Makna ; Kalimat Ziarah Imam Husein as
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَاۤ اَبَا عَبْدِ اللهِ وَ عَلَى الْاَرْوَاحِ الَّتِيْ حَلَّتْ بِفِنَاۤئِكَ…
Makna Spiritual dan Makrifat:
Kalimat “اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ” adalah salam penuh cinta dari hati seorang pencinta kepada Imam Husain (as), simbol kebenaran dan pengorbanan. Ini bukan hanya ucapan, tapi gema jiwa yang rindu akan perjumpaan.
2. Penyatuan Ruhani
“وَعَلَى الْأَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ” menyiratkan bahwa ruh para pecinta Imam Husain as telah menyatu di pelataran maknawi beliau, menjadi bagian dari cahaya pengorbanan dan ketulusan.
3. Keabadian Salam Ilahi
“عَلَيْكَ مِنِّي سَلَامُ اللَّهِ أَبَدًا”
adalah permohonan agar Allah sendiri menyampaikan salam abadi. Artinya, cinta dan penghormatan kepada Imam bukan hanya dari manusia, tapi juga dari Allah sebagai bentuk kemuliaan.
4. Kekekalan Cinta dalam Waktu
“مَا بَقِيتُ وَ بَقِيَ اللَّيْلُ وَ النَّهَارُ” menunjukkan bahwa cinta ini hidup selama manusia hidup, selama siang dan malam masih silih berganti — cinta yang tak dibatasi oleh waktu.
5. Doa agar Ziarah Tidak Terputus
“وَلَا جَعَلَهُ اللَّهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنِّي لِزِيَارَتِكُمْ” mengandung harapan agar Allah tidak menjadikan ini ziarah terakhir. Secara batin, ini adalah doa agar hubungan ruhani dengan Imam tidak pernah berakhir, bahkan setelah wafat.
6. Pemahaman atas Kesyahidan
Dengan menyebut Imam Husain as, anak-anak beliau, dan sahabat-sahabatnya, ziarah ini menunjukkan bahwa kita mengerti dan menghayati makna kesyahidan — yakni puncak pengorbanan demi kebenaran ilahi.
7. Kebersamaan dalam Barisan Cahaya; Menyebut “
وَعَلَى أَصْحَابِ الْحُسَيْنِ
adalah pengakuan bahwa mereka bukan hanya sahabat di dunia, tapi pembela hakikat yang membawa cahaya kebenaran — dan kita ingin bersama mereka.
8. Salam sebagai Tali Spiritual
Salam bukan hanya sapaan, tapi sambungan ruhani. Dengan mengucap salam kepada Imam dan para syuhada, ruh kita terhubung dengan ruh mereka — melampaui batas dunia fisik.
9. Kesadaran akan Wilayah
Ziarah ini mencerminkan pengakuan wilayah (kepemimpinan ruhani) Imam Husain as atas jiwa-jiwa para pencinta. Dialah pemimpin jalan hakikat menuju Allah.
10. Komitmen untuk Berpegang pada Jalan Husain
Mengucapkan salam ini secara maknawi adalah janji untuk terus berada di jalan Imam Husain as — jalan keadilan, keteguhan, dan cinta Ilahi, meskipun jalan itu penuh ujian.
📖 Makna Berdasarkan Al-Qur’an
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ…
📖 “سَلَامٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ”
(Salam dari Tuhan Yang Maha Penyayang) – QS Yā-Sīn (36): 58
➡️ Ziarah ini mencerminkan salām Ilāhī — salam dari Allah yang menunjukkan keridhaan dan rahmat, bukan sekadar sapaan biasa.
2. Pengakuan terhadap Kedudukan Syuhada;
وَعَلَى الْأَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ…
📖 “وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللّٰهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ…”
(Jangan kira mereka yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Mereka hidup di sisi Tuhan) – QS Āli ‘Imrān (3): 169
➡️ Ziarah ini mengakui bahwa para syuhada di Karbala masih hidup secara ruhani, dan kita mengucapkan salam kepada mereka yang “hidup” di sisi Allah.
3. Penyatuan Ruh di Pelataran Imam حَلَّتْ بِفِنَائِكَ
yang menetap di pelataranmu)
📖 “يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ…”
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu) – QS al-Fajr (89): 27-28
4. Salam Abadi Selama Siang dan Malam عَلَيْكَ مِنِّي سَلَامُ اللَّهِ أَبَدًا…
📖 “وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ…”
(Dia menundukkan malam dan siang untukmu) – QS Ibrāhīm (14): 33
➡️ Menunjukkan bahwa siang dan malam adalah saksi atas kelanggengan cinta dan salam seorang mukmin kepada Imam Husain as.
5. Doa agar Ziarah Tidak Terakhir
وَلَا جَعَلَهُ اللَّهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنِّي…
📖 “وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ”
(Dalam hal itu, hendaknya orang-orang berlomba) – QS al-Muṭaffifīn (83): 26
6. Keluarga yang Disucikan Allah
السَّلَامُ عَلَى الْحُسَيْنِ
وَ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ…
📖 “إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا”
(Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait) – QS al-Aḥzāb (33): 33
7. Mereka yang Menegakkan Kebenaran وَعَلَى أَوْلَادِ الْحُسَيْنِ…
📖 “وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا…”
(Kami jadikan mereka imam-imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami) – QS al-Sajdah (32): 24
8. Sahabat yang Setia di Jalan Allah : وَعَلَى أَصْحَابِ الْحُسَيْنِ
📖 “لِلْفُقَرَاءِ ٱلْمُهَاجِرِينَ… وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُوا ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَانَ…”
(Bagi orang-orang yang berhijrah dan menolong agama Allah…) – QS al-Ḥashr (59): 8–9
9. Kesaksian terhadap Jalan Husain
📖 “وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى ٱلنَّاسِ…”
(Kami jadikan kalian umat pertengahan agar menjadi saksi atas manusia) – QS al-Baqarah (2): 143
➡️ Dengan ziarah ini, kita menjadi saksi atas kebenaran perjuangan Imsm Husain as, dan atas kebatilan Yazid — sebagaimana peran umat dalam Al-Qur’an.
10. Janji Cinta yang Terhubung ke Akhirat;
📖 “فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا…”
(Barang siapa berharap bertemu Tuhannya, hendaklah ia beramal saleh…) – QS al-Kahf (18): 110
➡️ Ziarah dan salam kepada Husain adalah amal saleh yang akan mempertemukan kita dengan Allah melalui perantara cinta kepada wali-Nya.
📜 Makna Berdasarkan Hadis
📖 Imam Shadiq (as) bersabda:
مَنْ زَارَ قَبْرَ الْحُسَيْنِ
كَانَ كَمَنْ زَارَ اللَّهَ فِي عَرْشِهِ.”
“Barang siapa menziarahi kubur Imam Husain, seolah-olah ia telah menziarahi Allah di Arsy-Nya.”
📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 53)
➡️ Mengucapkan salam dalam ziarah ini adalah seperti menghadiri hadirat Ilahi, sebab Husain adalah pintu menuju Tuhan.
2. Ziarah Husain membuat jiwa disucikan
“زُوَّارُ قَبْرِ الْحُسَيْنِ هُمْ أَهْلُ الْمَغْفِرَةِ.”
“Para peziarah kubur Husain adalah ahli ampunan.” 📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 98)
3. Salam kepada Imam adalah penghubung ruhani
“Imam Husain memandang para peziarahnya pada hari Arafah dan membalas salam mereka.”
📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 48)
➡️ Salam ini dijawab langsung oleh Imam, yang berarti kita sedang berbicara dengan ruh suci yang hidup.
4. Salam kepada ruh-ruh suci adalah bentuk penghormatan syuhada
“أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ بَعْدَ الْمَعْرِفَةِ: حُبُّ أَهْلِ بَيْتِي، وَالْبُغْضُ لِأَعْدَائِهِمْ.”
“Amal terbaik setelah makrifat adalah mencintai Ahlul Bait dan memusuhi musuh-musuh mereka.”
📚 (al-Khisal, Syaikh Shaduq)
➡️ Salam kepada para syuhada adalah pernyataan cinta kepada wali-wali Allah dan pemutusan hati dari musuh-Nya.
5. Cinta kepada Husain menyelamatkan dari api neraka
📖 Nabi (saw) bersabda:
“إِنَّ لِقَتْلِ الْحُسَيْنِ حَرَارَةً
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لَا تَبْرُدُ أَبَدًا.”
“Sesungguhnya pembunuhan Husain menciptakan bara di hati para mukmin yang tidak akan padam selamanya.” 📚 (Mustadrak al-Wasā’il, 10/318)
6. Ziarah Imam Husain as adalah bentuk baiat ruhani
“زُورُوا الْحُسَيْنَ، فَإِنَّ زِيَارَتَهُ عَهْدٌ وَبَيْعَةٌ.”
“Ziarah kepada Husain adalah perjanjian dan baiat (kesetiaan).”
📚 (Tahdzīb al-Aḥkām, 6/42)
➡️ Dengan mengucap salam ini, seorang mukmin memperbaharui ikatan kesetiaan kepada jalan Ahlul Bait.
7. Malaikat turut memberi salam
📖 Imam Shadiq (as) bersabda:
“مَا مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاءِ
إِلَّا وَقَدِ اسْتَأْذَنَ اللَّهَ فِي زِيَارَةِ الْحُسَيْنِ.”
“Tiada satu malaikat pun kecuali ia pernah meminta izin kepada Allah untuk menziarahi Husain.”
📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 23)
➡️ Maka salam kita bergabung dalam barisan malaikat-malaikat yang menziarahi Imam Husain as.
8. Ziarah memperkuat hubungan batin dengan Imam
“إِنَّ الْإِمَامَ يَسْمَعُ السَّلَامَ، وَيَرُدُّ عَلَيْكَ.”
“Sesungguhnya Imam mendengar salammu dan membalasnya kepadamu.” 📚 (al-Kafi, 4/578)
➡️ Salam ini bukan monolog, tapi komunikasi batin dengan pemimpin ruhani kita.
9. Ziarah sebagai sebab kebangkitan di barisan Husain
📖 Imam Shadiq (as):
مَنْ زَارَ الْحُسَيْنَ كَتَبَهُ اللَّهُ فِي أَعْلَىٰ عَلِّيِّينَ.”
“Barang siapa menziarahi Husain, Allah akan mencatatnya di derajat tertinggi.” 📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 46)
10. Cinta kepada Husain adalah jaminan keselamatan
“Husain dariku dan aku dari Husain. Allah mencintai siapa yang mencintai Husain.” 📚 (Sunan al-Tirmidzi, hadits sahih)
📜 Makna Ziarah Imam Husain (as) Menurut Hadis Ahlul Bait (as)
2. Salam kepada Imam Husain sampai kepada beliau
📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 57)
➡️ Salam ini dijawab langsung oleh Imam, ruhnya hidup dan sadar.
3. Ziarah menghapus dosa
📖 Imam Baqir (as) bersabda: “Siapa yang menziarahi kubur Imam Husain as dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” 📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 1)
4. Ziarah adalah bentuk cinta sejati
📖 Imam Shadiq (as): “Barang siapa mencintai Husain, Allah akan mencintainya.” 📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 29)
5. Ziarah menyelamatkan dari siksa kubur dan neraka
📖 Imam Shadiq (as): “Ziarah kepada Husain mengamankan dari ketakutan Hari Kiamat.” 📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 32)
6. Ziarah Imam Husain ad adalah perpanjangan tangan ziarah kepada Rasulullah (saw)
7. Ziarah adalah tanda hidupnya hati dan ruhani seseorang
8. Ziarah akan membawa kita bersama Husain di akhirat
📖 Imam Shadiq (as): “Barang siapa menziarahi Imam Husain as dan menangis karena beliau, akan dibangkitkan bersama beliau di surga.”📚 (Kamil al-Ziyarat, bab 32)
9. Ziarah adalah pernyataan kesetiaan dan baiat
🕌 Menurut Para Mufasir tentang Makna Ziarah Imam Husain (as)
1. Makna “Salam” Menurut Tafsir
Para mufasir menyandarkan makna salam (اَلسَّلَامُ) kepada ayat-ayat Al-Qur’an, seperti: سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
(Salam atas Ibrahim) – QS As-Saffat: 109
*Salam adalah penghormatan Ilahi.
*Salam mencerminkan keridhaan Allah atas seseorang yang telah menyempurnakan tugas kerasulan atau pengorbanan.
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ…,
dia mewakili salam Allah dan para malaikat, bukan hanya salam pribadi.
2. Makna “أَبَا عَبْدِ اللهِ” – Gelar Ruhani ; Dalam tafsir isyari:
• “Abā ʿAbdillāh” bukan hanya nisbah kepada anak laki-laki (kunyah), tapi menyimbolkan ayah spiritual bagi para hamba Allah.
📖 Imam Husain as adalah sang pembimbing ruhani (‘ārifīn) yang menunjukkan jalan penghambaan sejati.
3. Makna “وَعَلَى الأرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ”
“Dan salam atas roh-roh yang bersemayam di pelataranmu”
🔎 Tafsir Isyari: • Roh yang bersemayam bukan sekadar syuhada Karbala, tapi juga para ʿārif yang telah melepaskan diri dari dunia dan hadir secara ruhani.
• “Pelataranmu” (فِنَائِكَ) adalah maqam fana’, titik kebersatuan ruh dalam cinta kepada Imam Husain as
4. Makna “سَلَامُ اللهِ أَبَدًا مَا بَقِيتُ”Salam Allah atasku selama aku hidup”
﴿إِلَيْهِ يُصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ﴾ –
QS Fatir: 10 “Kepada-Nya naik kalimat-kalimat yang baik”
• Salam ini bukan hanya kalimat mulut, tapi kalimat thayyib yang naik ke langit ruhani.
• Semakin sering diucapkan, semakin naik derajat ruhani si zair (peziarah).
5. Makna “وَلَا جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنِّي”Dan janganlah Allah menjadikannya ziarahku yang terakhir”
📖 Dihubungkan ke ayat:
﴿وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا﴾ –
QS Al-Furqan: 74”Dan jadikan kami pemimpin bagi orang bertakwa”
🔎 Tafsir:
6. Makna “السَّلَامُ عَلَى الْحُسَيْنِ وَعَلَى عَلِيّ بْنِ الْحُسَيْنِ…”
🔎 Dalam tafsir tematik:
• Ini adalah daftar para pencinta Ilahi, para pendaki maqam-maqam tauhid lewat jalan pengorbanan.
• Setiap salam bukan hanya menyapa tubuh, tapi mengakui cahaya dan maqam mereka di sisi Allah. 🕊️ Tafsir dari Mufasir Syiah
📚 Allamah Thabathabai (Tafsir al-Mīzān): “Salam adalah bentuk pengakuan akan wujud suci dan kedudukan tinggi makhluk pilihan Allah.”
Penjelasan makna kalimat ziarah kepada Imam Husain (as):
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ…
menurut para mufasir Syiah, baik dari aspek tafsir zahir, batin (isyarī), maupun hikmah ruhani:
🕯️ 1. Allāmah Ṭabāṭabā’ī (Tafsir al-Mīzān)
🌿 Makna Salam (السَّلَامُ):
Dalam Tafsir al-Mīzān, Allamah menjelaskan bahwa salam adalah:
• Pengakuan atas kedudukan spiritual orang yang disalami.
• Penyambungan hubungan ruhani antara pemberi salam dan penerima salam.
• Salam adalah bentuk taslīm (ketundukan) terhadap kehendak Allah yang tampak dalam sosok Imam Husain.
📌 Maka ucapan:
“السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ”
bukan hanya sapaan, melainkan penyerahan ruhani dan pengakuan atas wilayah ilahiyah dalam diri Imam Husain (as).
📜 2. Sayyid Ḥaidar Āmulī – Tafsir Isyārī (Batin) ; Dalam Tafsīr al-Muḥīṭ al-Aʿẓam, beliau menafsirkan salam ini sebagai:
• Al-Karīm (yang dermawan),
• Al-Ṣabūr (yang sabar),
• Al-Muḥyī (yang menghidupkan agama)
📚 3. ʿAllāmah Majlisī (Bihār al-Anwār) Dalam menjelaskan ziarah Imam Husain (as), beliau menekankan bahwa:
adalah salam kepada jiwa-jiwa yang fana dalam cinta kepada Imam Husain as, bahkan yang hidup maupun yang wafat.
🕌 4. Imam Khomeini (Adab as-Ṣalāt) ; Beliau memandang kalimat-kalimat ziarah sebagai: “Jalan menuju tajallī dan makrifat Ilahi, melalui perantara Nur Ahlul Bait.”
• Salam adalah muraqabah (kesadaran ruhani).
• Ziarah adalah sholawat ruhani kepada cermin-cermin Tuhan.
📖 5. Ayatullah Jawadi Amulī (Tafsir Tasnim) Dalam tafsir beliau:
• السَّلَامُ عَلَيْكَ
adalah iqrār bi al-wilāyah – pengakuan atas keimaman dan maqam ruhani.
• وَعَلَى عَلِيّ بْنِ الْحُسَيْنِ menunjukkan bahwa Imamah bersambung secara nurani, bukan hanya nasab.
📌 Setiap nama dalam salam ziarah memiliki maqam khusus dalam tangga ruhani, seperti maqam fana’, sabr, ma’rifah, dan iqbal.
🌌 Kesimpulan Pandangan Mufasir Syiah ; Bagian Kalimat Ziarah
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ
Penyerahan dan pengakuan wilayah (Imamah)
يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ
Imam Husain sebagai pembimbing ruhani bagi hamba Allah
وَعَلَى الأرْوَاحِ…
Roh-roh yang mencintai kebenaran, baik hidup maupun mati
سَلَامُ اللهِ أَبَدًا…
Salam abadi yang terus naik ke langit ruhani
وَلَا جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ الْعَهْدِ…
Doa agar hubungan spiritual dengan Husain tetap abadi
السَّلَامُ عَلَى الْحُسَيْنِ…
Pengakuan atas maqam-maqam Ahlul Bait sebagai cahaya-cahaya Tuhan
📖 Imam Shadiq (as): “Ziarah kepada Husain membawa cahaya ke dalam hati, dan cahaya itu adalah cahaya makrifat.”📚 (Bihar al-Anwar, 98/8)
➡️ Maka salam ini bukan hanya kata-kata, tapi cahaya yang masuk ke jiwa.
Makna Ziarah Imam Husain (as) Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَاۤ اَبَا عَبْدِ اللهِ…”
👉 Menurut arifin, salam bukan hanya ucapan, melainkan getaran ruhani yang menghubungkan jiwa salik dengan nur Imam Husain (as). Ini adalah “ittisāl” — penyambungan ruh kepada ruh wujud suci yang tersambung ke Allah.
2. Ziarah adalah safar ruhani menuju makrifat
“…وَعَلَى الْأَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ…”
👉 Ziarah bukan hanya ke jasad Imam, tapi perjalanan batin menuju maqam makrifat. “Arwāḥ” di pelataran Imam adalah jiwa-jiwa yang telah fana fi’l-Husain, larut dalam cinta ilahi melalui Husain.
3. Imam Husain as adalah pintu menuju Allah; Para arif menyebut Imam Husain sebagai “Bābullah al-Maftūh” — pintu Allah yang terbuka.
4. Ziarah adalah mi’raj salik
“…مِنِّي سَلَامُ اللهِ أَبَدًا…”
👉 Ucapan salam yang “abadan” (selamanya) menunjukkan mi’raj dzikir dan sirr, di mana salik tidak lagi terikat waktu, dan menyatu dengan keabadian dzikrullah melalui Husain.
5. Ziarah adalah janji untuk istiqamah dalam cinta dan pengorbanan
“…مَا بَقِيتُ وَ بَقِيَ اللَّيْلُ وَ النَّهَارُ…”
👉 Artinya, selama hidup masih berdenyut, salik mengikat janji: menjadi pencinta Husain dan pengikut jalannya. Ini adalah ‘ahd maknawi antara ruh hamba dengan ruh Imam.
6. Ziarah adalah tajalli (manifestasi) cinta Ilahi
👉 Menurut arifin, cinta kepada Imam Husain adalah cinta Allah yang telah menjelma dalam bentuk pengorbanan, tangisan, dan kesetiaan. Ziarah adalah bentuk cinta tajalli al-Hubb al-Ilahi.
7. Ziarah menyucikan hati dari ghaflah (kelalaian)
👉 Arif menyatakan: siapa yang hadir ke maqam Imam Husain as, atau menyebut namanya dengan hati, maka hijab-hijab kelalaian akan tersingkap. Salam kepada Imam Husain as adalah pembersih qalbu.
8. Ziarah adalah pelajaran fana dan baqa’
9. Ziarah adalah perjanjian ruh dengan cahaya walayah
“…وَلَا جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ الْعَهْدِ…”
👉 Kalimat ini bukan hanya doa, tapi ikrar ruhani bahwa ziarah kepada Imam bukan hanya sekali, melainkan bagian dari perjalanan abadi menuju cahaya para Wali Allah.
👉 Menurut para arif, dzikir kepada Imam Husain adalah dzikir kepada Allah, karena beliau adalah tajalli (penampakan) Asma dan Sifat Allah dalam bentuk paling agung: pengorbanan, sabar, tauhid, dan cinta mutlak.
🌹 Penutup: Ziarah kepada Imam Husain (as) bagi ahli hakikat adalah maqam ma’rifat, bukan sekadar kunjungan lahir. Salam itu mengandung sirr, menghubungkan dunia fana dengan dunia ruh, dan menghidupkan hati dengan cinta Allah.
🕊️ Makna Ziarah Imam Husain (as) Menurut Ahli Hakikat
Menurut ahli hakikat, “salam” adalah pancaran cahaya ruh kepada ruh yang sudah tenggelam dalam Allah (Haq). Imam Husain (as) bukan hanya individu, tetapi manifestasi Cinta Ilahi yang telah mencapai fana dan baqa. Maka salam kepadanya adalah salam kepada maqam al-Haqq fī khalq.
2. Ziarah adalah sirr al-mulaḥaẓah (pengamatan ruh kepada Nur Allah) ; Ziarah bukanlah melihat kuburan, tapi melihat dengan mata ruhani pada tajallī (penampakan) asma Allah dalam bentuk Imam Husain as. Ahli hakikat berkata: “Siapa mengenal Imam Husain as, maka ia telah mengenal cinta Allah dalam bentuk paling dahsyat.”
3. Ziarah adalah pengalaman fana fi’l-wilāyah ; Dengan ziarah, seorang arif mengalami peleburan jati diri (ego) dalam cinta dan cahaya Imam Husain as. Ini adalah fana dalam walāyah, di mana tidak ada lagi aku, hanya Husain dan Tuhan yang satu.
4. Ruh-ruh di pelataran Husain adalah para salik yang telah fana
وَعَلَى الْأَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ
Maknanya: para ruh ini bukan hanya syuhada, tetapi jiwa-jiwa yang telah larut dalam kecintaan dan makrifat, yang telah berhenti di halaman cinta Husain, tidak lagi ingin kembali ke dunia.
5. Salam yang kekal adalah zikir yang tak putus
عَلَيْكَ مِنِّي سَلَامُ اللهِ أَبَدًا
Ahli hakikat berkata: Zikir yang hakiki adalah salam yang abadi. Salam kepada Husain bukan kalimat, tapi aliran cinta Ilahi yang terus-menerus mengalir dari ruh kepada ruh.
6. “Selama malam dan siang ada” artinya ziarah adalah di luar waktu
مَّا بَقِيتُ وَبَقِيَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
Menurut arifin, siapa yang telah mencintai Husain dengan hakikat cinta, maka dia telah keluar dari batas waktu. Wujudnya hidup dalam cinta, bukan dalam jam dan kalender.
7. Ziarah bukan ucapan, tapi maqam (kedudukan ruhani)
Ahli hakikat berkata: Setiap ziarah yang benar mengubah ruh. Ziarah Imam Husain as bukan minta dunia atau syafaat secara fisik, tapi masuk ke dalam maqam “ashḥāb al-yaqīn” — orang-orang yang menyaksikan kebenaran dengan mata batin.
8. Ziarah adalah puncak kesadaran akan tauhid dalam kesyahidan
Menurut para ʿurafā’, Imam Husain as adalah tajallī tauhid dalam bentuk darah dan cinta. Maka ziarah berarti menyaksikan tauhid dalam bentuk paling konkret, yaitu pengorbanan segalanya demi Allah.
9. Ziarah adalah berbicara kepada Wujud yang Hidup
وَلَا جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ الْعَهْدِ
Ahli hakikat percaya Imam Husain itu ḥayy (hidup) dengan kehidupan Allah, dan ziarah adalah percakapan dua ruh yang sadar — zair (penziarah) dan mazur (yang diziarahi) bertemu dalam ruang batin, bukan ruang bumi.
10. Ziarah adalah perjalanan kembali ke fitrah ; Ahli hakikat mengatakan: Ziarah Imam Husain as adalah safar kembali ke asal, ke fitrah insan kamil. Karena Husain adalah gambaran sempurna dari manusia yang dicipta dalam citra Ilahi (al-Insān al-Kāmil).
🌺 Kesimpulan Ahli Hakikat:
“Ziarah Imam Husain adalah penyingkapan hijab antara ruh dan sumber cahayanya.”Siapa yang ziarah dengan hakikat, maka dia telah masuk ke hadirat Allah melalui pintu darah dan cinta.
🌌 Kisah dan Cerita tentang Makna Ziarah Imam Husain (as) Menurut Ahli Hakikat
📜 Kisah Sayyid Ibn Thawus
Dikisahkan, Sayyid Ibn Thawus (ra) sedang menziarahi makam Imam Husain (as) di Karbala dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Dalam keadaan itu, ia tertidur sejenak dan bermimpi melihat malaikat berkata: “Wahai Sayyid, tahukah kau bahwa satu tetes air matamu hari ini telah membakar tujuh puluh hijab antara dirimu dan Allah?”
2. Aku Tidak Berziarah, Tapi Aku Diziarahi
3. Langkah yang Tak Terlihat oleh Malaikat
Seorang arif bermimpi melihat malaikat menulis langkah-langkah para peziarah dari Najaf ke Karbala. Tapi satu orang tidak dicatat. Ia heran dan bertanya: “Mengapa tidak kau hitung?” Malaikat menjawab: “Langkahnya tak terlihat. Ia tidak berjalan di bumi, tapi melayang dalam cinta. Allah sendiri yang mencatat amalnya.”
4. Ziarah dengan Mata Batin
📜 Kisah Sayyid Ali Qadhi
Salah satu muridnya berkata: “Saya tidak mampu pergi ke Karbala.”Sayyid Ali Qadhi berkata: “Tutup matamu sekarang… ucapkan salam dengan hatimu… Sekarang lihatlah… kau sedang berdiri di hadapan Imam Husain…” Seketika murid itu menangis dalam sujud, karena ia merasakan kehadiran ruhani Imam secara nyata.
5. Ziarah dalam Mimpi, Ziarah dalam Hakikat
السَّلامُ عَلَيْكَ يا أبا عبد الله…
Setelah menyelesaikan salam, ia menangis hebat tanpa sebab. Dalam munajat, ia mendengar dalam hatinya suara berkata: “Dengan satu salammu, seribu hijab antara engkau dan Kami telah tersingkap.”
🔎 Makna hakikat: Salam yang jujur bukan hanya kalimat, tapi tangga maknawi menuju Allah melalui pintu Imam Husain as.
📜 Kisah ruh-ruh arifin
Dalam salah satu kisah mukāsyafah, seorang arif melihat ruh-ruh mengelilingi makam Imam Husain as. Mereka tidak ingin kembali ke dunia.
Malaikat berkata: “Ini adalah ruh-ruh para arif dan pecinta sejati. Mereka berhenti di pintu Imam Husain as, karena mereka telah menemukan Tuhan dalam cahayanya.”
8. Langkah yang Dihitung Seperti Dzikir
Ahli hakikat menafsirkan: “Langkah-langkah itu adalah denyut ruh yang bergerak menuju Cahaya, bukan hanya pijakan di tanah.”
9. Air Mata yang Mewakili Ziarah
📜 Kisah para wanita tua yang tak bisa berziarah; Seorang wanita tua menangis tiap malam di rumahnya karena rindu Karbala. Dalam mimpi, ia melihat Imam Husain berkata: “Ziarahmu telah sampai. Tangismu adalah langkahmu. Cintamu adalah safar sucimu.”
10. Ziarah adalah Syahadah Ruhani ;
Seorang salik bermimpi berada di Karbala, lalu darah mengalir di tangannya. Ia takut, tapi mendengar suara: “Ziarah yang sejati adalah syahadah ruhani. Cintamu telah menjadi darah pengorbanan.”
🌺 Penutup: “Semua kisah ini mengajarkan bahwa ziarah kepada Imam Husain (as) menurut ahli hakikat bukan hanya ziarah fisik, tapi ziarah jiwa dan ruh, yang membakar hijab, menyambung cinta, dan menyaksikan tauhid dalam darah dan air mata.
🌟 Manfaat Ziarah Imam Husain (as) Menurut Ahli Hakikat & Ahlul Bait
Ziarah dengan ikhlas menyingkap tabir batin antara insan dan Tuhan.
📖 Imam Shadiq (as): “Ziarah Husain membakar dosa-dosa seperti api membakar kayu kering.”(Kamil al-Ziyarat)
2. Mendekatkan Ruh kepada Nur Allah ; Ahli hakikat berkata: Ruh yang mencintai Imam Husain as telah ditarik oleh Nur Ilahi.” Ziarah adalah magnet ruhani menuju al-Haqq melalui Nur Imam Husain as.
3. Menjadi Tamu Ilahi di Lembah Cinta
4. Syafa’at yang Pasti bagi Pecinta
📖 Imam Shadiq (as): “Tak seorang pun menziarahi Husain kecuali akan mendapat syafaat kami.”(Kamil al-Ziyarat)
5. Tercatat sebagai Syahid dan Mujahid
6. Didoakan oleh Para Malaikat
📖 Imam Shadiq (as):”Seribu malaikat di kanan, seribu di kiri, memohonkan ampunan bagi zair Husain.”(Kamil al-Ziyarat)
7. Dunia & Akhirat Penuh Barakah
Para arif mengatakan:”Ziarah Husain adalah hujan yang membasahi ladang dunia dan akhirat.” Rezeki, kesehatan, ketenangan batin, dan hidayah sering muncul selepas ziarah.
8. Dibangkitkan dalam Kelompok Ahlul Bait
9. Pembersih Hati dari Dunia
Ziarah Karbala meluluhkan ego dan membakar cinta dunia. Para ʿurafā’ mengatakan: “Siapa mencintai Husain, maka hatinya tidak akan tenang bersama dunia.”
10. Ziarah adalah Cermin Cinta Ilahi ; Ziarah sejati mengingatkan manusia bahwa hidup adalah pengorbanan. “Cinta sejati bukan meminta, tapi memberi tanpa syarat – seperti Husain di Karbala.”
🕊️ Doa-Doa Khusus Ziarah Imam Husain (as)
🧎♂️ Doa Singkat Saat Berniat Ziarah
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ زُوَّارِ الْحُسَيْنِ فِي الدُّنْيَا، وَمِنْ جِيرَانِهِ فِي الْآخِرَةِ
Allāhumma aj‘alnī min zuwwāri al-Ḥusayn fī al-dunyā, wa min jīrānihi fī al-ākhirah.
🕊️ Doa Kerinduan Ziarah (dari Imam Sajjad as)
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي زِيَارَةَ قَبْرِ وَلَدِ نَبِيِّكَ،
الَّذِي قُتِلَ ظَمْآنَ مَظْلُومًا
Allāhumma urzuqnī ziyārata qabri waladi nabiyyik, alladhī qutila ẓam’ān maẓlūmā.
🌿 “Ya Allah, karuniakan padaku ziarah ke makam putra Nabi-Mu, yang dibunuh dalam keadaan haus dan dizalimi.”
🧡 Doa Cinta Batin
يَا حُسَيْنُ، خُذْ قَلْبِي إِلَيْكَ، وَاجْعَلْنِي مِمَّنْ يَبْكِي عَلَيْكَ بِنُورِ الْفِطْرَةِ، لَا بِالدُّمُوعِ فَقَط
Yā Ḥusayn, khudh qalbī ilayk, waj‘alnī mimman yabkī ‘alayk binūri al-fiṭrah, lā bi al-dumū‘ faqaṭ.
🌿 “Wahai Husain, ambillah hatiku menuju engkau, dan jadikan aku dari mereka yang menangis untukmu dengan cahaya fitrah, bukan hanya air mata.”
Waktu-Waktu Ziarah Imam Husain (as)
Pertanyaan 1: Apa saja waktu yang dianjurkan untuk berziarah kepada Imam Husain (ʿalayhis-salām)? Jawaban: Ziarah ke makam Imam Husain (as) dan memberi salam kepadanya dianjurkan di setiap waktu.
Jawaban: Ya, ziarah dari jauh dapat dilakukan, dan bisa dilakukan kapan saja.
Jawaban: Kamu dapat naik ke atap rumah, shalat dua rakaat, lalu menghadap ke arah Imam (as) dan memberi salam dengan mengatakan:(Assalāmu ‘alayka yā Abā ‘Abdillāh, assalāmu ‘alayka wa raḥmatullāhi wa barakātuh).
Pertanyaan 4: Apakah saya mendapatkan pahala ziarah dengan cara itu?
Pertanyaan 5: Jika saya memberi salam kepada Imam Husain (as) dari jauh, apakah salam itu sampai kepadanya?
Jawaban: Terdapat banyak waktu dan kesempatan untuk ziarah kepada Imam Husain (as), di antaranya:
1), Hari ‘Āsyūrā
2), Hari Arbain (40 hari setelah Asyura)
3), Awal bulan Rajab
4), Pertengahan Rajab
5), Malam pertengahan Sya‘ban
6), Hari pertengahan Sya‘ban
7), Malam ‘Idul Fitri
8), Malam pertama bulan Ramadhan
9), Pertengahan bulan Ramadhan
10), Malam ke-23 bulan Ramadhan
11), Malam terakhir bulan Ramadhan
12), Bahkan sepanjang bulan Ramadhan
13), Malam dan hari Arafah
14,) Malam dan hari Jumat
15,) Setiap hari Ziarah Asyuro
16,) Ziarah Takziyah
17,) Ziarah Nahiyah Muqoddasah
Jawaban: Pahala ini bagi orang yang menziarahi Imam Husain (as) pada hari ‘Āsyūrā dan bermalam di sisi kuburnya.
Jawaban: Itu adalah ziarah Arbain.
Pertanyaan 9: Siapa orang pertama yang menziarahi Imam Husain (as) pada hari Arbain? Jawaban: Orang pertama yang menziarahi Imam Husain (as) pada tanggal 20 Shafar adalah Jābir bin ‘Abdillāh al-Anṣārī dan ‘Aṭiyyah al-‘Ūfī (semoga Allah meridhai mereka berdua).
Pertanyaan 11: “Ia disalami oleh roh 24 ribu malaikat dan nabi,” — untuk siapa pahala ini?
Pertanyaan 12: “Allah memandang para peziarah makam Husain, lalu berkata: Kembalilah kalian dalam keadaan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan tidak akan dicatat dosa apa pun bagi kalian selama 70 hari sejak hari kalian pulang, serta dilindungi dari keburukan selama setahun.” — ziarah yang mana ini?
Pertanyaan 13: Mengapa dianjurkan untuk menziarahi Imam Husain (as) pada waktu-waktu mulia seperti malam Jumat dan malam Lailatul Qadr?
Mohon Doa!!!
Comments
Post a Comment