Makna; Balasan Allah SWT untuk Pembunuh; QS.[4]: 93);
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
(QS. an-Nisā’ [4]: 93); Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang besar.”
1. Keimanan memiliki nilai tinggi di sisi Allah; Ayat ini menunjukkan bahwa membunuh seorang mukmin, meskipun hanya satu, adalah dosa sangat besar. Ini menegaskan bahwa nyawa seorang mukmin sangat mulia dan tidak boleh dirusak oleh siapa pun.
2. Pembunuhan sengaja adalah dosa besar; Frasa “مُتَعَمِّدًا” (dengan sengaja) menunjukkan bahwa dosa ini tidak bisa dianggap ringan. Pembunuhan dengan niat jelas termasuk dalam kategori dosa-dosa besar (kaba’ir).
3. Balasan kekal di neraka Jahannam; Allah menyebutkan bahwa pelaku pembunuhan mukmin secara sengaja akan kekal di dalam Jahannam. Ini serupa dengan hukuman bagi musyrik atau munafik—menunjukkan beratnya dosa ini.
4. Dimurkai oleh Allah (غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ); Dalam al-Qur’an, murka Allah adalah bentuk penolakan dan kemarahan ilahi yang menutup pintu rahmat dan hidayah. Ini menunjukkan bahwa pelaku kehilangan keberkahan hidup dan akhirat.
5. Dikutuk oleh Allah (لَعَنَهُ); Laknat berarti dijauhkan dari rahmat Allah. Jadi, selain dimurkai, pelaku juga terputus dari cinta dan kedekatan Allah. Ini sangat mengerikan bagi orang yang masih punya iman.
6. Azab besar telah disiapkan; Allah menggunakan bentuk past tense: “wa a‘adda lahu ‘adhāban ‘azhīman” (dan Dia telah menyiapkan), menunjukkan bahwa azab itu pasti dan sudah tersedia untuknya.
7. Dosa ini tidak hanya personal, tapi berdampak sosial; Membunuh seorang mukmin berarti menghancurkan satu simpul umat, dan efeknya bisa merusak seluruh komunitas beriman. Itu sebabnya Allah menyebut balasan berlapis-lapis.
8. Tidak ada pembenaran moral dalam pembunuhan terhadap mukmin; Ayat ini menutup celah apapun untuk membenarkan pembunuhan orang beriman, baik karena politik, ideologi, atau konflik pribadi. Jika membunuh orang mukmin dianggap halal, itu mendekati kekufuran.
9. Perlu taubat khusus dan tidak mudah diampuni; Menurut para mufassir (termasuk dalam tafsir Ahlul Bait), pembunuhan seperti ini tidak bisa ditebus hanya dengan taubat biasa. Harus ada penyesalan mendalam, diyat (ganti rugi), dan keridhaan ahli waris.
10. Perhatian terhadap darah orang beriman sebagai prinsip ilahi Ayat ini menjadi landasan prinsip hurmat ad-dam (kehormatan darah) dalam Islam. Bahkan dalam banyak riwayat disebutkan: “Kehancuran dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.”
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
(QS an-Nisā’ [4]: 93)
1. Pembunuhan mukmin dengan sengaja = dosa paling berat; Al-Qur’an secara tegas menyebut “مُّتَعَمِّدًا” (dengan sengaja) untuk menunjukkan bahwa pelaku sadar dan tetap melakukannya. → Dalam konteks Al-Qur’an, dosa yang dilakukan secara sengaja lebih berat dibanding dosa karena kelalaian.
2. Balasannya adalah neraka Jahannam ; Kata “فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ” menegaskan bahwa balasan yang pantas untuk dosa ini adalah Jahannam, neraka paling mengerikan dalam Al-Qur’an. → Ini selaras dengan ayat lain: ….barang siapa membunuh seorang manusia… maka seakan-akan ia telah membunuh seluruh manusia…” (QS al-Mā’idah [5]: 32)
3. Kekal dalam Jahannam: Frasa “خَالِدًا فِيهَا” dalam Al-Qur’an umumnya digunakan untuk hukuman abadi, khususnya bagi orang-orang kafir atau munafik. → Ini menunjukkan bahwa pembunuhan mukmin bisa menyeret pelaku ke derajat kekufuran atau nifaq.
→ Dalam Al-Qur’an, murka Allah sering dikaitkan dengan kutukan dan azab yang berlapis, seperti terhadap kaum Yahudi (QS al-Baqarah: 61, QS al-Mā’idah: 60).
5. Dilaknat oleh Allah; Frasa “وَلَعَنَهُ” berarti dijauhkan dari rahmat-Nya.
→ Dalam Al-Qur’an, laknat Allah adalah hukuman ruhani tertinggi—memutus hubungan hamba dengan cahaya petunjuk dan rahmat.
6. Disiapkan azab yang besar; Al-Qur’an menutup ayat ini dengan: “وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا”→ Allah telah menyiapkan hukuman, artinya tak bisa dihindari, kecuali dengan taubat dan pengampunan luar biasa.
7. Nyawa orang mukmin sangat agung di sisi Allah; Berdasarkan konteks Al-Qur’an, membunuh mukmin berarti melawan kehendak Allah yang menciptakan manusia dengan ruh dari-Nya (QS as-Sajdah: 9).→ Ini juga bertentangan dengan perintah untuk menjaga jiwa (QS al-An‘ām: 151).
8. Membunuh mukmin adalah bentuk permusuhan terhadap Allah
Dalam QS al-Baqarah: 190, Allah hanya izinkan berperang terhadap yang memerangi, bukan terhadap mukmin. → Membunuh mukmin berarti melawan batasan ilahi, dan menyerang wali-wali Allah.
9. Ayat ini bersifat universal dan berlaku sepanjang masa;
Tidak dibatasi oleh konteks tertentu. Artinya, siapa pun dan kapan pun yang membunuh mukmin dengan sengaja, berisiko terkena ancaman ini.
10. Tidak disebutkan pengampunan di ayat ini; Berbeda dengan banyak ayat lain yang biasanya diiringi dengan:”kecuali yang bertaubat…”→ Ayat ini sangat tegas dan menunjukkan betapa beratnya dosa membunuh orang beriman, hingga tak disisipkan harapan ampunan dalam teksnya (meski ada dalam tafsir dan konteks lain seperti QS az-Zumar: 53).
11. Tingkatan hukuman berlipat dalam satu ayat
Ayat ini menyebut 5 hukuman bertingkat:
1. Jahannam
2. Kekal di dalamnya
3. Murka Allah
4. Laknat Allah
5. Azab besar
→ Ini sangat jarang ditemukan dalam satu ayat, dan menandakan keseriusan kejahatan membunuh mukmin.
12. Membunuh mukmin menutup jalan taubat secara zahir; Tidak adanya frasa “إِلَّا مَن تَابَ…” seperti pada ayat-ayat lain, menunjukkan bahwa pintu taubat tidak langsung terbuka, kecuali dengan syarat-syarat berat dan keikhlasan luar biasa.
13. Peringatan kepada orang beriman tentang bahaya permusuhan internal;
Dalam banyak ayat, seperti QS al-Hujurat [49]: 9, Allah memerintahkan mendamaikan dua kelompok mukmin. → Ini menjadi pelengkap ayat 93, bahwa membunuh sesama mukmin bukan hanya dosa, tapi penghancuran ukhuwah imaniyah.
14. Keutamaan jiwa lebih tinggi dari harta; Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah memberi perlindungan kepada harta dan hak, tapi nyawa mukmin dijaga lebih tinggi.
→ Maka merampas nyawa = melanggar hak paling suci.
15. Ayat ini membedakan antara sengaja dan tidak sengaja; Konteks sebelumnya (QS an-Nisā’: 92) membahas pembunuhan tidak sengaja, yang masih bisa ditebus dengan diyat dan kafarat.
→ Ayat 93 menjelaskan bahwa pembunuhan sengaja = tak bisa ditebus dengan harta.
16. Mukmin memiliki kehormatan spiritual; Al-Qur’an menekankan bahwa seorang mukmin bukan hanya manusia biasa, tapi ia adalah hamba yang beriman dan dekat dengan Allah. → Membunuhnya berarti menghinakan orang yang dicintai Allah.
17. Larangan ini mencakup semua bentuk pembunuhan – langsung dan tidak langsung; Al-Qur’an menggunakan kata “يَقْتُلْ” tanpa batasan senjata atau cara.→ Maka menyuruh orang lain, meracun, atau menyebar fitnah yang menyebabkan kematian pun tercakup dalam ancaman ini.
18. Ayat ini menunjukkan nilai tanggung jawab atas nyawa;
Siapa yang membunuh mukmin, tidak bisa lari dari tanggung jawabnya di akhirat. → Bahkan jika di dunia ia lolos dari hukum, di akhirat ia berhadapan langsung dengan Allah.
19. Hukumannya tidak disebutkan dalam bentuk ‘bisa’, tapi ‘pasti’
Kata “فَجَزَاؤُهُ” (maka balasannya adalah…) menunjukkan hukum final dan bukan kemungkinan. → Artinya, jika Allah tidak menerima taubatnya, hukuman ini pasti terjadi.
20. Ayat ini menjadi dasar bagi prinsip syariah tentang qishāsh
Dalam konteks keseluruhan surah an-Nisā’, ayat ini memperkuat perintah qishāsh (hukuman balasan yang seimbang) seperti dalam QS al-Baqarah [2]: 178. → Al-Qur’an memberi landasan bahwa nyawa mukmin tidak bisa dianggap remeh, dan pembunuhnya harus dihukum setimpal.
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا…
Barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah Jahannam…”
(QS an-Nisā’ 4:93)
1. Membunuh seorang mukmin = mengingkari keimanan sendiri
Rasulullah ﷺ bersabda:
“لا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِينِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا”
“Seorang mukmin akan tetap dalam keluasan agama selama belum menumpahkan darah yang diharamkan.”(HR Bukhari & juga diriwayatkan
2. Pembunuh mukmin akan dikumpulkan di akhirat dengan Firaun dan iblis; Imam Ja‘far ash-Shadiq (as) bersabda:
“من أعان على قتل مؤمن بشطر كلمة، جاء يوم القيامة مكتوب بين عينيه: آيسٌ من رحمة الله.”
“Barang siapa membantu pembunuhan mukmin walau hanya dengan setengah kata, ia akan datang pada Hari Kiamat dengan tulisan di dahinya: ‘Orang yang putus dari rahmat Allah’.”
(al-Kāfī, jilid 2, hal. 253)
3. Bisa membatalkan seluruh amal kebaikan; Rasulullah ﷺ bersabda:
“أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الدِّمَاءُ”
“Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah darah (yang ditumpahkannya).” Musnad Ahmad dan juga dalam tafsir al-‘Ayyāshi)
→ Jadi, kesalahan terbesar bukanlah zina atau mencuri, tapi pembunuhan jiwa mukmin.
4. Laknat dari seluruh makhluk Diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ:
“لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ”
“Hilangnya seluruh dunia lebih ringan bagi Allah daripada terbunuhnya satu orang Muslim.”
(HR Tirmidzi, juga diriwayatkan dalam tafsir al-Qummi)
5. Pembunuh mukmin tidak mendapat syafaat; Imam Ali (as) bersabda:قاتل المؤمن متعمداً لا توبة له، ولا شفاعة، ولا فكاك من النار
“Orang yang membunuh mukmin dengan sengaja, tidak ada taubat baginya, tidak syafaat, dan tidak pembebasan dari neraka.”
(Tafsir al-‘Ayyāshi, jilid 1, hal. 242)
6. Menumpahkan darah mukmin = memerangi Allah; Rasulullah ﷺ bersabda:من قتل نفساً مؤمنةً بغير حقّ، فكأنّما قتل الله
“Barang siapa membunuh jiwa mukmin tanpa hak, maka seakan-akan ia telah membunuh Allah.”
(Hadis ini diriwayatkan secara maknawi dalam tafsir isyari oleh sebagian arif dan ahli hakikat)
7. Mendapat kutukan para nabi dan malaikat; Diriwayatkan dari Imam Baqir (as):”Pembunuh mukmin akan dilaknat oleh seluruh nabi, malaikat, dan para mukmin sampai hari kiamat.”(Bihar al-Anwar, jilid 75)
8. Menyebabkan kehinaan dunia dan akhirat; Imam as-Sajjad (as) dalam Doa Abu Hamzah ats-Tsumali berkata: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ لِكُلِّ دَمٍ حَرَامٍ سَفَكْتُهُ
“Ya Allah, aku memohon ampunan-Mu atas setiap darah haram yang telah kutumpahkan…”
→ Bahkan mengingkari hak orang mukmin dalam doa dan hati bisa digolongkan pembunuhan ruhani.
9. Penyebab utama kecelakaan spiritual dan dunia; Dalam Nahjul Balaghah, Imam Ali (as) berkata:
“كم من دمٍ سُفِكَ بغير حقٍ، وكان وبالاً على صاحبه في الدنيا والآخرة.”
“Betapa banyak darah yang ditumpahkan tanpa hak, dan menjadi malapetaka bagi pelakunya di dunia dan akhirat.”
10. Membunuh mukmin = membunuh cahaya iman; Imam Ja‘far ash-Shadiq (as) bersabda:
“المؤمن نورُ الله في الأرض،
من قتله أطفأ نورَ الله عمداً.”
“Mukmin adalah cahaya Allah di bumi. Barang siapa membunuhnya, ia telah memadamkan cahaya Allah dengan sengaja.”
(Tafsir al-Safi, Syaykh al-Kāsyānī)
Makna Menurut Hadis Ahlul Bayt;
“لا يَسْتَحِلُّ قَتْلَ الْمُؤْمِنِ إِلَّا كَافِرٌ”
“Tidak ada yang menghalalkan darah mukmin kecuali orang kafir.”
📚 (al-Kāfī, 2/277)→ Ini menunjukkan bahwa membunuh mukmin secara sengaja = murtad batin, meskipun secara zahir ia masih Muslim.
2. Kehilangan rahmat dan syafaat
🔸 Imam Ja‘far ash-Shādiq (as) berkata: من أعان على قتل مؤمن ولو بشطر كلمة، جاء يوم القيامة مكتوبٌ بين عينيه: آيسٌ من رحمة الله
“Barang siapa membantu membunuh mukmin, walau dengan setengah kata, ia akan datang di Hari Kiamat dengan tulisan di dahinya: ‘Terputus dari rahmat Allah.’”📚 (al-Kāfī, 2/254)
3. Membunuh mukmin adalah membunuh cahaya Allah
🔸 Imam ash-Shādiq (as):
“المؤمن نورُ الله في الأرض،
من قتله أطفأ نورَ الله.”
“Mukmin adalah cahaya Allah di bumi. Siapa yang membunuhnya, ia telah memadamkan cahaya Allah.” 📚 (Tafsir al-Sāfī)
4. Tidak diterima taubatnya dengan mudah
“Orang yang membunuh mukmin dengan sengaja tidak ada taubat baginya, tidak syafaat, dan tidak akan bebas dari neraka.” 📚 (Tafsir ‘Ayyāshī, 1/242)
5. Pembunuhan mukmin = memerangi Allah dan Rasul-Nya
🔸 Imam as-Sādiq (as):
من ضرب مؤمناً سوطاً يريد به أذيّته،
فهو شريك في دمِه.”
“Barang siapa memukul seorang mukmin dengan cambuk untuk menyakitinya, maka ia adalah sekutu dalam darahnya.” 📚 (al-Kāfī, 2/276)
6. Mendapat laknat seluruh makhluk langit
7. Dosa pembunuhan tidak bisa ditebus dengan amal apa pun
🔸 Imam Ali (as) berkata:
لا شيءَ أشدُّ على العبد
من سفك الدم الحرام.”
“Tidak ada yang lebih berat atas seorang hamba dari menumpahkan darah haram.”📚 (Nahj al-Balāghah)
→ Maka salat, zakat, puasa, dan amal saleh tidak bisa menghapus dosa ini, kecuali dengan taubat hakiki dan penebusan nyata.
8. Jiwa mukmin lebih suci dari Ka‘bah 🔸 Imam Ja‘far ash-Shādiq (as) meriwayatkan: Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ka‘bah:
“لَحُرْمَةُ المؤمن أعظم عند الله منك.”
“Kesucian seorang mukmin di sisi Allah lebih agung darimu (wahai Ka‘bah).”📚 (al-Kāfī, 2/267)
→ Maka membunuh mukmin = merobek kehormatan yang lebih suci dari rumah Allah.
9. Membunuh mukmin = membunuh seluruh keturunan spiritualnya
10. Pembunuh mukmin adalah bagian dari kelompok Iblis
🔸 Imam Ja‘far ash-Shādiq (as) berkata: قاتل المؤمن في النار، ومحشورٌ مع آل فرعون وإبليس
“Pembunuh mukmin berada di neraka dan akan dikumpulkan bersama keluarga Firaun dan Iblis.”
📚 (Tafsir al-Qummī)
11. Membunuh mukmin = membunuh seluruh umat manusia
🔸 Imam Ja‘far ash-Shādiq (as):
من قتل مؤمناً بغير حق،
كأنما قتل الناس جميعاً.”
“Barang siapa membunuh mukmin tanpa hak, seakan ia telah membunuh seluruh manusia.”
📚 (Tafsir al-‘Ayyāshī, 1/243)
→ Ayat ini memiliki makna yang dalam: jiwa mukmin mewakili ruh umat secara keseluruhan.
12. Pembunuhan mukmin menghapus semua amal baik
🔸 Rasulullah ﷺ dalam riwayat dari Imam Ali (as):”Pembunuh mukmin datang di hari kiamat, padanya terdapat dosa pembunuhan, sedangkan amalnya sirna.”📚 (Bihār al-Anwār, 72/337)
13. Orang yang ridha atas pembunuhan mukmin = turut membunuh🔸 Imam ash-Shādiq (as): من رضي بقتل مؤمن،
فهو شريك في دمه
“Siapa yang meridhai pembunuhan seorang mukmin, ia adalah sekutu dalam darahnya.”
📚 (al-Kāfī, 2/276)
14. Darah mukmin menjerit di langit
🔸 Imam as-Sādiq (as): “Ketika seorang mukmin dibunuh secara zalim, darahnya berseru ke langit: ‘Ya Allah, aku tertumpah di jalan-Mu, maka jangan sia-siakan aku!’”📚 (Tafsir al-Sāfī)
15. Allah membela darah mukmin sendiri
→ Jaminan langsung dari Allah bagi siapa pun yang terzalimi.
16. Syahadah tidak membersihkan dosa membunuh mukmin
🔸 Rasulullah ﷺ: “Barang siapa membunuh mukmin lalu mati sebagai syahid, tetap akan dibakar dalam neraka.”📚 (Bihār al-Anwār, 72/334)
17. Membunuh mukmin = membuka pintu bencana bagi umat
18. Satu tetes darah mukmin lebih berat dari langit dan bumi
19. Pembunuhan mukmin = bentuk tertinggi dari kezaliman
20. Pembunuh mukmin akan terjauhkan dari telaga Nabi ﷺ
🔸 Rasulullah ﷺ kepada Imam Ali (as): “Kelak aku akan mengenali umatku di telaga, tapi pembunuh mukmin akan terusir dariku seperti unta asing.”📚 (Bihār al-Anwār)
→ Ini artinya: tidak mendapat syafaat, tidak mendapat naungan Nabi, tidak bersama Ahlul Bayt.
Penutup; Dari semua makna ini, tampak bahwa membunuh seorang mukmin bukan hanya dosa sosial, tapi keruntuhan eksistensial dan keterputusan dari rahmat Allah, Rasul, dan Ahlul Bayt (as).
Makna QS an-Nisā’ [4]: 93 dari sudut pandang para mufasir,
📚 1. Tafsir al-Mīzān (Allamah Thabathaba’i); Pembunuhan sengaja terhadap mukmin menunjukkan pemutusan total terhadap rahmat dan wilayah Ilahi, karena mukmin hakiki berada dalam wilayah Allah. → Hukuman kekal di neraka ini hanya berlaku jika pelaku tidak bertobat dan membunuh karena permusuhan terhadap iman.
📚 3. Tafsir al-Burhān (Syaikh al-Baḥrānī) Dihubungkan dengan hadis Ahlul Bayt: yang dimaksud “mukmin” di sini adalah al-mu’min al-kāmil – pengikut Ahlul Bayt yang teguh.
→ Maka membunuh mukmin artinya memerangi wali Allah.
📚 4. Tafsir Nūr ats-Tsaqalayn (Huwaizi); Membunuh mukmin dihubungkan dengan ayat lain (QS 5:32):”Barang siapa membunuh seorang tanpa alasan yang benar, seolah ia membunuh seluruh manusia.”
📚 5. Tafsir al-Jalālayn; Ditafsirkan bahwa ayat ini menjadi bukti bahwa dosa pembunuhan mukmin adalah salah satu dosa terbesar setelah syirik, terutama bila tidak disertai tobat.
📚 6. Tafsir al-Qummī; Membunuh mukmin berarti menumpahkan darah orang yang berada dalam wilayah Imamah, maka akibatnya bukan hanya dosa, tapi memutus ikatan ruhani dengan Ahlul Bayt.
→ Pelaku bisa menjadi “ahl al-nār” walaupun awalnya dari umat Nabi.
📚 7. Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwīr (Ibn ‘Āsyūr) Kata “مُتَعَمِّدًا” menegaskan aspek kehendak dan niat jahat.
📚 8. Tafsir al-Kabīr (Fakhruddin ar-Rāzī); Ia membahas bahwa ungkapan beruntun dalam ayat ini (neraka, murka, laknat, azab) adalah bentuk ta’nif (celaan bertingkat).
→ Tujuannya adalah menakutkan pelaku dan umat agar tidak meremehkan jiwa orang beriman.
📚 9. Tafsir Safīnat al-Biḥār Dihubungkan dengan riwayat tentang pembunuhan Habil oleh Qabil — bahwa dosa pertama yang menyebabkan kemurkaan Tuhan di bumi adalah pembunuhan.
📚 10. Nahj al-Balāghah (Khutbah Imam Ali as) Imam Ali (as) mengisyaratkan bahwa pembunuhan terhadap jiwa yang tak bersalah adalah bentuk paling jelas dari fujūr (kefasikan nyata).
→ Imam mengatakan, “Jika seluruh dunia aku miliki, lalu aku gunakan untuk menebus darah yang tertumpah tanpa hak, itu belum cukup.”
🔍 Catatan Para Mufasir:
• Kekekalan di neraka dalam ayat ini bersyarat: bila pelaku adalah munafik atau membenci iman.
• Jika ia mukmin yang lalai dan bertobat dengan sungguh-sungguh, Allah Maha Pengampun.
• Dosa ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap kehidupan, keadilan, dan wilayah Ilahi.
✅ 2. ‘Allāmah al-Kāsyānī – Tafsir Manhaj aṣ-Ṣādiqīn; Ia menafsirkan bahwa lima hukuman berturut-turut dalam ayat ini:
1. Jahannam
2. Kekekalan
3. Kemurkaan
4. Laknat
5. Azab besar
→ Menunjukkan bahwa membunuh mukmin bukan hanya dosa sosial, tetapi pengkhianatan spiritual yang melibatkan seluruh dimensi Ilahiah.
✅ 3. Syaikh ‘Abd ‘Alī al-Ḥā’irī – Tafsir Nūr al-Thaqalayn; Mengutip banyak riwayat dari Ahlul Bayt bahwa “mukmin” dalam ayat ini adalah “pengikut wilayah Ahlul Bayt.”
✅ 4. Syaikh al-Baḥrānī – Tafsir al-Burhān ; Menyebut bahwa ayat ini termasuk bagian dari ayat-ayat “wilāyah” — karena dalam banyak riwayat disebut bahwa kedudukan mukmin tidak hanya karena keislaman, tetapi karena keterikatannya dengan wilayah Imam.
✅ 5. Syaikh al-Qummī – Tafsir al-Qummī; Dalam riwayat tafsirnya disebut bahwa darah mukmin menjerit di langit dan bumi.
✅ 6. Imam as-Shādiq (as) – Tafsir Maknawi; Dalam banyak riwayat, Imam menyamakan dosa membunuh mukmin dengan membunuh seluruh umat manusia (QS al-Māidah: 32).
✅ 7. Syaikh Tabātabā’ī – Tafsir Wilayah; Membunuh mukmin berarti menolak kehidupan yang suci, karena mukmin sejati berada di bawah payung wilayah Imam Zaman (aj).
✅ 8. Tafsir as-Sāfī (Faid al-Kāsyānī); Ayat ini termasuk ayat-ayat ‘Uqubah Muqayyadah (hukuman bersyarat). Kekekalan di neraka hanya bagi yang:
*Tidak bertobat
*Membunuh karena permusuhan pada iman
*Membunuh pengikut wilayah Ahlul Bayt
→ Menunjukkan ketegasan dalam syariat dan makrifat.
✅ 9. Tafsir Kanz ad-Daqā’iq – ‘Allāmah al-Miqdād; Penekanan diberikan pada kata “مُتَعَمِّدًا” (dengan sengaja), sebagai bukti bahwa niat jahat terhadap mukmin adalah bagian dari kebencian terhadap Tuhan dan para wali-Nya.
✅ 10. Tafsir Huda al-Qur’ān – Ustadz Misbāh Yazdī; Dalam tafsir kontemporer ini, dijelaskan bahwa dosa membunuh mukmin bukan hanya soal nyawa, tetapi menghapus keberkahan ruhani di tengah masyarakat.
🔍 Penutup: Berdasarkan para mufasir Syiah, ayat ini tidak hanya membicarakan dosa sosial-hukum, tetapi juga merupakan peringatan batin:”Jangan musuhi mukmin sejati, karena itu berarti memerangi wilayah Allah dan Imam Zaman (aj).”
Makna QS an-Nisā’ [4]: 93 menurut ahli makrifat dan hakikat,
🌿 2. Mukmin Adalah Tempat Tajalli Asma Allah; Dalam ilmu hakikat, mukmin sejati adalah mazhar (manifestasi) dari Asmaul Husna seperti Rahman, ‘Adl, Shabur, dan Hadi.
🌿 3. Pembunuhan Mukmin = Pemutusan dari Wilayah; Ahli makrifat Syiah meyakini bahwa mukmin berada dalam wilayah ruhani Imam Zaman (aj).
🌿 4. Kekekalan di Neraka = Kekekalan dalam Hijab;Dalam tafsir batin, “kekal di neraka” bukan hanya azab jasmani, tetapi terkurung dalam hijab dari rahmat Tuhan selamanya.
🌿 5. Murka Allah = Sirnanya Kehadiran Ilahiah; Murkanya Allah (ghaḍab Allāh) berarti keterjauhan dari tajalli Tuhan.
🌿 6. Laknat Allah = Putusnya Jalan Kembali; “Laknat” dalam makna hakikat adalah terlempar dari jalan menuju Tuhan (ṭarīq ilā Allāh).
🌿 7. Mukmin Adalah Cermin Tuhan
Ahli hakikat menyebut, “al-mu’min mir’āt Rabbihi” – mukmin adalah cermin Tuhan.
🌿 8. Azab Besar = Rasa Terbakar Jauh dari Kekasih;”Azab besar” dalam makna batin adalah rasa derita karena terputus dari Wujud Yang Dicinta.
🌿 9. Membunuh Mukmin = Membunuh Dimensi Lāhūt; Mukmin sejati memiliki ruh yang tersambung ke lūṭf al-lāhūt (rahmat langit).
➡ Maka membunuhnya artinya memutuskan aliran lāhūt ke dalam dunia mālūt (alam nyata) — menyebabkan terputusnya rahmat bagi lingkungan.
🌿 10. Kesengajaan = Iblisiyyah dalam Niat ; مُتَعَمِّدًا”
dengan sengaja) adalah niat iblisiyyah.
🕯️ Kesimpulan Makrifat: “Membunuh mukmin bukan hanya dosa, tapi pemberontakan terhadap Nur Ilahi.
“Ia memadamkan wujud cahaya di bumi, menolak tajalli, dan memusuhi jalan cinta kepada Allah.
Makna Menurut Ahli Hakikat Syiah
➡ Membunuhnya sama dengan memadamkan pancaran nur Allah yang menghidupkan alam batin manusia.
2. Pembunuhan mukmin = menolak Tuhan ; Ahli hakikat Syiah berkata: “Siapa yang membunuh mukmin yang berada di bawah naungan wilayah, berarti ia menolak Tuhan yang mentajallikan Diri-Nya melalui para wali-Nya.”
3. Kekekalan di neraka = terjebak dalam hijab gelap
Dalam irfan, kekal di neraka berarti terkunci dalam kegelapan (ẓulmah) dan terhijab dari cahaya (nūr) selamanya.
4. Kemurkaan Allah = sirnanya rahmat wujud; Menurut para arif Syiah, “ghaḍab” Allah bukan emosi, tapi penarikan rahmat wujud dari ruh seseorang.
5. Laknat Allah = terputus dari jaringan wilayah; La‘anahullah” berarti: Ia dikeluarkan dari sistem ruhani wilayah Ahlul Bayt, tidak dapat cahaya taufiq, tidak bisa mengenali kebenaran.
6. Azab agung = siksaan kerinduan yang tak tersampaikan; Azab terbesar menurut para arif bukan api, tapi: “Rindu yang tidak pernah sampai kepada Yang Dicinta.”
7. Mukmin adalah jantung alam rohani; Imam Ja‘far as-Shadiq (as) berkata:Mukmin adalah hati dunia.”
8. Setiap mukmin sejati menyimpan nur al-wilayah; Menurut arifin Syiah, mukmin bukan hanya muslim, tapi orang yang telah menerima nur wilayah.
9. Kesengajaan = fitrah yang dibalik; Kata “muta‘ammidan” menunjukkan bahwa pelaku dengan sadar mematikan fitrahnya sendiri, sebab dalam fitrah, manusia mencintai cahaya.
10. Pembunuh mukmin memadamkan lampu jalan hakikat
Imam Ali (as) berkata:”Mukmin adalah pelita jalan.”
📌 Penutup: Menurut para arif Syiah: “Membunuh mukmin sejati bukan sekadar dosa, tapi upaya menentang keberadaan Allah yang memancar lewat para wali dan auliya-Nya.”Karena itu, pelakunya:
• terputus dari wilayah
• terjebak dalam hijab
• terhalang dari cinta Allah selamanya
Kisah dan Cerita Makrifat Pembunuhan Mukmin
2. Seorang Penjagal dan Wajah Berubah; Seorang penjagal di Kufah membunuh seorang fakir yang saleh karena marah. Di malam harinya, ia bermimpi:”Mengapa kau bunuh kekasih-Ku? Maka sejak itu wajahnya berubah seperti hewan, dan ia dikucilkan masyarakat.”
💡 Makna hakikat: Mukmin adalah wali Allah yang tersembunyi. Membunuhnya dengan niat jahat membawa kutukan batin dan perubahan ruh.
3. Kisah Imam Ja’far Shadiq (as) dan Pembunuh Diam-Diam
Seorang penguasa membunuh seorang pecinta Ahlul Bait secara diam-diam. Imam Shadiq (as) berkata:”Dia tidak hanya membunuh tubuhnya, tapi memutus sambungan ruhani yang menyambung ke wilayah kami. Dosanya tak terampuni kecuali dengan darahnya sendiri.”
4. Pembunuh yang Terhalang Menyebut Nama Allah; Seorang pembunuh bertobat dan datang kepada Imam al-Baqir (as). Namun setiap kali ia ingin mengucap nama Allah, lidahnya kelu.
Imam berkata:”Karena engkau membunuh orang yang selalu menyebut-Nya, maka lidahmu kini tidak mampu mengenal-Nya.”
💡 Makna hakikat: Membunuh mukmin menutup gerbang ma’rifat, dan menyegel hati serta lidah dari dzikir.
5. Kisah Langit yang Menangis; Ketika seorang mukmin dibunuh oleh musuh Ahlul Bait, Imam Ali Zainal Abidin (as) berkata:”Langit menangis untuk mukmin, bukan karena tubuhnya hilang, tapi karena sebuah cahaya wilayah telah dicabut dari bumi.”
6. Cermin yang Dipecahkan
Seorang murid arif Syiah bermimpi melihat dirinya memecahkan sebuah cermin yang sangat bersinar. Saat bangun, gurunya berkata:”Engkau telah membunuh saudaramu dengan hasad dan fitnah. Mukmin adalah cermin Allah; engkau telah menghancurkannya.”
7. Wajah Gelap di Barzakh
Imam Shadiq (as) meriwayatkan bahwa salah satu pembunuh pengikut Imam Husain (as) ketika dilihat dalam alam barzakh: “Wajahnya gelap tak bercahaya, dan ia terus berteriak: ‘Aku haus!’ tapi tak pernah diberi minum.”
8. Pohon Wilayah yang Layu
Dalam mimpi seorang wali, ia melihat satu pohon cahaya layu setelah seorang mukmin terbunuh. Ia bertanya:”Mengapa pohon ini mati?”Jawab: “Karena pengalir cahaya dari bumi padanya telah diputus.”
💡 Makna hakikat: Mukmin adalah saluran antara dunia dan alam malakut. Membunuhnya berarti melumpuhkan koneksi semesta.
9. Satu Tetes Darah, Seribu Malaikat Turun;Diriwayatkan dari Imam Baqir (as), bahwa setiap kali seorang mukmin terbunuh,”Seribu malaikat turun memohon kepada Allah agar menuntut darahnya.”
💡 Makna hakikat: Darah mukmin mengandung janji Tuhan, dan setiap tetesnya mengguncang langit.
10. Dendam Dunia dan Akhirat
Kisah pembunuh Hujr ibn ‘Adi, sahabat Imam Ali (as). Setelah wafat, orang-orang bermimpi ia disiksa dan berteriak:”Kenapa aku dibakar?!”Jawab dari langit: “Karena engkau membunuh kekasih-Ku.”
📌 Penutup Hikmah:”Membunuh mukmin adalah pembunuhan terhadap pancaran Allah di bumi. Bukan sekadar tubuh, tapi cahaya, wilayah, dan ruh dicabut dari semesta.”
Kisah para pembunuh Imam Husain (as) menurut riwayat-riwayat—khususnya dari sudut hakikat dan makrifat, yang menggambarkan bagaimana akibat spiritual dan azab batin menimpa mereka di dunia, barzakh, dan akhirat.📖 Ayat Terkait (QS an-Nisā’ [4]: 93): وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا
“Barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahannam, kekal di dalamnya…”
Imam Husain (as) bukan sekadar mukmin biasa—beliau adalah jantung nubuwwah, cahaya wilayah, dan pusat rahmat Allah di bumi. Maka pembunuhan terhadap beliau adalah pembunuhan terhadap hakikat Islam itu sendiri.
🔻 Hakikat dosanya: Ia tahu Husain adalah cucu Nabi, tapi demi ambisi kekuasaan dan tanah di Rey, ia tetap memimpin pembantaian itu.
🕯️ Akibat ruhani: Menurut riwayat, wajahnya menjadi hitam saat wafat.
Ia melihat api mengejarnya di alam barzakh. Dalam tafsir hakikat: ia telah membunuh nur wilayah dalam dirinya, maka dirinya menjadi alat iblis.
☠️ 2. Shimr bin Dzi al-Jawshan – Algojo Jantung Kekasih Allah
📜 Latar belakang: Ia adalah orang yang memenggal kepala Imam Husain (as).
* Membunuh titik pusat cahaya wilayah, titik fokus kasih sayang Tuhan bagi seluruh makhluk.
* Ia mencincang tubuh orang yang selalu berdoa untuk umat Muhammad (saw).
* Riwayat menyebut anjing-anjing api neraka menggigitnya di barzakh.
* Tubuhnya membusuk dan menghitam di dunia.
* Para arif berkata: ia terhapus dari daftar makhluk yang masih layak disebut manusia.
📜 Latar belakang: Ia yang memanah bayi ‘Ali al-Asghar (as) di pelukan ayahnya.
* Membunuh cahaya kemurnian dan kesucian yang tak ternoda.
* Arifin berkata: “Dia tidak membunuh tubuh, tapi membunuh rahmat Tuhan yang baru lahir.”
🕯️ Akibat ruhani:• Imam Sajjad (as) berkata: “Setiap malam aku dengar tangisan bayi dari arah barzakh, yang memanggil: ‘Ayahku dibunuh, dan aku dilubangi kepalaku…’”Harmalah dililit oleh panah yang ia lepaskan sendiri, yang berubah jadi ular neraka di alam ruh.
🕸️ 4. Sinan bin Anas – Penusuk Tubuh Terakhir
* Menusuk jantung Rasulullah (saw) secara ruhani.
* Menikam bukan hanya tubuh, tapi makna kehidupan dan kasih Allah kepada umat.
* Menurut Imam Shadiq (as): “Ia meminta air saat wafat, tapi lidahnya membusuk dan mengeluarkan api.”
* Dalam irfan: dosanya adalah penolakan total terhadap tajalli Tuhan di bumi.
🧠 5. Yazid bin Mu’awiyah – Otak Kekejian
* Mewakili iblis dalam struktur kekuasaan, dan melanjutkan misi Abu Sufyan untuk menghancurkan nubuwah.
* Imam Ali Zainal Abidin (as) berkata: “Dia tidak akan mencium bau surga meskipun dari 500 tahun perjalanan.”Dalam mimpi para wali: ia duduk di singgasana api, disiksa oleh bayangannya sendiri, dan berkata:”Celaka aku, andai aku tak menyentuh darah Husain.”
🌌 Makna Hakikat Pembunuhan Imam Husain (as); Menurut Imam Khomeini dan para arif:
“Membunuh Husain adalah membunuh hakikat shalat, dzikir, Al-Qur’an, dan cinta Ilahi.”
☠️ 6. Khawali bin Yazid al-Asbahi – Pembawa Kepala Imam Husain
📜 Latar belakang: Ia membawa kepala suci Imam Husain (as) dari Karbala ke Kufah lalu ke Syam untuk diberikan kepada Ibnu Ziyad dan Yazid.
* Menjadikan nur ilahi sebagai trophy duniawi.
* Dalam bahasa irfan: ia menyiksa kepala khalifah Tuhan di bumi, menjadikannya tontonan para tiran.
🕯️ Akibat ruhani:• Diceritakan, ia menyimpan kepala suci di bawah bejana, dan seluruh rumahnya dipenuhi api dan jeritan roh.
* Ia mengalami mimpi buruk hingga mati dalam keadaan gila dan terbakar.
🔪 7. Zajr bin Qays – Penyampai Pesan Dusta & Penghina Husain
📜 Latar belakang: Ia membawa kabar palsu tentang wafatnya Imam Husain (as) kepada Yazid dan menghina beliau di depan umum.
🔻 Hakikat dosanya: *Menghancurkan kebenaran dalam lisan, menjadi jembatan dusta dan fitnah terhadap wali Allah.
* Dalam makrifat: lisannya menyuarakan kekufuran secara langsung terhadap wajah Tuhan.
🕯️ Akibat ruhani: Mulutnya membusuk dan keluar ulat saat meninggal. Diriwayatkan, suaranya terdengar di alam barzakh: “Celaka aku karena lisanku telah menghina pemilik surga.”
👹 8. Ibn Ziyad (Ubaydullah bin Ziyad) – Gubernur Kufah
📜 Latar belakang: Ia adalah arsitek utama pembantaian Karbala di bawah Yazid. Ia yang menolak surat Imam Husain (as) dan memerintahkan pembunuhan beliau.
🔻 Hakikat dosanya:
🕯️ Akibat ruhani: • Tubuhnya ditemukan membusuk, kepalanya dipenggal sebagaimana ia memenggal kepala Husain, dan dilempar ke tanah najis.
* Di barzakh, ia ditampakkan wajah Husain yang terus berkata, “Hai pembunuh cucu Rasulullah.”
🐍 9. Bahr bin Ka’ab – Pemukul Sayyidah Zainab
* Dalam bahasa hakikat: ia menampar wajah rahmat Tuhan.
🕯️ Akibat ruhani:• Diriwayatkan ia mengalami kelumpuhan pada tangannya, dan lidahnya membusuk hingga ia tidak bisa berkata.• Wajahnya hangus dan matanya keluar saat wafat.
⚰️ 10. Hani bin Thabit – Penjarah Tubuh Husain
* Ia mencopot kehormatan nur Ilahi dengan tangannya sendiri.
* Dalam pandangan makrifat, ia telah menukar barakah abadi dengan debu dunia.🕯️ Akibat ruhani:• Tangannya membusuk dan dipenuhi ulat.• Saat menjelang mati, ia berteriak: “Kembalikan pakaiannya padaku! Api membakarku!”
🌌 Penegasan Hikmah Makrifat
Menurut para arif:”Mereka bukan hanya membunuh seorang manusia. Mereka membunuh makna rahmat, wujud nur Muhammad, dan ruh Islam.”
Maka dosa mereka bukan sekadar tindakan fisik, tapi penolakan terhadap tajalli (penampakan) Allah di muka bumi.
Daftar para pembunuh keluarga dan sahabat Imam Husain (as) di Karbala, lengkap dengan latar belakang, dosa batiniah menurut pandangan ahlul bayt dan ahli makrifat Syiah, serta akibat spiritual yang mereka alami di dunia dan barzakh:
📍 Pembunuh: ’Ali al-Asghar (as)
🔪 Ia memanah bayi berumur 6 bulan di pelukan Imam Husain (as), mengenai lehernya dan memutus saluran tenggorokan.
🕯️ Akibat spiritual:• Dalam barzakh, setiap panahnya berubah menjadi ular api yang melilit dirinya.
* Imam al-Baqir (as) mendoakan: “Semoga Allah membuatmu merasakan panas api neraka dengan anak-anakmu.”
🔴 2. Zahr bin Qays al-Ju‘fi
📍 Pemenggal kepala Abu al-Fadl al-‘Abbas (as)
🔴 3. Sinan bin Anas an-Nakha’i
📍 Penusuk tubuh Imam Husain (as)
🔪 Ia menusuk Imam yang sudah tak berdaya dengan tombak, lalu ikut serta dalam pemenggalan kepala.
💔 Hakikat dosanya: Menusuk makna ruhani Rasulullah (saw) dan tajalli Tuhan di bumi.
🔴 4. Bahr bin Ka’ab
📍 Pemukul Sayyidah Zainab dan wanita Ahlul Bayt
* Ia diserang bisu, lumpuh, dan menjadi gila menjelang wafat.
* Dalam barzakh, menurut irfan: ia melihat wajah Zainab (as) memalingkan muka dengan murka.
🔴 5. Abdullah bin Qutbah
📍 Pembunuh ‘Ali al-Akbar (as)
🔪 Ia menebas dada dan memukul wajah ‘Ali al-Akbar saat ia nyaris syahid di pelukan ayahnya.
💔 Hakikat dosanya: Ia membunuh cerminan sempurna Rasulullah (saw) dalam akhlak dan wajah.
🕯️ Akibat spiritual:• Ia terkena penyakit kulit aneh hingga wajahnya membusuk.• Dalam mimpi-mimpi wali Allah, ia selalu berkata:”Mengapa aku menebas wajah Rasulullah?”
🔴 6. Shimr bin Dzi al-Jawshan
📍 Pemenggal kepala Imam Husain (as)
💔 Hakikat dosanya:Ia memenggal nur kenabian dan rahmat Tuhan dari bumi.
* Riwayat menyebut anjing liar memakan tubuhnya setelah mati.
* Dalam irfan: ia hilang dari cahaya wujud manusia dan menjadi bayangan iblis sepenuhnya.
🔴 7. Hani bin Thabit
📍 Penjarah pakaian Imam Husain
🔪 Ia merampas baju Imam setelah syahid dan meninggalkan tubuh suci .
* Ia jatuh miskin, kulit tubuhnya mengelupas dan membusuk.
* Dalam barzakh: tubuhnya dipakaikan kain api dari kepala hingga kaki.
🔴 8. Akhnas bin Murrah
📍 Pembunuh Qasim bin Hasan (as)
🔪 Ia menyerang Qasim saat pemuda itu menyambut musuh dalam kondisi lemah dan kehausan.
💔 Hakikat dosanya: Ia membunuh simbol kesucian muda dan cinta murni kepada Imam.
* Dalam barzakh, ia terjepit oleh tubuh anak-anak cahaya yang ia bunuh.
🔴 9. Umar bin Sa’ad
📍 Panglima pasukan Karbala
🔪 Ia pemimpin yang menyetujui setiap tahap pembunuhan Husain dan keluarganya demi kekuasaan di Rey.
* Dalam riwayat, Imam Shadiq (as) berkata:”Setiap malam, ruhnya digantung di atas sungai darah.”• Ia gila dan tewas dalam kutukan rakyat.
🔴 10. Yazid bin Muawiyah
📍 Penguasa yang memerintahkan tragedi
💔 Hakikat dosanya: Ia menyembelih agama dari dalam.
🕯️ Akibat spiritual:• Ia wafat dalam kehinaan dan disebut dalam ziarah Ahlul Bayt sebagai musuh Allah abadi.• Dalam mimpi para arif, ia dikejar bayangan Husain yang bersinar dan marah.
📿 Penutup – Dalam Cahaya Irfan Mereka membunuh bukan hanya manusia, tapi nur kenabian, makna Al-Qur’an, dan wajah rahmat Tuhan di bumi. Maka yang mereka tanggung bukan sekadar dosa, tapi **kutukan eksistensial yang tak lepas di dunia, barzakh, maupun akhirat.”
🔴 11. Khawali bin Yazid al-Asbahi
📍 Pembawa kepala Imam Husain (as) ke Kufah
💔 Hakikat dosanya: Ia menginjak martabat ruhani kenabian hanya demi hadiah dunia.
🕯️ Akibat spiritual:• Istrinya melihat api menyala dari kepala Husain saat diletakkan di rumah.• Ia jatuh miskin dan wafat dalam kebingungan dan hina.• Dalam barzakh, telinganya terbakar oleh pujian terhadap Husain yang selalu ia dengar dari malaikat.
🔴 12. Bakr bin Ghanim
📍 Pembunuh Zuhair bin Qain (sahabat setia Husain as)
🔪 Ia menyerang Zuhair saat sedang bertahan dengan gagah dalam medan pertempuran.
💔 Hakikat dosanya: Ia membunuh wakil kaum yang hidayahnya terlambat, tapi akhirnya mencapai puncak cinta Allah.
🔴 13. Muslim bin ‘Amr al-Bajali
📍 Pembunuh Habib bin Mazahir (sahabat setia Imam Husain as)
🔪 Ia menusuk dan memenggal Habib, seorang sahabat tua dan mulia yang membela Husain hingga nafas terakhir.
🕯️ Akibat spiritual:• Kepalanya pecah akibat luka misterius dan badannya membusuk.• Dalam barzakh, ia terus mendengar suara Habib:”Apakah pantas kau membunuh orang yang bersahabat dengan Rasulullah?”
🔴 14. Hani bin Thabit al-Hadhrami
📍 Penjarah pakaian Qasim bin Hasan (as)
🔴 15. Muhajir bin Aws at-Tamimi
📍 Penyerang anak-anak Ahlul Bayt
🔪 Ia termasuk yang menyerang tenda dan menyakiti anak-anak setelah syahidnya Imam Husain (as).
💔 Hakikat dosanya: Ia menghancurkan rasa aman para wali kecil Allah dan mengguncang rahmat.
* Dalam kehidupan dunia, anak-anaknya menjadi gila.
* Dalam barzakh, ia selalu dikelilingi anak-anak bercahaya yang menangis dan melaknatnya.
📿 Kesimpulan Makrifat:
Setiap pembunuh di Karbala bukan hanya membunuh fisik, tapi menikam ruhani cahaya Tuhan, nur Al-Qur’an, dan martabat risalah.
Seperti kata Imam Shadiq (as):
“Siapa pun yang merelakan pembunuhan Husain, maka bagian dari darah beliau akan menuntutnya di akhirat.”
(Kamil al-Ziyarat)
Kutukan Allah terhadap para pembunuh Imam Husain (as) adalah bagian dari penegasan ilahi bahwa kejahatan terhadap hujjah Allah di bumi bukan hanya dosa besar, tetapi juga penyebab pengusiran abadi dari rahmat-Nya.
Dalil-dalil dan makna kutukan Allah terhadap para pembunuh Imam Husain (as) dari Al-Qur’an, hadis, dan penjelasan para arif:
a. Surah Al-Baqarah (2):159–160إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا… أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan kebenaran… mereka itulah yang dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh semua yang melaknat.”
b. Surah Hud (11):18
أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Ketahuilah, laknat Allah atas orang-orang yang zalim.”
c. Surah Al-Ahzab (33):64
إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا
Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka neraka yang menyala-nyala.”
🕯️ 2. Kutukan Allah dalam Hadis Ahlul Bait (as)
🔥 a. Doa Ziyārah Āsyūrā’
Doa ini adalah doa ma’tsur dari Imam Baqir (as), di mana tercantum:
اللَّهُمَّ الْعَنْ قَتَلَةَ الْحُسَيْنِ،
وَاللَّهُمَّ الْعَنْ يَزِيدَ خَامِساً، وَاللَّهُمَّ الْعَنْ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ زِيَادٍ، وَابْنَ مَرْجَانَةَ…
Ya Allah, laknatilah para pembunuh Husain. Ya Allah, laknatilah Yazid (untuk yang kelima kalinya). Ya Allah, laknatilah Ubaidillah bin Ziyad, dan Ibnu Marjanah…”
📌 Makna:• Kutukan ini bukan hanya dari manusia, tapi diajarkan langsung oleh para Imam maksum, yang ucapan mereka adalah kebenaran.• Mereka yang melaknat, berarti berada dalam barisan Allah melawan kezaliman.
🔥 b. Imam Shadiq (as) berkataSiapa pun yang berduka untuk Husain dan melaknat pembunuhnya, maka Allah akan catat ia termasuk golongan kami.”
💎 3. Makna Hakikat Laknat Allah
a. Laknat adalah Hijab Mutlak
Laknat Allah adalah ketika cahaya-Nya tidak lagi menyentuh jiwa seseorang.”
Para pembunuh Husain telah menutup semua celah bagi cahaya ilahi masuk ke hati mereka, maka:
• Mereka terjatuh dalam kegelapan batin
• Hidup dalam kehinaan spiritual abadi
• Dijauhkan dari wilayah Ahlul Bait di dunia dan akhirat
b. Laknat adalah Pemisahan Takdir
Sejak pembunuhan Karbala, takdir manusia terbagi:
• Ashḥāb al-Husain: menuju cahaya
• Ashḥāb Yazid dan Umar Sa‘ad: menuju laknat
Para arif menyebut ini sebagai:
Sirr al-Furqān” — rahasia pemisah antara golongan cahaya dan golongan kegelapan.
❗ Kesimpulan Laknat Allah terhadap Pembunuh Husain
Qur’an: Pengusiran dari rahmat Allah dan kutukan seluruh makhluk
Hadis; Diajarkan oleh para Imam sebagai dzikir dan sikap ruhani
Makna hakikat; Tertutupnya pintu cahaya, hidup dalam kegelapan jiwa
Spirit Karbala; Laknat Allah adalah garis tegas antara hak dan batil
Semoga bermanfaat!!!!
Mohon Doa!!!!
Comments
Post a Comment