah Wujud Hakikat Kalimah Tauhid; Menurut ahli hakikat Syiah: “La ilaha illallah” secara rohani termanifestasi dalam wujud dan tindakan Imam Husain
• La ilaha = penolakan terhadap Yazid, dunia, dan ego.
• Illallah = hanya ridha Allah yang dituju, bahkan dengan syahid.
7. Karbala: Kematian yang Menjadi Kehidupan Hakiki; Dalam dimensi hakikat, kematian fisik bukan akhir, tapi permulaan hidup sejati. “Jangan kau kira mereka mati…” (QS 3:169)📌 Ahli hakikat memandang: Imam Husain as tidak terbunuh di Karbala. Ia menampakkan kematian agar umat bisa belajar hidup.”
8. Muharram: Waktu Terangkatnya Hijab-hijab Batiniyah; Setiap Muharram, hijab-hijab hati seperti cinta dunia, ego, dan keakuan bergetar oleh cahaya Imam Husain.
💧 Maka setiap tangis, ziarah, dan majlis bukan ritual kosong, melainkan proses pembersihan batin, seperti: “Tidak tersisa padaku kecuali Engkau, ya Allah.”
9. Majlis Husaini Adalah Halaqah Para Arif; Para wali dan ahli hakikat Syiah menyebut bahwa majlis Imam Husain (as) memiliki magnet ruhani: Di tempat disebutkan nama Imam Husain as di situlah turun rahmat, malaikat, dan kehadiran ruhani para imam.”📌 Maka Muharram adalah majlis wali-wali tersembunyi, tempat pelajaran tauhid dan ma’rifah berlangsung tanpa suara.
10. Muharram Adalah Malam Qadar Ruhani; Para arif menyebut bahwa: Asyura bagi arifin adalah Lailatul Qadr. Di situ ditentukan nasib ruhani seseorang, apakah ia termasuk golongan Husain atau Yazid — dalam batin dan niatnya.
🌌 Maka, Muharram bukan hanya sejarah, tetapi penentuan jati diri hakikat setiap jiwa.📚 Rujukan Pemikiran Ahli Hakikat Syiah:
• Imam Khomeini – Sahifeh Nur, Adabus Salat, Sirr-e Qiyam-e Husain
• Allamah Thabathaba’i – Risalat fi al-Wilayah
• Ayatullah Bahjat – Nukat Irfaniyah
• Ayatullah Jawadi Amuli & Hasan Zadeh Amuli – Tafsir Irfani & Rahasia Nama-Nama Ilahi
• Sayyid Haidar Amuli – Naqd al-Nusus
• Syekh Ahmad al-Ahsa’i – Sharh al-Ziyarat
• **Riwayat Imamah dan Ma‘rifat dalam Bihar al-Anwar dan al-Kafi_
Kisah dan cerita yang menggambarkan makna Muharram menurut ahli hakikat, baik dari sejarah nyata para arif maupun kisah simbolik (hikmah batin) yang hidup di kalangan pecinta Ahlul Bait:
🔍 Makna hakikat: Air dan roti adalah saksi sunyi luka Karbala. Air mengingatkannya pada kehausan Ayahnya Imam Husain as; roti pada anak-anak yang kelaparan. Pelajaran: Tangisan adalah dzikir ruhani, bukan kelemahan. Tangisan para arif adalah cahaya ma‘rifat yang mengalir dari batin ke mata.
2. Kisah Syekh Bahjat: “Azadari Adalah Fana’ Fi Husain”
🌿 Seorang murid bertanya pada Ayatullah Bahjat: “Mengapa engkau selalu menangis dalam majlis Husain walau telah menjadi wali?” Beliau menjawab:”Karena aku belum cukup tenggelam dalam Imam Husain…”
🔍 Makna hakikat: Para wali memandang azadari bukan ritual, tapi tariqah cinta — jalan meleburkan diri ke dalam ruhani Imam Husain as.
3. Kisah Kuda Imam Husain (as)
🐎 Ketika Imam Husain (as) syahid, kuda beliau kembali ke perkemahan tanpa penunggang, tubuhnya berlumur darah. Anak-anak keluar menangis menyambutnya.
🔍 Makna hakikat: Kuda adalah simbol ruh sang pecinta yang kehilangan jasad, kembali membawa pesan kepada yang ditinggal. Pelajaran: Ruh yang sejati adalah yang mengantar tuannya menuju Allah — meski harus kembali dalam luka.
4. Kisah Seorang Majnun di Iran
🖤 Seorang laki-laki gila (majnun) di Qum tak bisa membaca, tapi selalu hadir dalam majlis Imam Husain as. Ia menangis lebih keras dari para ulama. Ketika ia wafat, Ayatullah al-Udhma bermimpi melihatnya berada di taman cahaya bersama para imam.
5. Kisah Allamah Thabathaba’i dan Tangisan Tengah Malam
📖 Allamah Thabathaba’i suatu malam terdengar menangis sendirian. Ketika ditanya muridnya, ia hanya berkata: “Aku baru menyadari bahwa semua ayat tauhid dalam Al-Qur’an termanifestasi dalam darah Imam Husain as”.
6. Kisah Seorang Yahudi di Karbala
📜 Seorang Yahudi melihat Imam Husain (as) di Karbala dan berkata: “Saya tidak tahu siapa kamu, tapi wajahmu seperti nabi kami.” Ia kemudian masuk Islam, dan ikut syahid bersama Imam Husain as.
🔍 Makna hakikat: Nur Husain bersinar melampaui batas agama — karena ia adalah manifestasi Nur Muhammad.
7. Kisah Tangisan Malaikat
💫 Dalam banyak riwayat Syiah, disebutkan bahwa para malaikat menangis untuk Husain (as). Jibril datang kepada Nabi Muhammad (saw) sambil membawa tanah Karbala, berkata: “Dari sini cucumu akan disembelih.”
8. Kisah Imam Husain as dan Bayi: Ma’rifat yang Paling Murni
👶 Ketika Imam Husain as mengangkat bayi ‘Ali Asghar dan berkata, “Jika kalian tidak kasihan padaku, beri bayi ini seteguk air.” Namun ia malah dipanah.
9. Kisah Arif Tersembunyi di Karbala 📜 Dalam riwayat arifin, disebutkan bahwa di antara para syuhada Karbala terdapat wali-wali tersembunyi yang tidak disebut namanya. Mereka datang dari jalan ma‘rifat, bukan nasab.
10. Kisah Syekh Ahmad al-Ahsa’i: Husain adalah Sirrullah 📘 Syekh Ahmad al-Ahsa’i, ahli hakikat besar Syiah, pernah berkata: “Imam Husain as bukan sekadar manusia; ia adalah Sirrullah (rahasia Allah) dalam bentuk dzahir.”
🌌 Kesimpulan; Muharram menurut ahli hakikat Syiah bukanlah sekadar ritual atau sejarah, tetapi:
• Cermin makrifat
• Tajalli nur Ilahi
• Jalan fana’
• Dan samudera cinta tanpa batas
Manfaat spiritual Muharram menurut ahli hakikat, lengkap dengan doa-doa yang selaras dengan tiap manfaat. Ini disusun dari pemahaman irfan (makrifat), hikmah para arif, dan ruh Asyura:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ تَصَفَّى فِي مَحَبَّةِ الْحُسَيْنِ حَتَّى لاَ أُحِبَّ سِوَاكَ
“Ya Allah, jadikan aku dari orang yang jernih dalam cinta kepada Husain hingga aku tak mencintai selain Engkau.”
🌌 2. Muharram Menghidupkan Hati yang Mati; Makna: Hati yang keras akan melembut dengan mengingat penderitaan Imam Husain
اللَّهُمَّ أَحْيِ قَلْبِي بِنُورِ الْبُكَاءِ عَلَى الْحُسَيْنِ
“Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cahaya tangisan untuk Imam Husain as.”
🌊 3. Muharram Mencuci Jiwa dari Dosa; Makna: Air mata atas Husain dapat membersihkan dosa-dosa batin dan zahir. اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِدَمْعَةٍ صَادِقَةٍ عَلَى ابْنِ رَسُولِكَ
“Ya Allah, sucikan aku dengan satu tetes air mata yang jujur untuk putra Rasul-Mu.”
🏹 4. Muharram Menanamkan Keberanian Melawan Kebatilan
Makna: Menghidupkan semangat Imam Husain as berarti menolak kezaliman dalam diri dan luar.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ الْحَقِّ بِرُوحِ الْحُسَيْنِ
“Ya Allah, jadikan aku pejuang di jalan kebenaran dengan semangat Imam Husain as.”
🕯️ 5. Muharram Membuka Pintu Ma‘rifat (Pengetahuan Ilahi)
Makna: Cinta Husain membuka mata batin menuju hakikat tauhid.
اللَّهُمَّ عَرِّفْنِي نَفْسَكَ
بِحَقِّ الْحُسَيْنِ وَ مَقَامِهِ
“Ya Allah, perkenalkan Diri-Mu kepadaku melalui Imam Husain as dan kedudukannya.”
🛐 6. Muharram Mengangkat Derajat Ruhani; Makna: Duduk dalam majlis Imam Husain as meski hanya sejenak, meninggikan derajat seseorang di sisi Allah.
اللَّهُمَّ رَفِّعْ دَرَجَتِي فِي جِوَارِ الْحُسَيْنِ
“Ya Allah, angkat derajatku untuk berada di sisi Husain.”
💧 7. Muharram Membuka Hijab Antara Hamba dan Tuhan; Makna: Tangis, ziarah, dan cinta Imam Husain as membuka hijab dunia dari hati. اللَّهُمَّ اكْشِفْ عَنِّي حُجُبَ الظُّلْمَةِ بِنُورِ الْحُسَيْنِ
“Ya Allah, singkap dariku tabir kegelapan dengan cahaya Imam Husain as.”
👣 8. Muharram Menanamkan Zuhud dan Wara‘; Makna: Imam Husain as meninggalkan dunia demi akhirat — dan itu menginspirasi para arif.
اللَّهُمَّ زَهِّدْنِي فِي الدُّنْيَا كَمَا زَهِدَ الْحُسَيْنُ
“Ya Allah, tanamkan kezuhudan dalam diriku sebagaimana Engkau tanamkan dalam Imam Husain as.
📿 9. Muharram Menarik Rahmat Langit; Makna: Setiap zikir dan majlis Husaini adalah tempat turunnya rahmat dan malaikat.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ ذِكْرَ الْحُسَيْنِ
مِفْتَاحَ رَحْمَتِكَ عَلَيَّ
“Ya Allah, jadikan zikir atas Husain sebagai kunci rahmat-Mu atasku.”
🛑 10. Muharram Membangkitkan Kesadaran Jiwa (Yaẓan al-Bāṭin)
Makna: Muharram membangunkan manusia dari tidur panjang kelalaian.
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِمَّنْ نَامَ
عَنْ نُصْرَةِ الْحُسَيْنِ
“Ya Allah, jangan jadikan aku termasuk orang yang tertidur dari membela Husain.”
Ziarah Tragedi Karbala yang pendek; yaitu ziarah khusus yang menghidupkan kembali luka dan makna spiritual dari peristiwa Karbala. Ziarah ini bersifat maknawi (spiritual), bisa dibaca kapan saja — terutama di bulan Muharram dan Safar — sebagai penghormatan dan ikatan batin kepada Imam Husain (as) dan para syuhada Karbala.
🕊 زِيَارَةُ مَأْسَاةِ كَرْبَلَاء
Ziarah Tragedi Karbala
1. Salam Pembuka Cinta
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ، وَعَلَى الْأَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ وَأَقَامَتْ بِمَقَامِكَ
as-salāmu ‘alaika yā Abā ‘Abdillāh al-Ḥusain, wa ‘ala al-arwāḥi allātī ḥallat bifinā’ika wa aqāmat bimaqāmik
Salam atasmu wahai Aba Abdillah al-Husain, dan atas jiwa-jiwa suci yang menetap di pelataranmu dan tinggal di tempat sucimu.
2. Penyaksian Atas Tragedi
أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ قُتِلْتَ مَظْلُومًا، وَمَنْعُومًا، وَذَبَحُوكَ عَطْشَانًا، وَسَحَقُوا جَسَدَكَ الطَّاهِرَ بِحَوَافِرِ الْخُيُولِ
asyhadu annak qad qutilta maẓlūman wa man‘ūman, wa dhabbaḥūka ‘aṭsyānā, wa saḥaqū jasadaka al-ṭāhira biḥawāfiri al-khuyūl
Aku bersaksi bahwa engkau dibunuh dalam keadaan dizalimi, terasing, disembelih dalam kehausan, dan tubuh sucimu dihancurkan dengan tapal kuda.
3. Tangisan Hati dan Air Mata
فَبِكَيْتُكَ دَمًا، وَلَمْ يَجِفَّ دَمْعِي عَلَيْكَ، وَجَعَلْتُ حُزْنِي دَائِمًا فِي ذِكْرَاكَ
fa-bakaytuka daman, wa lam yajiffa dam‘ī ‘alaika, wa ja‘altu ḥuznī dā’iman fī dhikrak
Maka aku menangisimu dengan darah, dan air mataku tak pernah kering untukmu, dan aku jadikan dukaku abadi dalam mengenangmu.
4. Salam untuk Para Syuhada
اَلسَّلَامُ عَلَى عَلِيٍّ الأَكْبَر، وَعَلَى الْقَاسِمِ، وَالْعَبَّاسِ، وَالشُّهَدَاءِ الَّذِينَ بَذَلُوا أَنْفُسَهُمْ دُونَ الْحُسَيْنِ
as-salāmu ‘alā ‘Alī al-Akbar, wa ‘alā al-Qāsim, wa al-‘Abbās, wa al-syuhadā’ alladzīna badhalū anfusahum dūna al-Ḥusain
Salam atas Ali Akbar, atas Qasim, atas Abbas, dan atas para syuhada yang telah mengorbankan jiwanya demi Husain.
5. Penyaksian dan Janji Setia
أَشْهَدُ أَنِّي لَوْ كُنْتُ مَعَكُمْ لَفُزْتُ مَعَكُمْ، وَلَجَاهَدْتُ بَيْنَ يَدَيْ سَيِّدِي وَإِمَامِي حَتَّى أُقَتَّلَ بَيْنَ يَدَيْهِ
asyhadu annī law kuntu ma‘akum la-fuztu ma‘akum, wa la-jāhadtu baina yaday sayyidī wa imāmī ḥattā uqattila baina yadayh
Aku bersaksi, jika aku bersamamu, niscaya aku juga akan menang bersamamu, dan akan berjihad di hadapan tuanku dan imamku, hingga aku terbunuh di hadapannya.
6. Doa Memohon Penyertaan Karbala
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي فِي زُمْرَةِ الْبَاكِينَ
عَلَى الْحُسَيْنِ، وَالْغَاضِبِينَ لِغَضَبِهِ، وَالْمُنْتَظِرِينَ لِثَأْرِهِ
Allāhumma aj‘alnī fī zumrati al-bākīna ‘alā al-Ḥusain, wa al-ghāḍibīna lighaḍabih, wa al-muntaẓirīna litsa’rih
Ya Allah, masukkan aku ke dalam golongan yang menangis atas Husain, yang murka atas kezalimannya, dan yang menanti pembalasan baginya.
7. Doa Akhir dan Salam Abadi
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِي وَمَوْلَايَ،
يَا ثَارَ اللهِ وَابْنَ ثَارِهِ، وَالْوِتْرَ الْمَوْتُورَ، وَالرَّحْمَةَ الْمَهْدِيَّةَ
as-salāmu ‘alaika yā sayyidī wa maulāy, yā ṯhār Allāh wabna ṯhārih, wa al-witr al-mawtūr, wa al-raḥmah al-mahdiyyah
Salam atasmu wahai tuanku dan junjunganku, wahai darah Allah dan putra darah-Nya, yang terasing tak dibalas, dan rahmat yang ditujukan.
• Bacalah di malam Jumat atau hari Asyura, atau kapan pun di bulan Muharram.
• Niatkan sebagai ikatan cinta dan pembaharuan janji pada Imam Husain (as).
• Sediakan waktu sejenak untuk diam dan menangis, meski tanpa air mata.
• Setelahnya, bacalah surah al-Fatihah sebelumnya sholawat untuk semua syuhada Karbala.
Mohon doa!!!!
Comments
Post a Comment