Berduka atas Syahadahnya Imam Ali Zainal Abidin AsSajjad bin Imam Husein bin Ali bin Abi Tholib as pada tanggal; 25 Muharrom 95 H

 Biografi Singkat Imam Zainal Abidin As-Sajjad a.s. 

Imam Ali bin Husein a.s. yang lebih dikenal dengan julukan as-sajjad dan zainal abidin dilahirkan di Madinah pada tanggal 15 Jumadil Ula 38 H. atau 5 Sya'ban 38 H. 

Dan pada tanggal 12 atau 25 Muharam 95 H. ia diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik dan meneguk cawan syahadah pada usia 56 tahun. Ia dikuburkan di Baqi', Madinah. 

Ibu Imam Ali As-Sajjad adalah Ghazalah yang berasal dari kota Sanad atau Sajistan. Dan ia juga dikenal dengan nama Salafah atau Salamah. Akan tetapi, sebagian sumber sejarah menyatakan bahwa namanya adalah Shahr- banuweh, Shah-zanan, Shahr-naz, Jahan-Banuweh dan Khuleh. 

Imam Ali Zainal Abidin a.s. hidup pada masa paling kritis yang pernah dialami oleh Ahlul Bayt a.s. Ia hidup sezaman dengan memuncaknya penyelewengan setelah Rasulullah SAW. wafat. 

Imam Ali Zainal Abidin a.s. dilahirkan tiga tahun sebelum syahadah Imam Ali a.s. Ketika ia lahir, kakeknya sedang sibuk menghadapi perang Jamal. 

Setelah itu ia selalu menemani ayah tercintanya dalam setiap pergolakan negara. 

Imam Sajjad a.s. memainkan peran yang sangat menentukan dalam menggalangkan kekuatan masyarakat untuk melawan Kezaliman Bani Umaiyah.

Setiap kali mendapatkan kesempatan untuk itu, ia tidak pernah membuang-buang kesempatan. Dengan penuh hati-hati, ia selalu mengawasi semua program pemerintahan masa itu. 

Untuk mengenalkan masyarakat (dengan segala problema yang terjadi di masyarakat) ia memilih metode doa. 

Di dalam doa-doanya ia mengungkapkan dan menafsirkan segala problema yang sedang menimpa masyarakat kala itu. 

Shahifah Sajjadiah yang dikenal dengan Zabur Ahlul Bayt a.s. adalah sebuah peninggalan berharga dunia Islam yang sangat mendapat perhatian seluruh ulama setelah Al Quran dan Nahjul Balaghah. 

Salah satu peninggalan berharga Imam Sajjad a.s. lainnya adalah buku kecil yang berisi masalah-masalah pendidikan dan etika. Peninggalan ini dikenal dengan nama Risalatul Huquq. 

Dalam buku kecil ini yang memuat lima puluh satu hak, ia menerangkan tugas-tugas manusia, baik di hadapan Tuhannya, dirinya dan orang lain. 


Kepedulian Imam Sajjad a.s. terhadap Fakir dan Miskin 

Salah satu khidmat besar kepada masyarakat yang pernah dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin a.s. adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir dan miskin serta hamba sahaya. 

Diriwayatkan bahwa ia membiayai kehidupan seratus keluarga miskin. Sebagian penduduk Madinah selalu menerima bahan pangan pada malam hari dan mereka pergunakan untuk menjalankan kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahan pangan tersebut berasal dari mana. Setelah Imam Sajjad a.s. meninggal dunia, baru mereka mengetahui siapa yang memberi bahan pangan kepada mereka setiap malam. 

Imam Ali Zainal Abidin a.s. setiap malam memikul goni-goni yang penuh dengan bahan pangan dan roti lalu ia membagikannya kepada para fakir dan miskin seraya berbisik kepada dirinya: 

"Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah". 

Setelah ia meninggal dunia, penduduk Madinah berkata: "kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia". 

Di sepanjang tahun karena seringnya ia memikul bahan-bahan pangan, bahunya mengapal. Ketika ia dimandikan, bahunya yang mengapal itu menarik perhatian khalayak ramai. 

Ali bin Thawus dalam kitab Iqbaalul A'maal ketika menjelaskan amalan-amalan bulan Ramadhan berkata: "Ali bin Husein a.s. di malam terakhir bulan Ramadhan membebaskan dua puluh orang budak seraya berkata: "Aku ingin Allah melihatku membebaskan budak-budakku sehingga Ia akan membebaskanku dari api neraka kelak di hari kebangkitan ". 

Ia tidak pernah menahan budak lebih dari satu tahun. Ketika ia membawa seorang budak ke rumahnya di awal atau pertengahan tahun, ia pasti membebaskannya pada malam hari raya Idul Fitri. 

Ia sering membeli budak-budak berkulit hitam. Ketika musim haji tiba, ia membawa mereka bersamanya ke padang Arafah. Setelah itu, ia membebaskan mereka di tanah padang Masy'ar dan membekali mereka dengan hadiah uang. Dengan demikian, sangat banyak budak-budak di kota Madinah yang telah dibebaskan oleh Imam Sajjad a.s. Dan setelah bebas, mereka tidak memutuskan hubungan spiritual dengannya. 


Mutiara Hikmah Imam Ali As-Sajjad a.s. 

1. Jiwa yang mulia : "Barang siapa memiliki jiwa yang mulia, maka dunia akan hina dalam pandangannya". 

2. Dunia bukan tolak ukur nilai : "Sangat berbahaya bagi seseorang ketika ia tidak melihat dunia sebagai suatu bahaya bagi dirinya". 

3. Menghindari berkata bohong : "Jauhilah berkata bohong, baik untuk hal sepele maupun untuk hal yang besar, baik serius maupun bergurau. Karena seseorang jika ia telah berani berbohong untuk hal-hal kecil, ia akan berani untuk berbohong untuk hal yang besar". 

4. Sahabat tidak baik : "Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang pembohong, karena ia akan mendekatkan kepadamu suatu yang jauh dan menjauhkan dalam pandanganmu sesuatu yang dekat. 

Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang fasik, karena ia akan memperjual-belikanmu dengan sesuap nasi atau lebih sedikit dari itu. 

Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang kikir, karena ia akan meninggalkanmu ketika engkau merasa membutuhkan bantuannya. 

Hati- hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang tolol, karena --menurut kata hatinya-- ia ingin membantumu, akan tetapi malahan ia melakukan sesuatu yang membahayakanmu. 

Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang memutus tali silaturahmi, karena aku melihatnya terlaknat di dalam kitab Allah". 

5. Jangan berbicara kecuali diperlukan : "Sesungguhnya pengetahuan dan kesempurnaan agama seorang muslim (dapat dilihat ketika) ia meninggalkan setiap ucapan yang tidak penting, jarang berdebat, sabar dan berakhlak yang terpuji". 

6. Introspeksi diri dan mengingat hari kiamat : "Wahai anak Adam, kebaikan akan selalu bersamamu selama engkau memiliki penasihat dari dalam dirimu, mengintrospeksi diri, rasa takut (kepada Allah) menjadi syiarmu dan bertindak hati-hati menjadi bagian dari hidupmu. Wahai anak Adam, engkau akan mati, dibangkitkan dan disidang di hadapan Allah azza wa jalla. Oleh karena itu, persiapkanlah jawaban untuk-Nya". 

7. Hasil doa : "Seorang mukmin ketika berdoa akan mendapatkan salah satu dari tiga hal ini: 
doa itu akan disimpan untuknya di akhirat,
dikabulkan saat itu juga 
atau satu bala` yang akan menimpanya dijauhkan darinya". 
زيارت امام زين العابدين(عليه السلام)[1]


Ziarah Imam Ali bin Husein Zainal Abidin Assajjad as

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm

Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammadin wa āli Muḥammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا زَيْنَ الْعَابِدِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Zayna al-‘Ābidīn

Salam sejahtera atasmu, wahai perhiasan para ahli ibadah,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا زَيْنَ الْمُتَهَجِّدِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Zayna al-Mutahajjidīn

Salam atasmu, wahai perhiasan para ahli salat malam,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا إِمَامَ الْمُتَّقِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Imāma al-Muttaqīn

Salam atasmu, wahai pemimpin orang-orang yang bertakwa,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَلِيَّ الْمُسْلِمِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Waliyyal-Muslimīn

Salam atasmu, wahai wali kaum Muslimin,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ النَّاظِرِينَ الْعَارِفِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Qurrata ‘ayni an-nāẓirīna al-‘ārifīn

Salam atasmu, wahai penyejuk mata para arif yang memandangmu,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا وَصِيَّ الْوَصِيِّينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Waṣiyya al-Waṣiyyīn

Salam atasmu, wahai penerus wasiat para pewaris wasiat,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خَازِنَ وَصَايَا الْمُرْسَلِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Khāzina waṣāya al-mursalīn

Salam atasmu, wahai penjaga wasiat para utusan Allah,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا ضَوْءَ الْمُسْتَوْحِشِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Ḍaw’a al-mustawḥishīn

Salam atasmu, wahai cahaya bagi orang-orang yang kesepian,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا نُورَ الْمُجْتَهِدِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Nūra al-mujtahidīn

Salam atasmu, wahai cahaya para mujtahid,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سِرَاجَ الْمُرْتَاضِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Sirāja al-murtaḍīn

Salam atasmu, wahai pelita bagi orang-orang yang diridhai,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا ذَخِيرَةَ الْمُتَعَبِّدِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Dzakheerata al-muta‘abbidīn

Salam atasmu, wahai simpanan berharga para ahli ibadah,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مِصْبَاحَ الْعَالَمِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Miṣbāḥa al-‘ālamīn

Salam atasmu, wahai pelita alam semesta,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَفِينَةَ الْعِلْمِ،

As-salāmu ‘alaika yā Safīnatal-‘ilm

Salam atasmu, wahai bahtera ilmu,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَكِينَةَ الْحِلْمِ،

As-salāmu ‘alaika yā Sakīnatal-ḥilm

Salam atasmu, wahai ketenangan dalam kesabaran,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مِيزَانَ الْقِصَاصِ،

As-salāmu ‘alaika yā Mīzānal-qiṣāṣ

Salam atasmu, wahai timbangan keadilan dalam pembalasan,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَفِينَةَ الْخَلَاصِ،

As-salāmu ‘alaika yā Safīnatal-khalāṣ

Salam atasmu, wahai bahtera keselamatan,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا بَحْرَ النَّدَى،

As-salāmu ‘alaika yā Baḥra an-nadā

Salam atasmu, wahai lautan kemurahan,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا بَدْرَ الدُّجَى،

As-salāmu ‘alaika yā Badra ad-dujā

Salam atasmu, wahai bulan purnama di tengah kegelapan,

السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا الأَوَّاهُ الْحَلِيمُ،

As-salāmu ‘alaika ayyuhal-awwāhu al-ḥalīm

Salam atasmu, wahai orang yang amat pengiba dan penyabar,

السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا الصَّابِرُ الْحَكِيمُ،

As-salāmu ‘alaika ayyuhā aṣ-ṣābir al-ḥakīm

Salam atasmu, wahai yang sabar lagi bijaksana,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَئِيسَ الْبَكَّائِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Ra’īsa al-bakkā’īn

Salam atasmu, wahai pemimpin orang-orang yang banyak menangis (karena Allah),

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مِصْبَاحَ الْمُؤْمِنِينَ،

As-salāmu ‘alaika yā Miṣbāḥa al-mu’minīn

Salam atasmu, wahai pelita bagi orang-orang beriman,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا مَوْلاَيَ يَا أَبَا مُحَمَّد،

As-salāmu ‘alaika yā mawlāya yā Abā Muḥammad

Salam atasmu, wahai tuanku, wahai Abā Muḥammad (Imam Ali Zain al-‘Ābidīn),


Penyaksian dan Doa Penutup:

أَشْهَدُ أَنَّكَ حُجَّةُ اللَّهِ وَابْنُ حُجَّتِهِ،

Wa ash-hadu annaka ḥujjatullāh wa ibn ḥujjatih

Aku bersaksi bahwa engkau adalah hujjah (bukti) Allah dan putra dari hujjah-Nya,

وَأَبُو حُجَجِهِ، وَابْنُ أَمِينِهِ وَابْنُ أُمَنَائِهِ،

Wa abū ḥujajih, wa ibn amīnih, wa ibn umanā’ih

Dan ayah dari para hujjah-Nya, dan putra orang yang terpercaya-Nya, serta keturunan para penjaga amanah-Nya,

وَأَنَّكَ نَاصَحْتَ فِي عِبَادَةِ رَبِّكَ،

Wa annaka nāṣaḥta fī ‘ibādati rabbik

Dan sungguh engkau telah tulus dalam beribadah kepada Tuhanmu,

وَسَارَعْتَ فِي مَرْضَاتِهِ، وَخَيَّبْتَ أَعْدَاءَهُ،

Wa sāra‘ta fī marḍātih, wa khayyabta a‘dā’ah

Dan engkau berlomba-lomba dalam meraih keridaan-Nya, dan mengecewakan musuh-musuh-Nya,

وَسَرَرْتَ أَوْلِيَاءَهُ،

Wa sararta awliyā’ah

Serta engkau telah membahagiakan para kekasih-Nya,

أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ عَبَدْتَ اللَّهَ حَقَّ عِبَادَتِهِ،

Ash-hadu annaka qad ‘abadta Allāha ḥaqqa ‘ibādatih

Aku bersaksi bahwa engkau benar-benar telah menyembah Allah dengan penyembahan yang sesungguhnya,

وَاتَّقَيْتَهُ حَقَّ تُقَاتِهِ،

Wa attaqaytahu ḥaqqa tuqātih

Dan engkau bertakwa kepada-Nya dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya,

وَأَطَعْتَهُ حَقَّ طَاعَتِهِ، حَتَّى أَتَاكَ الْيَقِينُ،

Wa aṭa‘tahu ḥaqqa ṭā‘atih, ḥattā atāka al-yaqīn

Dan engkau menaati-Nya dengan ketaatan yang tulus, hingga datang kepadamu keyakinan (kematian),

فَعَلَيْكَ يَا مَوْلاَيَ يَا ابْنَ رَسُولِ اللَّهِ،

Fa ‘alaika yā mawlāya yā ibna Rasūlillāh

Maka atasmu, wahai tuanku, wahai putra Rasulullah,

أَفْضَلُ التَّحِيَّةِ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Afḍalu at-taḥiyyah, was-salāmu ‘alaika wa raḥmatullāhi wa barakātuh

Salam dan penghormatan terbaik, dan semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah tercurah atasmu.


Semoga bermanfaat!!!!
Mohon Doa!!!!

Comments

Popular posts from this blog

Amalan Akhir & Awal Tahun ; Amalan Bulan Muharram ; Ziarah Imam Husein as dan Syuhada Karbala

Doa-doa Cepat Terkabul (Sari’ Al-Ijaabah) Dari; Imam Ali as dan Imam Musa as

Doa Pendek untuk Semua Penyakit