Makna ; Izin dari Allah Berperang
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dizalimi. Dan sungguh, Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka.”
Makna dari ayat ini menurut perspektif tafsir dan hakikat:
Makna zahirnya menunjukkan bahwa berperang untuk membela diri atas kezaliman adalah sesuatu yang diizinkan oleh Allah, bukan karena dorongan nafsu, melainkan sebagai bentuk pembelaan atas kebenaran.
2. Pengakuan Ilahi atas Kezaliman
Frasa “بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا” menunjukkan bahwa Allah sendiri mengakui bahwa hamba-hamba-Nya telah dizalimi, dan ini menjadi dasar legitimasi perjuangan mereka.
3. Perang adalah Amanah, Bukan Nafsu ; Allah tidak menyuruh perang untuk tujuan duniawi. Izin perang bukan bentuk agresi, melainkan amanah suci untuk menegakkan keadilan dan mencegah penindasan.
4. Kezaliman sebagai Pemicu Kebangkitan ; Dalam perspektif hakikat, kezaliman adalah panggilan langit untuk bangkit menegakkan cahaya. Setiap gerakan pembelaan yang tulus adalah gerakan yang diridai.
5. Jalan Menuju Nushrah Ilahiyah
Ayat ini mengisyaratkan bahwa pertolongan Allah tidak turun begitu saja, tetapi melalui jalan perjuangan. Maka siapa yang menempuh jalan ini dengan ikhlas, layak menerima pertolongan Allah.
6. Allah Menyertai Kaum yang Tertindas ; Ayat ini adalah bentuk dukungan ilahiah bagi kaum mustadh’afin (tertindas), dan menjadi dasar teologis untuk gerakan pembelaan terhadap yang lemah.
7. Pertolongan Bukan Sekadar Fisik
Makna hakikat dari نَصْرِهِمْ adalah bahwa pertolongan Allah datang secara batin dan lahir, mencakup keteguhan jiwa, cahaya hati, dan keberanian ruhani.
8. Ayat Awal Jihad dalam Islam
Menurut banyak mufasir, ini adalah ayat pertama yang menurunkan izin jihad secara formal, setelah masa panjang kesabaran dan penindasan di Mekkah.
9. Kesabaran Sebelum Izin Perlawanan ; Ayat ini mengandung makna bahwa sebelum membalas kezaliman, kaum mukmin harus melewati masa sabar dan ujian terlebih dahulu, baru kemudian Allah izinkan mereka bangkit.
10. Ketundukan pada Ketetapan Ilahi ;Makna batinnya adalah: Setiap perjuangan harus didasarkan pada izin dan rida Allah, bukan atas dorongan emosi atau kebencian pribadi.
Makna Menurut Al-Qur’an
Berikut adalah penafsiran berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an lain yang saling menjelaskan (tafsīr al-Qur’ān bi al-Qur’ān):
2. Allah Membela Orang-orang yang Beriman 🔹 QS Al-Hajj 22:38 (ayat sebelumnya) “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman.”
3. Larangan Agresi, Tapi Boleh Membela Diri🔹 QS Al-Baqarah 2:190 “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas.”
➡️ Menegaskan bahwa berperang karena dizalimi dibolehkan, tapi agresi (menyerang duluan) dilarang.
4. Jihad Hanya untuk Menolak Kezaliman 🔹 QS An-Nisa 4:75 “Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah…?”
5. Allah Menolong Hamba yang Dianiaya🔹 QS Ibrahim 14:13 “Dan orang-orang zalim itu berkata… Kami benar-benar akan mengusir kalian dari negeri ini… Maka Allah mewahyukan kepada rasul-rasul-Nya: Sungguh, Kami akan menolongmu.”
6. Perang Hanya Jika Diperangi
🔹 QS Al-Baqarah 2:191 “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui mereka… tetapi jika mereka berhenti, maka jangan memerangi mereka.”
7. Allah Punya Kekuasaan Mutlak untuk Menolong 🔹 QS Al-Imran 3:160 “Jika Allah menolong kamu, maka tak ada yang dapat mengalahkanmu…”
8. Kezaliman adalah Dosa Besar
🔹 QS Luqman 31:13 Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar.”
9. Kaum Muslimin Pernah Dilarang Berperang🔹 QS Al-Baqarah 2:217 “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram… Katakanlah: perang di dalamnya besar (dosanya), tapi menghalangi dari jalan Allah lebih besar dosanya.”
10. Kemenangan Hanya Jika Di Jalan Allah 🔹 QS Muhammad 47:7 “Jika kamu menolong (agama) Allah, Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
➡️ Syarat ditolong Allah adalah niat yang murni di jalan-Nya, bukan untuk dunia atau nafsu.
Makna ayat ini menurut hadis, khususnya dari Nabi Muhammad (saw) dan Ahlul Bait (as):
2. Jihad Dimulai Bukan untuk Menyerang, Tapi untuk Membela Diri
📚 (Tafsir al-Qummi)
3. Kezaliman kepada Orang Mukmin Menjadi Sebab Turunnya Pertolongan Ilahi
📖 Nabi Muhammad (saw):”Takutlah kepada doa orang yang dizalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dan Allah.”📚 (HR. Bukhari, Muslim, dan juga dalam riwayat Ahlul Bait)
4. Ayat Ini Menjadi Dalil Bahwa Melawan Penindasan adalah Ibadah
5. Imam Husain (as) Bangkit Berdasarkan Ayat Ini
6. Jihad Didorong oleh Cinta kepada Kebenaran, Bukan Nafsu
📖 Imam Ali (as): “Perang di jalan Allah bukan karena dendam, tapi karena menolak kezaliman dan membela hak yang hilang.”
7. Hadis tentang Mustadh‘afin: Ayat Ini adalah Seruan untuk Membela Mereka
➡️ Dalam konteks ayat ini: diam terhadap kezaliman adalah keterputusan dari umat.
8. Keadilan adalah Pondasi Gerakan Ilahi
➡️ Ini adalah lanjutan dari janji Allah dalam ayat ini: bahwa pertolongan-Nya datang untuk mengakhiri kezaliman.
9. Ayat Ini Adalah Dasar Legitimasi Perjuangan Islami
10. Zalim adalah Sebab Kehancuran, Perlawanan Adalah Jalan Keselamatan
➡️ Ini selaras dengan ayat tersebut: perlawanan terhadap kezaliman dijamin oleh Allah.
💠 Menurut Hadis Ahlul Bayt (as)
1. Ayat Ini Pertama Kali Turun tentang Izin Jihad Rasulullah (saw) dan Kaum Muhajirin
2. Allah Memulai dengan Sabar, Lalu Mengizinkan Jihad
📚 (Tafsir al-Qummi, ayat 39)
3. Bangkit Melawan Zalim adalah Kewajiban
➡️ Berdasarkan makna ayat ini, Ahlul Bayt menegaskan bahwa melawan kezaliman adalah tanggung jawab moral dan spiritual.
4. Kebangkitan Imam Husain (as) Termasuk dalam Makna Ayat Ini
📘 Ziyārah al-Nāḥiyah al-Muqaddasah (dari Imam Mahdi afs): “Engkau (wahai Husain) telah bangkit menentang kezaliman, menumpahkan darahmu, dan menegakkan perintah Allah sebagaimana ayat ini mewajibkan.”
(أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ…)
5. Allah Tidak Akan Membiarkan yang Dizalimi Tanpa Pertolongan
📘 Imam Ali Zainal ‘Ābidīn (as): “Jangan remehkan doa orang yang terzhalimi, karena Allah menjanjikan pertolongan-Nya, sebagaimana dalam ayat: “Dan sesungguhnya Allah Mahakuasa menolong mereka.’” 📚 (Tafsir Ahlul Bayt, riwayat dari al-Turayhi)
6. Zalim Adalah Musuh Allah di Dunia dan Akhirat
7. Imam Mahdi (af) Akan Membumikan Ayat Ini di Masa Zuhur
8. Makna Ayat Ini Mencakup Semua Penindasan: Politik, Ekonomi, dan Ruhani
9. Tidak Semua Perang Diizinkan: Hanya yang Karena Kezaliman
📘 Imam al-Sadiq (as): “Jika kamu berperang bukan karena dizalimi, maka itu bukan jihad di jalan Allah. Jihad yang diterima Allah adalah jihad yang berpijak pada ayat ini.”
10. Ayat Ini Adalah Hujjah Ahlul Bait untuk Melawan Penguasa Zalim
📘 Imam Musa al-Kazhim (as) saat ditahan oleh Harun ar-Rasyid: “Aku tidak takut karena aku berada di pihak yang benar. Dan Allah telah berjanji menolong yang dizalimi sebagaimana dalam ayat-Nya…”
Penutup: Menurut Ahlul Bait (as), ayat ini adalah landasan ruhani dan syar‘i bagi perlawanan terhadap kezaliman, baik secara fisik maupun ruhani. Mereka memandang jihad bukan sekadar perang, tapi upaya ilahi untuk menegakkan keadilan.
💡 Menurut Para Mufasir
2. Perang Dibolehkan Hanya sebagai Respons atas Kezaliman
📘 Tafsir al-‘Ayyāshī & al-Qummī (Syiah) : Ayat ini membatasi bahwa jihad tidak dibenarkan kecuali terhadap penindasan dan kezaliman. Ini sekaligus menjadi batas etis jihad dalam Islam.
3. Allah Memulai dengan Sabar, Bukan Kekerasan
4. Ayat Ini Menyasar Kezaliman Quraisy terhadap Nabi dan Kaum Muhajirin
5. Nashr (Pertolongan) dari Allah Itu Pasti bagi yang Terzalimi
📘 Tafsir al-Ṭabārī dan al-Mīzān Kalimat: “وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ” adalah janji ilahi yang pasti. Allah mengabarkan bahwa Dia pasti mampu dan akan menolong yang terzalimi — baik secara langsung atau melalui hamba-Nya.
6. Ayat Ini Mencakup Semua Bentuk Kezaliman, Bukan Sekadar Fisik
Para mufasir Syiah menjelaskan bahwa kezaliman di sini mencakup:
• Pengusiran
• Penyitaan harta
• Penindasan ruhani
• Penolakan dakwah
Maka ayat ini menjadi dalil universal untuk melawan ketidakadilan.
7. Ayat Ini Berkaitan dengan Hukum Asasi Hak Membela Diri
8. Ayat Ini Adalah Mukadimah Hukum-Hukum Perang dalam Islam
• Etika perang
• Larangan membunuh yang tidak bersenjata
• Perlakuan terhadap tawanan
Ayat 39 ini adalah fondasi syar‘i jihad defensif.
9. Ayat Ini Bersifat Abadi dan Berlaku bagi Semua yang Terzalimi
📘 Tafsir al-Mīzān & Tafsir al-Burhān; Maknanya tidak terbatas pada zaman Nabi saja. Setiap orang atau kelompok yang mengalami kezaliman, diizinkan oleh syariat untuk membela diri, dengan tetap memegang etika ilahi.
10. Pertolongan Allah Bisa Melalui Sebab atau Langsung
• Melalui hukum sebab-akibat (misal: persiapan militer)
• Melalui cara ghaib (malaikat, ketakutan di hati musuh)
Mufasir menegaskan: kepercayaan kepada pertolongan Allah harus dibarengi usaha nyata.
🔚 Penutup: Menurut para mufasir, ayat ini adalah:
*Titik balik dalam strategi dakwah Nabi ﷺ
*Dasar syar‘i perlawanan terhadap kezaliman
*Seruan ilahi untuk membela hak asasi manusia secara ilahi
💠 Makna Menurut Mufasir Syiah
Disarikan dari Tafsīr al-Qummī, Tafsīr al-‘Ayyāshī, Nūr al-Thaqalayn, Tafsīr al-Mīzān, dan al-Burhān fī Tafsīr al-Qur’ān.
📘 Tafsīr al-Qummī dan Tafsīr al-Mīzān:; Ayat ini adalah ayat pertama yang mengizinkan jihad secara terbuka, setelah masa panjang Rasulullah dan para sahabat bersabar atas kezaliman Quraisy.
➡️ Ini menunjukkan bahwa jihad harus didasari kezaliman yang nyata, bukan ambisi.
2. Mereka yang Diizinkan Berperang adalah Kaum Muhajirin
📘 Tafsīr al-‘Ayyāshī, dari Imam al-Bāqir (as): “Ayat ini turun untuk Nabi (saw) dan para sahabatnya yang dizalimi, diusir dari Mekkah, dan dirampas hartanya.”
3. Kezaliman Sebagai Dasar Legalitas Jihad
➡️ Ini membentuk etika jihad dalam pandangan Syiah: jihad = keadilan, bukan agresi.
4. Janji Pertolongan Allah Bagi yang Dizalimi
5. Imam Husain (as) adalah Simbol Maknawi Ayat Ini
Para mufasir Syiah menghubungkan ayat ini dengan kebangkitan Karbala. Imam Husain (as) tidak memulai perang, tapi melawan karena dizalimi dan demi menegakkan agama.
6. Pertolongan Bisa Berupa Kesabaran atau Kemenangan Lahiriah
➡️ Ini menjelaskan dimensi ruhani dari jihad.
7. Menjadi Hujjah atas Kewajiban Membela Orang Tertindas
8. Makna ‘Dizalimi’ Bersifat Luas
📘 Tafsīr al-‘Ayyāshī dari Imam Ṣādiq (as): “Yang dimaksud kezaliman tidak terbatas pada pedang. Penindasan ilmu, hak, dan kebebasan juga termasuk.”
➡️ Membuka ruang tafsir bahwa jihad juga bisa berupa jihad ilmu, sosial, dan spiritual.
9. Penekanan pada Keberanian yang Berdasar pada Legitimasi Ilahi
10. Makna Batin: Hati yang Tertindas oleh Nafs juga Diizinkan Melawan
🔚 Penutup: Para mufasir Syiah menegaskan bahwa ayat ini adalah dasar:
• Jihad melawan kezaliman lahir & batin
• Legalitas revolusi Imam Husain (as) dan Imam Mahdi (af)
• Pembelaan terhadap yang tertindas sebagai nilai ilahiah
💠 Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat
Para arif (ʿārif) menafsirkan ayat ini bukan hanya dalam konteks lahiriah jihad, tapi juga dalam konteks perjuangan ruhani melawan kezaliman batiniah: nafs, hawa, dan syaitan.
2. Dizalimi = Ruh Tertawan Dunia
Zulm bukan hanya dari manusia, tapi dari diri sendiri ketika mengikat ruh dalam keinginan dunia. Ahli hakikat melihat kezaliman ini sebagai penindasan terhadap cahaya ruhani dalam diri manusia oleh kecintaan dunia, syahwat, dan ego.
3. Perang Spiritual Dimulai dengan Izin Tuhan:”Udzina” menunjukkan bahwa jihad ruhani pun memerlukan izin Allah — berupa ilham, futūḥ, atau irsyād mursyid. Jihad batin tidak bisa dimulai dengan hawa nafsu, melainkan harus setelah datangnya izin ruhani — yaitu ketika Allah membukakan mata hati hamba-Nya.
4. Kezaliman Hakiki Adalah Hijab dari Allah ; Zulm yang paling besar adalah hijab antara hati dan Allah. Bagi ahli makrifat, terputusnya nur ilahi dari qalb karena dosa dan ghaflah (lalai) adalah bentuk kezaliman yang paling mendalam.
5. Pertolongan Allah Adalah Tajalli-Nya dalam Jiwa:”Wa innallāha ‘alā naṣrihim laqadīr” = Allah mampu menurunkan tajallī-Nya dalam hati orang yang melawan nafs. Makna batin ayat ini adalah janji bahwa Allah akan menolong hamba yang berjihad dalam dirinya dengan membuka mata hati, menghadirkan ketenangan, dan mengalirkan ilham.
6. Makna ‘Berperang’ = Melawan Hijab, Tidak Membunuh ;!Perang dalam jalan makrifat bukan membunuh fisik, tapi menghancurkan hijab-hijab antara hamba dan Tuhan. Ini termasuk:
• Hijab syahwat
• Hijab ego
• Hijab riya’
• Hijab cinta dunia
7. Ayat Ini Dasar bagi Jihad Maʿnawī (Jihad Ruhani)
📘 Ditekankan oleh Sayyid ʿAbd al-Karīm Kāshānī & arif Ahlul Bayt:
Ayat ini bukan hanya hukum fiqh jihad, tetapi syariat batin bagi salik (pejalan ruhani) untuk memulai perjalanan menuju Allah.
9. Izin Allah = Futuḥ Ruhani
Ketika Allah mengizinkan, Dia akan membuka jalan: hadirnya guru mursyid, terbukanya dzauq, atau datangnya ujian besar. Izin itu bukan sekadar teks, tapi keadaan ruhani yang tiba-tiba mengubah jalan hidup seorang salik menuju cahaya.
10. Ayat Ini adalah Janji Kemenangan Jiwa atas Gelapnya Nafsu “Wa innallāha ‘alā naṣrihim laqadīr” artinya: jika engkau benar-benar menundukkan egomu, maka Allah-lah yang akan menyempurnakan pertolongan-Nya dan mengangkatmu ke maqam maʿrifat.
🌌 Penutup Maknawi: Menurut ahli hakikat dan makrifat:
• Jihad tertinggi adalah melawan kezaliman dalam diri
• Kemenangan terbesar adalah saat ruh terbebas dari ikatan dunia
Menurut Ahli Hakikat Syiah
Dihimpun dari pemikiran ʿurafā’ Syiah seperti Sayyid Ḥaydar Āmulī, al-Kummī, Imam Khomeini, ʿAllāmah Ṭabāṭabāʾī (dalam aspek irfan), dan lainnya.
🟣 Ahli hakikat memandang bahwa dizalimi = ditutupi oleh tabir-tabir dunia dari cahaya Allah.
2. Perang Ruhani Dimulai dengan Izin Ilahi; Kata “أُذِنَ” menandakan bahwa jihad spiritual harus dimulai dengan izin Allah, yakni:
• futuḥ (pembukaan hati)
• taufiq
• isyārah dari guru kamil ; Ini menegaskan bahwa jihad maknawi tidak boleh dimulai atas dasar ego.
3. ‘Alladzīna yuqātilūna’ = Para Salik al-Haq; Orang-orang yang berperang bukan hanya pejuang fisik, tapi para salik hakiki yang memerangi hijab-hijab hati seperti:
• riya’
• takabbur
• syahwat
• cinta dunia
🔵 Maka jihad yang dimaksud juga mencakup jihad akbar.
4. Zulm Batin: Ketika Hati Tidak Mencintai Allah; Para ahli hakikat Syiah menafsirkan “ظُلِمُوا” secara batin sebagai:”Hati yang tidak terisi dengan cinta Ilahi telah dizalimi oleh penghuninya sendiri.”
5. Naṣrullah = Tajalliyat (penampakan nur Ilahi); Dan Allah Mahakuasa menolong mereka”: Maknanya dalam irfan adalah:
“Allah akan menolong hamba-Nya dengan tajalli-Nya — yaitu kehadiran cahaya, kelezatan dzikir, dan kekuatan cinta untuk terus berjalan.”
🌟 Naṣr bukan hanya kemenangan, tapi juga al-uns biLlāh (keakraban dengan Allah).
6. Ayat Ini Menjadi Dasar Revolusi Jiwa ; Menurut Sayyid Ḥaydar Āmulī: Ayat ini menjadi fondasi revolusi ruhani. Seorang salik yang menyadari dirinya tertawan nafsu, diizinkan untuk melawan dan Allah menjanjikan pertolongan-Nya.”
7. Izin Ilahi Ditandai dengan Hancurnya Diri Palsu;Izin berperang secara hakikat terjadi ketika seseorang menyaksikan kefanaan dirinya, dan menapaki jalan tajrid (pengosongan diri). Itulah tanda bahwa taufiq jihad batin telah turun.
8. Jihad Ruhani Adalah Jihad al-Mahdī (af) Imam Mahdi (af) akan menghapus segala bentuk kezaliman lahir dan batin. Para arif melihat bahwa jihad ruhani ini adalah pendahulu bagi revolusi Imam Zaman (af) — yakni memurnikan diri agar layak menjadi tentara-Nya.
9. Zulm juga bisa berarti: kehilangan ma‘rifat; Para ʿārif Syiah berkata:”Kezaliman terbesar adalah kehilangan kemampuan untuk menyaksikan Allah dalam segala sesuatu.” Itulah maksud dizalimi secara eksistensial — terhalang dari cahaya kehadiran-Nya.
10. Makna Final: Allah Menolong dengan Menghadirkan Diri-Nya dalam Qalb وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ”= “Allah Mahakuasa untuk menolong mereka dengan menghadirkan kehadiran-Nya dalam hati mereka.”Inilah makna kemenangan sejati menurut ahli hakikat:🕊️ Bukan mengalahkan musuh luar, tapi bertemu Allah dalam qalb.
🔚 Kesimpulan:
Menurut ahli hakikat Syiah, ayat ini:
• Menjadi dasar jihad batin melawan kezaliman nafs
• Mengajarkan bahwa pertolongan Allah datang kepada salik yang ikhlas
• Menunjukkan bahwa jihad sejati adalah perjalanan dari hijab menuju nur
• Menyiapkan jiwa untuk menyambut al-Qa’im (af) dan kemenangan spiritual
Kisah-kisah ruhani dalam tradisi ahli hakikat Syiah dan inspirasi dari para arif besar seperti Sayyid Haydar Āmulī, Imam Khomeini, Sayyid Ibn Ṭāwūs, dan lainnya.
Maka sekarang, Allah telah mengizinkanmu untuk berperang — bukan dengan orang, tetapi dengan dirimu sendiri. Itulah jihad. Dan ketahuilah, Allah Mahakuasa menolongmu jika engkau jujur dalam jalan ini.” Maknanya: Ayat ini adalah panggilan bagi orang yang sadar telah menzalimi dirinya, dan telah mendapat izin untuk melawan ego.
🕯️ 2. Kisah Seorang Penjahat yang Bertobat dan Mendapat Izin
Ada seorang pemuda kejam bernama Mirdas, hidup dalam dosa, kemewahan, dan kekejaman. Suatu malam, ia melihat dalam mimpinya seorang lelaki berjubah hitam memeluk jantungnya dan berkata:
“Wahai ruh yang tertawan, bukankah engkau telah cukup lama dizalimi? Hari ini engkau diizinkan untuk melawan. Bangkitlah dari kubur nafsumu.” Ia terbangun sambil menangis dan berkata:”Hari ini Allah telah mengizinkanku untuk memulai jihad batinku. Aku akan lawan diriku sendiri!” Ia meninggalkan dunia lamanya, hidup zuhud, dan menjadi auliya’.
🕯️ 3. Kisah Nabi Musa (as) dan Kezaliman Fir‘aun — Makna Batin
Menurut ahli hakikat Syiah, kisah Musa bukan hanya pertarungan melawan Fir‘aun lahiriah, tapi juga simbol:
• Musa = ruh
• Fir‘aun = nafs ammarah
• Laut Merah = ujian jiwa
• Tongkat = cahaya tauhid
Saat Musa berkata: “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhan kalian dari setiap orang yang menyombongkan diri…”Allah berfirman: “Aku telah mengizinkanmu, wahai Musa, untuk menghadapi kezaliman itu. Aku akan menolongmu.”Sebagaimana dalam QS al-Ḥajj: 39.
🕯️ 4. Kisah Imam ‘Ali (as) dan Jihad Terbesar ; Imam ‘Ali (as) setelah kembali dari perang, berkata: “Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad besar.” Para sahabat bertanya: “Apa jihad besar, wahai Amirul Mu’minin?” Beliau menjawab: “Melawan hawa nafsu.”Ayat ini, menurut para arif Syiah, sangat cocok dengan jihad akbar yang dimaksud Imam ‘Ali. Karena orang yang menzalimi kita dalam jihad akbar adalah diri kita sendiri, dan Allah menjanjikan pertolongan.
🕯️ 5. Kisah Seorang Ibu yang Ditinggal Anaknya; Seorang wanita salehah kehilangan anaknya dalam peristiwa tragis. Ia bersedih, menyendiri, dan bertanya pada Allah: “Ya Allah, mengapa Engkau timpakan kezaliman ini padaku?”Lalu ia bermimpi, melihat ruh anaknya berkata: “Ibu, engkau bukan dizalimi, tapi sedang diuji agar ruhmu naik derajat. Engkau telah diizinkan untuk berjuang — bukan melawan manusia, tapi melawan rasa keterpisahan dari Tuhan.” Ia terbangun, hatinya tenang. Ia berkata: “Kini aku tahu, Allah sedang menolongku dalam jihad batin ini.”
🕯️ 6. Kisah Malam Pertama Seorang Arif ; Seorang arif besar berkata: “Malam pertama ketika Allah menampakkan kepada hatiku kezaliman diriku sendiri, aku menangis sepanjang malam. Dan keesokan paginya aku merasakan kekuatan aneh dalam hatiku: keberanian untuk melawan segalanya, termasuk diriku sendiri. Itulah hari di mana aku merasa QS al-Ḥajj:39 berbicara langsung kepadaku.”
🕯️ 7. Kisah Imam Husain (as) – Puncak Ayat Ini; Menurut arif Syiah, Imam Husain (as) adalah manifestasi sempurna dari ayat ini:
• Beliau diperangi karena dizalimi, bukan karena ambisi.
• Dan Allah menolong beliau bukan dengan kemenangan dunia, tetapi dengan meninggikan maqamnya hingga menjadi cahaya seluruh zaman.
Imam Husain adalah insan kamil yang dizalimi oleh dunia, namun dimenangkan oleh langit.
🕯️ 8. Kisah Seekor Burung di Penjara; Seorang murid bermimpi melihat seekor burung dalam sangkar berkata:”Wahai Allah, aku dizalimi.” Lalu terdengar suara: Engkau bukan dizalimi oleh manusia, tapi oleh sayapmu sendiri — yang dulu engkau gunakan untuk menjauh dari-Ku. Hari ini Aku izinkan engkau terbang kembali, jika engkau bersungguh-sungguh.” Ia terbangun dan memulai suluk.
🕯️ 9. Kisah Hamba yang Ditinggalkan Cahaya ; Seorang ahli ibadah kehilangan rasa khusyuk dan nikmat ibadah. Ia menangis:”Ya Allah, kezaliman apa yang terjadi padaku?” Datang suara dalam qalb-nya: “Engkau telah menzalimi dirimu sendiri dengan mengagungkan amalmu. Kini Aku telah mengizinkanmu untuk bangkit dan melawan penyakit hati itu. Dan Aku Maha Kuasa untuk menolongmu jika engkau kembali dengan rendah hati.”
🕯️10. Kisah Salik yang Hampir Gila karena Dosa;”Seorang salik yang jatuh dalam dosa berkata kepada mursyidnya:Aku merasa tidak layak lagi kembali. Hatiku mati.”Sang mursyid berkata:”Justru saat itulah Allah telah membuka pintu jihad batin bagimu. Karena engkau sadar engkau dizalimi oleh dirimu, maka engkau kini termasuk orang yang mendapat izin untuk melawan. Dan Allah Maha Kuasa untuk menolongmu!”
✨ Penutup; Ayat ini, menurut para arif Syiah, bukan hanya tentang perang lahir, tapi tentang izin dari Allah untuk bangkit dari kezaliman batin, dan janji bahwa Allah akan menolong ruh yang ingin kembali kepada-Nya.
🌟 Manfaat Ayat Ini (Menurut Ahli Hakikat Syiah)
2. Menjadi izin ilahi untuk melawan kezaliman secara sah; Dalam pandangan zahir dan batin, ayat ini adalah deklarasi bahwa Allah membela yang tertindas.
3. Membuka pintu jihad nafs (batin); Kezaliman bukan hanya dari luar, tapi juga dari dalam (nafsu, ego), dan ayat ini memberi semangat untuk memerangi diri sendiri demi Allah.
4. Membangkitkan kesadaran bahwa kezaliman bukan akhir segalanya; Allah menyatakan diri-Nya Maha Kuasa atas pertolongan, menanamkan harapan bagi ruh yang patah.
5. Menumbuhkan keyakinan akan keadilan Ilahi; Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak membiarkan kezaliman terus berlangsung tanpa pembalasan atau pertolongan.
6. Mengobarkan semangat revolusi ruhani ; Sebagaimana Imam Husain (as) bangkit karena dizalimi, ayat ini menyemangati siapa pun untuk bangkit demi kebenaran.
7. Menjadi landasan sabar aktif, bukan sabar pasif; Ayat ini tidak menganjurkan pasrah buta, melainkan sabar yang disertai perjuangan untuk menegakkan hak.
8. Memurnikan niat dalam perjuangan; Hanya mereka yang “dizalimi” yang diberi izin oleh Allah — bukan mereka yang ingin berperang karena ambisi pribadi.
9. Menjadi zikir bagi orang yang sedang dalam penderitaan
Membaca dan merenungi ayat ini menjadi penyejuk hati dan peneguh langkah saat tertindas.
10. Mengundang pertolongan ghaib: Dalam banyak kisah arifin dan mujahid sejati, ayat ini menjadi kunci spiritual hadirnya nushrah ilahiyyah (pertolongan Tuhan secara langsung).
🤲 Doa Berdasarkan Ayat Ini
1. Doa Pendek
اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ ظُلِمْتُ، فَأْذَنْ لِي بِالْقِيَامِ، وَانْصُرْنِي فَأَنْتَ الْقَدِيرُ عَلَى نُصْرَةِ الْمَظْلُومِينَ.
Ya Allah, sungguh aku telah dizalimi, maka izinkanlah aku untuk bangkit. Tolonglah aku, karena Engkau Mahakuasa atas pertolongan terhadap yang tertindas.”
2. Doa Batin (Menurut Arifin)
يَا مَنْ أَذِنْتَ لِلْمَظْلُومِ أَنْ يَقُومَ، أَذِنْ لِي أَنْ أُحَارِبَ نَفْسِي الَّتِي ظَلَمَتْنِي، وَاكْشِفْ لِي قُدْرَتَكَ فِي نُصْرَةِ أَهْلِ الْحَقِّ.
“Wahai Tuhan yang telah mengizinkan orang tertindas untuk bangkit, izinkan aku memerangi diriku yang telah menzalimiku, dan tampakkan padaku kekuasaan-Mu dalam menolong para pencinta kebenaran.”
3. Doa Harian Spiritual
Allāhumma adh-dhin lī an uqātila dhulmī li-nafsī, wa ansurnī fa-innaka ‘alā naṣrī qadīr.
“Ya Allah, izinkan aku memerangi kezaliman diriku, dan tolonglah aku, karena Engkau Mahakuasa atas pertolonganku.”
4. Doa Zikir Sufi untuk Waktu Sunyi
يَا قَاهِرُ الظَّالِمِينَ، يَا نَاصِرَ الْمَظْلُومِينَ، أَذِنْتَ فَأَذِنْتَ، وَنَصَرْتَ فَنَصَرْتَ، فَاكْشِفْ عَنِّي الْحِجَابَ وَقَوِّنِي بِكَ عَلَى نَفْسِي.
“Doa dan Dzikir Orang yang Dizalimi: Berdasarkan Ayat Pertolongan Allah” Doa dari Imam Ali assajjad : Saksi Peristiwa Karbala
Sudah saatnya kita semua mulai membaca untuk mendoakan saudara kita yang di Palestisna, Libanon, Iraq dan Iran; khususnya dan dimana saja kaum yg lemah yang sedang di zalimi
Kuatkanlah pertahanan kaum muslimin dengan kekuasaan-Mu,
kokohkan para pembelanya
dengan kekuatan-Mu,
dan banyakkan bekal mereka
dengan kekayaan-Mu!
Banyakkan bilangan mereka,
tajamkan senjata mereka,
pertahankan medan mereka, persatukan pasukan mereka,
bereskan urusan mereka,
datangkan perbekalan kepada mereka secara beruntun,
curahkan bantuan-Mu untuk memenuhi keperluan mereka,
dukung mereka dengan pertolongan, bantu mereka dengan kesabaran,
dan berikan anugrah-Mu kepada mereka dalam melakukan tipuan.
ajari mereka apa yang tidak diketahuinya, dan perlihatkan apa yang tidak dilihatnya.
Ya Allah, Sampaikan salawat kepada Muhammad dan keluarganya,
Ketika mereka berjumpa dengan musuh, lupakan mereka pada kenangan dunia mereka yang mengecoh dan menipu, hapuskan dari hati mereka bisikan harta yang penuh cobaan, jadikan surga di depan mata mereka, perlihatkan di hadapan pandangan mereka apa yang telah Kau persiapkan di dalamnya; tempat tinggal yang kekal, rumah kemuliaan, bidadari jelita, sungai yang memancarkan macam-macam minuman, pohon-pohon rindang yang direndahkan dengan aneka buah-buahan, sehingga mereka tidak berniat lari dan tidak terlintas keinginan untuk desersi.
Ya Allah, Dengan begitu, kalahkan musuh mereka, gunting taring-taring mereka, pisahkan mereka dari senjata mereka, lepaskan ikatan hati mereka, jauhkan mereka dari perbekalan mereka, kacaukan mereka di jalan-jalan mereka, sesatkan mereka dari tujuan mereka, putuskan bala bantuan mereka, kurangi bilangan mereka, penuhi hati mereka dengan ketakutan, tahan tangan mereka dari penyerangan, ikat lidah mereka dari pembicaraan, cerai-beraikan orang di belakang mereka, dan putuskan dengan kekalahan harapan orang yang datang sesudah mereka.
Ya Allah, Mandulkan rahim perempuan mereka, keringkan sulbi lelaki mereka, putuskan keturunan binatang ternak mereka, serta jangan biarkan langit mereka menurunkan hujan dan bumi mereka menumbuhkan tanaman.
Ya Allah, Dengan begitu, kuatkan kecerdikan kaum Muslimin, perkokoh kota-kotanya, suburkan hartanya, serta berikan waktu luang bagi mereka dari peperangan mereka untuk beribadah kepada-Mu dan dari pertempuran mereka untuk berkhalwat bersama-Mu.
Ya Allah, Kirimkan kaum Muslimin dari semua penjuru untuk menyerang orang musyrik yang melawan mereka, perkuat mereka dari sisi-Mu dengan para malaikat yang berbaris-baris sehingga mendesak mereka (orang musyrik) sampai ke ujung bumi, terbunuh di bumi-Mu dan tertawan, atau bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Engkau Yang Esa tanpa Sekutu.
Ya Allah, Masukkan ke dalamnya semua musuh-Mu di berbagai negeri: India, Roma, Turki, Khazar, Abesinia, Nubia, Zanji, Slavia, Dailami dan semua negeri musyrik yang nama-nama dan sifatnya tersembunyi tetapi Engkau sudah menghitungnya dengan pengetahuan-Mu dan Kau awasi mereka dengan kekuasaan-Mu
Ya Allah, Palingkan perhatian orang musyrik dengan orang musyrik lagi sehingga tidak sampai ke perbatasan kaum muslimin, cegah mereka memotong mereka dengan pemotongan mereka dan porak-porandakan mereka sehingga tidak bersatu menyerang mereka.
Ya Allah, Kosongkan hati mereka dari ketentraman dan badan mereka dari kekuatan, palingkan hati mereka dari membuat reka perdaya, lemahkan anggota tubuh mereka sehingga tidak mampu bertarung, buat mereka takut sehingga tidak dapat bertempur, dan kirimkan kepada mereka pasukan malaikat-Mu dengan dahsyatnya kekuatan-Mu seperti yang Kau lakukan di Badar, sehingga Kau hancurkan akar-akarnya, Kau patahkan duri-durinya, dan Kau cerai-beraikan pasukannya.
Ya Allah, Campuri air mereka dengan wabah dan makanan mereka dengan penyakit, gempakan kota-kota mereka dengan goncangan, ganggu mereka dengan lemparan, halangi mereka dengan kemarau, tempatkan bekal mereka di negeri-Mu yang paling buruk serta paling jauh dari mereka, cegah mereka dari bentenganya, dan timpakan pada mereka kelaparan yang menetap, dan penyakit yang mengerikan.
Ya Allah, Jika ada perajurit pengikut agama-Mu berperang melawan mereka, jika ada pengikut sunnah-Mu berjihad menentang mereka, supaya agama-Mu mulia, pasukan-Mu perkasa, dan bagian-Mu paling sempurna, maka berikan dia kemudahan, bereskan urusannya, anugrahkan kemenangan kepadanya, pilihkan sahabat untuknya, kuatkan topangannya, limpahkan perbelanjaannya, senangkan dia dengan kegiatan, padamkan dari dirinya panasnya kerinduan, lindungi dari pedihnya kesepian, dan lupakan dia untuk mengenang istri dan keturunan.
Tanamkan kepadanya ketulusan niat, jadikan dia sehat wal afiat, jadikan keselamatannya sebagai sahabat, sembuhkan dia dari kepengecutan, ilhamkan kepadanya keberanian, berikan dia kekuatan, bantu dia dengan pertolongan, ajarkan dia budi baik dan Sunnah, luruskan dia dalam mengambil keputusan, jauhkan dia dari riya, bersihkan dia dari keinginan mendengar pujian, dan jadikan pikirannya, ingatannya, jatuh-bangunnya hanya pada-Mu dan untuk-Mu.
Ketika dia berbaris di hadapan musuh-Mu dan musuhnya; sedikitkan mereka di matanya, kecilkan keadaan mereka di hatinya, gilirkan kepadanya kemenangan, jangan gilirkan kemenangan kepada mereka.
Jika Kau akhiri dia dengan kebahagiaan, dan Kau tetapkan baginya kesyahidan; lakukan itu setelah mengalahkan musuhnya dengan membunuh, setelah musuh-musuh tertawan, daerah-daerah kaum muslimin aman, dan musuh-Mu terusir mundur.
Ya Allah, Jika ada seorang muslim menggantikan prajurit atau pejuang di rumahnya, mengurus yang ditinggalkannya selama ketiadaannya, membantunya dengan sebagian hartanya, menolong dengan persenjataan, mengasahnya untuk perjuangan, mengantarkannya dengan doa, dan menjaga kehormatannya di belakangnya; berikan kepadanya pahala seperti pahalanya yang sama timbangannya serta sama bandingnya, dan gantikan perbuatannya dengan segera.
Dengan begitu, dia bersegera mendapat manfaat dari apa yang telah dia berikan, dan kebahagiaan dari apa yang dia kurbankan, sehingga waktu membawanya kepada karunia yang telah Kau tentukan, dan anugrah yang telah Kau persiapkan.
Ya Allah, Jika ada seorang muslim yang urusan Islam merisaukannya dan gabungan kaum musyrik mendukakannya, kemudian ia hendak berperang atau berniat jihad tetapi kelemahan menahannya, kemiskinan menundanya, kemalangan menghambatnya, atau sesuatu mencegahnya bukan karena kehendaknya; tuliskan namanya di antara para abidin, pastikan baginya pahala mujahidin, masukkan dia dalam barisan syuhada dan shalihin.
(Doa ke-27; Shahifah Sajjadiyah)
Semoga bermanfaat!!!
Mohon doa !!!
Comments
Post a Comment