Berduka di 5 Shofar atas Syahadah Ruqoyyah binti Imam Husein bin Ali as

 Sayyidah Ruqayyah binti Husain (ʿalaihimā al-salām) adalah salah satu putri dari Imam Husain bin Ali (ʿalaihimā al-salām). Ia adalah sosok yang tertindas dan tidak banyak disebut dalam sumber-sumber klasik, namun memiliki tempat istimewa di hati para pengikut Ahlul Bait, terutama dalam konteks tragedi Karbala dan peristiwa-peristiwa setelahnya.

Berikut ini sekilas tentang Ruqayyah binti Husain (a.s.):

🕊️ Nama dan Nasab:
Nama: Ruqayyah
Ayah: Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib (ʿalaihim al-salām)
Ibu: Disebutkan bernama al-Rabab binti Imri’ al-Qais al-Kalbiyyah

🕯️ Usianya:
Ia masih sangat kecil ketika tragedi Karbala terjadi. Diriwayatkan bahwa usianya sekitar 3 sampai 4 tahun.

⚔️ Perannya di Karbala:
Ia menghadiri peristiwa Karbala (Ma’rakah al-Ṭaff) bersama ayahnya, Imam Husain (a.s.).
Ia menyaksikan kesyahidan ayahnya dan seluruh pria dari keluarganya, dan termasuk di antara para tawanan (sabāyā) yang dibawa dari Karbala ke Kufah, lalu ke Syam (Damaskus).

😢 Wafatnya yang Tragis:
Di Damaskus, dalam sebuah penjara dekat istana Yazid, Ruqayyah sangat merindukan ayahnya, lalu menangis dengan sangat pilu.
Yazid – laknatullah ‘alayh – memerintahkan agar kepala Imam Husain (a.s.) dibawa di atas piring untuk diperlihatkan padanya. Ketika ia melihat kepala suci itu, ia menjerit dan menangis, lalu meninggal dunia karena duka yang sangat mendalam.
Wafatnya terjadi pada malam kelima bulan Shafar, sebagaimana yang masyhur di kalangan banyak ulama Syiah.

🪦 Makamnya:
Makam Sayyidah Ruqayyah (a.s.) diyakini berada di kota Damaskus, dekat dengan Masjid Umayyah, dan menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi, terutama di bulan Muharram dan Shafar.

✨ Di Hati Umat:
Ruqayyah binti Husain (a.s.) telah menjadi simbol kepolosan masa kecil yang dizalimi dan juga lambang kedalaman musibah Karbala. Banyak penyair dan pelantun syair (rawādīd) yang menyebut kisahnya dalam majelis-majelis duka karena kisahnya mengandung kesedihan yang mengguncang hati.

🌿 Apakah Namanya Disebut dalam Sumber?
Namanya tidak banyak muncul dalam kitab-kitab sejarah klasik, namun disebutkan dalam beberapa sumber-sumber belakangan, seperti:
Madīnat al-Maʿājiz karya Sayyid Hasyim al-Bahrānī
al-Khaṣāʾiṣ al-Ḥusainiyyah karya Syaikh Ja’far al-Tustarī
Beberapa kitab ziarah, maqtal, dan kisah tentang makam-makam suci.


1. 🥀 Tangisan Malam di Reruntuhan Kufa

Setelah tragedi Karbala, para wanita dan anak-anak Ahlul Bait digiring ke Kufah sebagai tawanan. Di malam hari, mereka ditempatkan di sebuah tempat terbuka yang hanya beralaskan tanah. Saat malam tiba, Ruqayyah yang kecil menangis dan gemetar kedinginan, memanggil ibunya dan ayahnya.
Zainab (a.s.) mencoba menenangkan keponakannya, namun Ruqayyah bertanya:
“Aun dan Muhammad mana? Abal-Fadhl mana? Ayah mana?”
Zainab memeluknya, menangis tanpa mampu menjawab—karena semua yang disebut telah gugur. Tangisan Ruqayyah malam itu terdengar di seluruh Kufah dan mengguncang hati sebagian perempuan Kufah yang kemudian memberikan kain dan makanan kepada para tawanan.

2. 🥣 Air yang Ditolak oleh Ruqayyah

Dalam perjalanan dari Kufah ke Syam, para tawanan sangat kehausan. Seorang pasukan menawarkan sedikit air dalam wadah kepada Ruqayyah. Ia menatap air itu dan bertanya polos:
“Apakah Ayahku telah minum lebih dulu?”
Ketika tak ada jawaban, ia menolak air itu dan berkata:
“Aku tidak akan minum sebelum ayahku minum.”
Orang-orang yang mendengar kata-katanya menangis. Ini menjadi simbol kesetiaan dan cinta anak kepada ayahnya bahkan dalam usia sangat muda dan kondisi paling menyedihkan.

3. 🧣 Syal Robek Sang Ayah

Di penjara Damaskus, setelah malam demi malam yang penuh tangis dan luka, Ruqayyah mendapat mimpi: ia melihat ayahnya datang, dengan wajah bercahaya dan tubuh penuh luka.
Saat ia terbangun, ia menangis kencang dan berkata:
“Ayah datang dalam mimpiku. Di mana dia? Aku ingin bersamanya!”
Tak lama kemudian, kepala Imam Husain (a.s.) dibawa dalam nampan. Ketika ia melihatnya, ia mengenali syal robek milik ayahnya, dan berkata:
“Ini milik ayahku! Ayahku datang… ambil aku bersamamu!”
Lalu ia mencium kepala itu, menangis keras, lalu jatuh dan meninggal dunia.

4. 🌾 Anak Perempuan yang Menyentuh Hati Langit

Diriwayatkan bahwa ketika Ruqayyah meninggal di penjara, para wanita Syam yang sebelumnya menertawakan para tawanan justru menangis tersedu-sedu. Salah satu dari mereka berkata:
“Demi Allah, ini bukan anak biasa. Ini cahaya dari langit. Kami melihat wajah suci ayahnya, dan kini kami melihat kilau yang sama pada wajah putrinya.”
Mereka meminta agar jenazahnya dimakamkan secara layak, tapi Yazid menolak, dan jasad Ruqayyah tetap di penjara hingga Imam Sajjad (a.s.) memohon agar ia dikuburkan dengan tenang.

5. 🪦 Kisah Penemuan Makamnya di Damaskus

Diceritakan bahwa bertahun-tahun kemudian, makam seorang gadis kecil ditemukan saat penggalian dekat Masjid Umayyah di Damaskus. Ketika kubur itu dibuka, jasad gadis tersebut masih utuh dan mengenakan pakaian robek dari zaman lama.

Para ulama meneliti dan akhirnya yakin bahwa ini adalah makam Sayyidah Ruqayyah binti al-Husain (a.s.). Kemudian dibangunlah mausoleum kecil, yang kini dikenal sebagai Maqam Sayyidah Ruqayyah, tempat ziarah dan tangisan para pecinta Ahlul Bait.


🕊️ Ziarah Singkat untuk Sayyidah Ruqayyah (عليها السلام)

السَّلَامُ عَلَيْكِ يَا سَيِّدَتِي رُقَيَّةَ بِنْتَ الْحُسَيْنِ،

السَّلَامُ عَلَيْكِ يَا مَظْلُومَةَ كَرْبَلَاءَ،

السَّلَامُ عَلَيْكِ يَا بِنْتَ سَيِّدِ الشُّهَدَاءِ،

السَّلَامُ عَلَيْكِ يَا زَهْرَةً صَغِيرَةً 

قُطِفَتْ قَبْلَ أَوَانِهَا،

السَّلَامُ عَلَيْكِ يَا دَمْعَةً لَا تَجِفُّ،

رَزَقَنَا اللَّهُ زِيَارَتَكِ فِي الدُّنْيَا، 

وَشَفَاعَتَكِ فِي الْآخِرَةِ.

As-salāmu ‘alaiki yā Sayyidatī Ruqayyah binta al-Ḥusayn,
As-salāmu ‘alaiki yā maẓlūmata Karbalā’,
As-salāmu ‘alaiki yā binta Sayyidi asy-Syuhadā’,
As-salāmu ‘alaiki yā zahrah ṣaghīrah quṭifat qabla awānihā,
As-salāmu ‘alaiki yā dam‘atan lā tajiffu,
Razaqanallāhu zīyārataki fī ad-dunyā, wa syafā‘ataki fī al-ākhirah.

Salam sejahtera atasmu, wahai junjunganku Ruqayyah binti Husain,
Salam sejahtera atasmu, wahai yang dizalimi di Karbala,
Salam sejahtera atasmu, wahai putri pemimpin para syuhada,
Salam sejahtera atasmu, wahai bunga kecil yang dipetik sebelum waktunya,
Salam sejahtera atasmu, wahai air mata yang tak pernah kering,
Semoga Allah menganugerahi kami ziarah kepadamu di dunia, dan syafaatmu di akhirat.


🕊️ Puisi Ziarah untuk Sayyidah Ruqayyah (عليها السلام)

“Di Penjara Damaskus, Kau Masih Hidup dalam Air Mata Kami”

Wahai Ruqayyah,
putri kecil yang suci,
yang tertidur tak bernapas
di atas tangisan langit Damaskus,
aku datang—bukan dengan langkah,
tapi dengan air mata yang mengalir dari Karbala ke hatiku.

Wahai gadis mungil yang berzikir dengan rindu,
yang memeluk kepala ayahmu
seperti bulan yang memeluk malam terakhir,
engkau bukan sekadar anak—
engkau adalah ratapan abadi sejarah,
yang mengajarkan dunia makna luka dan kesetiaan.

Salam atasmu,
wahai bunga yang tak sempat mekar,
dipetik maut sebelum embun menyentuh kelopakmu,
dibawa sebagai tawanan padahal engkau lebih mulia
dari seluruh istana dan mahkota.

Salam atasmu,
wahai putri kesyahidan,
yang tak mengenal senyum kecuali dalam mimpi
ketika ayahmu datang,
berwajah luka namun penuh cahaya.
Damaskus menjadi saksi,
penjara menjadi mihrab sujudmu,
dan alas tanah menjadi sajadah suci
di mana ruhmu melayang
membawa seluruh musibah Ahlul Bait ke langit keempat.

Wahai Ruqayyah,
engkau bukan sekadar cerita,
engkau adalah doa yang tak pernah usang,
adalah air mata yang tak pernah kering,
adalah ziarah yang tak pernah sepi.

Wahai bidadari kecil Syam,
ajari kami mencintai Husain sepertimu,
ajari kami merindukan surga
melalui kepala yang suci dan luka yang agung.

Aku tak bisa ke makammu,
tapi aku datangi pintumu dengan hati,
dengan salam yang penuh duka,
dengan harap bahwa engkau mendengar:
“Wahai Ruqayyah, jangan lupakan kami di padang Mahsyar,
sebutlah nama kami di hadapan ayahmu,
dan jadilah syafaat bagi jiwa yang kehilangan arah.”

Puisi berikut ini adalah versi ziarah kepada Sayyidah Ruqayyah binti al-Husain (عليها السلام) menurut pandangan ahli makrifat dan hakikat, yang memandang musibah Karbala bukan sekadar peristiwa sejarah zahir, tetapi sebagai manifestasi rahasia ilahiah, maqam ruhani, dan jalan cinta yang mengantar pada fana dan baqa’ bersama Allah.


🌌 Puisi Ziarah Makrifat kepada Sayyidah Ruqayyah (ع)

“Cahaya Rahasia di Balik Penjara”

Wahai Ruqayyah…
Engkau bukan sekadar anak yang menangis dalam malam,
engkau adalah ayat rahasia
yang disembunyikan Allah di antara tirai-tirai penderitaan.

Engkau adalah sirr al-maḥabbah—rahasia cinta,
yang diletakkan Allah dalam dada seorang gadis kecil,
agar dunia melihat bahwa
kecintaan kepada wali-Nya
tak dibatasi usia, tubuh, atau ucapan.

Wahai Ruqayyah…
ketika engkau menolak air karena ayahmu belum minum,
ahli hakikat pun menangis—
karena itulah ma’rifah tingkat tinggi:
mengorbankan diri demi yang dicintai,
meninggalkan dunia karena wajah al-Ḥusayn.

Engkau adalah bidadari
yang tidak tumbuh di kebun dunia,
tetapi langsung dipetik oleh tangan cinta-Nya,
dan dipindahkan ke taman keabadian.

Wahai Ruqayyah…
Engkau wafat bukan karena lemah,
tetapi karena tak mampu lagi menahan cahaya
yang terlampau besar bagi tubuh fana.
Kau wafat karena kebersatuan dengan ruh suci ayahmu
telah sempurna.
Dalam penjara Syam,
yang terlihat oleh orang awam adalah dinding dan rantai,
tapi oleh arifin, yang terlihat adalah
mi’raj seorang wali kecil
yang ruhnya naik dalam satu tarikan napas cinta.

Wahai putri Husain…
doa kami bukan untukmu—karena engkau telah sampai.
Doa kami adalah agar kami mencintai Allah
seperti engkau mencintai ayahmu.
Doa kami agar kami mampu melihat kepala suci Husain
bukan sebagai luka,
tapi sebagai tajalli al-Haqq (penampakan Tuhan dalam kesyahidan).

Wahai Ruqayyah…
di matamu kami belajar bahwa
makrifat tak butuh usia
cukup dengan hati yang dipenuhi cinta sejati,
dan tangisan yang lahir dari kerinduan kepada Yang Haqq.

📿 Makna Makrifat dari Puisi Ini:

Ruqayyah (as) adalah tajalli (penampakan) rahasia Allah dalam bentuk anak kecil.
Tangisannya bukan tangisan biasa, tetapi dzikir dalam bentuk air mata.
Penolakannya terhadap air adalah fanā’ fi al-maḥbūb (luruh dalam yang dicintai).
Wafatnya adalah mi’raj ruh kepada Hadirat al-Haqq melalui jalan cinta.

Manfaat spiritual dan ruhani mengenang Sayyidah Ruqayyah binti al-Husain (عليها السلام) menurut perspektif ahli makrifat dan hakikat, yang melihat kisah beliau bukan sekadar sejarah, melainkan sebagai cermin perjalanan ruh menuju Allah dan titik cahaya dalam jalan cinta ilahi:


🌹 10 Manfaat Mengenang Sayyidah Ruqayyah (عليها السلام)

Menurut Ahli Makrifat dan Hakikat

1. 🌾 Menumbuhkan Cinta Tulus kepada Ahlul Bait (a.s.)
Mengisahkan Ruqayyah menghidupkan cinta yang lembut, jujur, dan tidak berkepentingan, seperti cinta anak kepada ayahnya. Inilah cinta fitrah—jalan awal menuju makrifat.

2. 💧 Mendidik Jiwa agar Lembut dan Peka terhadap Derita Ruhani
Tangisan Ruqayyah bukan sekadar air mata, tapi dzikir halus yang menyentuh qalb (hati). Mengenangnya melembutkan jiwa yang kasar, membuka gerbang empati ruhani.

3. 🔥 Menghidupkan Spirit Kesetiaan kepada Wali Allah
Ruqayyah menolak air karena ayahnya belum minum. Ini adalah simbol kesetiaan tingkat makrifat, di mana ruh lebih memilih kekeringan daripada berkhianat pada wali Allah.

4. 🌌 Membuka Firasat bahwa Umur Bukan Ukuran Maqam
Meski masih kecil, ruh Ruqayyah telah mencapai maqam yang tinggi. Ini mengajarkan bahwa makrifat bukan soal usia atau ilmu formal, melainkan ketulusan ruh dan kejernihan cinta.

5. 🕯️ Mendekatkan Ruh kepada Karbala sebagai Ladang Tauhid
Dengan mengenangnya, hati tersambung ke Karbala—pusat penyaksian tauhid dan tajalli (penampakan) rahasia Allah melalui darah dan kesabaran.

6. 🧎 Mengajarkan Adab dalam Penderitaan
Ruqayyah tak memberontak, tak mengeluh, hanya menangis dan memanggil ayah. Ini adalah adab orang arif dalam musibah: tidak protes, tapi mengadu hanya kepada al-Ḥaqq.

7. 🕊️ Membuka Jalan Tangisan Suci (Bukā’ al-‘Ārifīn)
Tangisan karena Ruqayyah termasuk tangisan yang makbul—air mata yang menyucikan hati dari debu dunia, dan termasuk dalam bukā’ li ajlillah (tangisan karena Allah).

8. 🧡 Menghidupkan Rasa Rindu kepada Surga Sejati: Wajah Husain (a.s.)
Ruqayyah rindu kepada ayahnya, tapi ahli hakikat melihat: ia rindu pada wajah hakiki ayahnya—yakni nur ilahi yang memancar dari Husain. Ini adalah syauq ilallah (kerinduan kepada Allah).

9. 🔒 Menjadi Cermin Tajalli di Balik Penjara
Penjara yang gelap menjadi mihrab cahaya, karena Ruqayyah di dalamnya. Ini mengajarkan bahwa tempat yang hina bisa jadi mulia bila dihuni oleh wali atau kekasih Allah.

10. 🪔 Menjadi Jalan Syafaat dan Pembersih Ruh
Menyebut nama Ruqayyah dengan cinta, menangisi penderitaannya, dan berziarah kepadanya, menjadi jalan penyucian jiwa dan jembatan syafaat bagi pencari makrifat di hari kiamat.


📿 Catatan Tambahan Makrifat:

“Tangisan untuk Ruqayyah bukan tangisan karena kelemahan, tapi tangisan karena tersingkapnya keindahan ruhani yang terlalu tinggi untuk dijelaskan oleh akal.”
— Ulama Arif Syiah

Doa indah dan penuh makna yang terinspirasi dari kisah dan maqam ruhani Sayyidah Ruqayyah binti al-Husain (عليها السلام). Doa-doa ini disusun dalam bentuk puitis, pendek, dan menyentuh, sesuai dengan cahaya makrifat dan hakikat, dan bisa dibaca saat ziarah, munajat, atau saat mengenang musibah Karbala.


🕊️ 10 Doa-doa dalam Spirit Ruqayyah (ع)

Doa Zikir dan Cinta dalam Derita

1. 🌙 Doa Kerinduan

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَوْقًا لَا يَنْقَطِعُ إِلَى أَوْلِيَائِكَ، 

كَمَا اشْتَاقَتْ رُقَيَّةُ إِلَى أَبِيهَا الْحُسَيْنِ.

Allāhumma arzuqnī shawqan lā yanqaṭi‘u ilā awliyā’ika, kamā isytāqat Ruqayyah ilā abīhā al-Ḥusayn.

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku kerinduan yang tak terputus kepada para wali-Mu, sebagaimana Ruqayyah merindukan ayahnya, al-Husain.


2. 💧 Doa Tangisan yang Makbul

اللَّهُمَّ اجْعَلْ دَمْعِي فِي مَصَائِبِ أَوْلِيَائِكَ 

طُهْرًا لِقَلْبِي، وَنُورًا لِآخِرَتِي.

Allāhumma aj‘al dam‘ī fī maṣā’ibi awliyā’ika ṭuhran li-qalbī, wa nūran li-ākhiratī.

Ya Allah, jadikanlah air mataku atas musibah yang menimpa para wali-Mu sebagai pensuci bagi hatiku, dan cahaya bagi akhiratku.


3. 🔥 Doa Kesetiaan

اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي عَلَى حُبِّ الْحُسَيْنِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ، 

وَلَا تَجْعَلْنِي مِنَ الْغَافِلِينَ بَعْدَهُمْ.

Allāhumma thabbitnī ‘alā ḥubbi al-Ḥusayn wa ahli baytih, wa lā taj‘alnī mina al-ghāfilīn ba‘dahum.

Ya Allah, teguhkanlah aku di atas kecintaan kepada al-Husain dan keluarganya, dan janganlah Engkau jadikan aku termasuk orang-orang yang lalai setelah mereka.


4. 🕯️ Doa Ketabahan dalam Penderitaan

اللَّهُمَّ عَلِّمْنِي الصَّبْرَ 

كَمَا صَبَرَتْ طِفْلَتُكَ رُقَيَّةُ فِي ظُلُمَاتِ السِّجْنِ.

Allāhumma ‘allimnī aṣ-ṣabra kamā ṣabarat ṭiflatuka Ruqayyah fī ẓulumāti as-sijn.

Ya Allah, ajarilah aku kesabaran sebagaimana sabarnya putri kecil-Mu, Ruqayyah, dalam gelapnya penjara.


5. 🪔 Doa Cinta yang Ikhlas

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي قَلْبًا طَاهِرًا لَا يَطْلُبُ إِلَّا وَجْهَكَ، كَمَا لَمْ تَطْلُبْ رُقَيَّةُ إِلَّا وَجْهَ أَبِيهَا النُّورَانِيَّ.

Allāhumma arzuqnī qalban ṭāhiran lā yaṭlubu illā wajhaka, kamā lam taṭlub Ruqayyah illā wajha abīhā an-nūrāniyya.

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku hati yang suci, yang tidak menginginkan apa pun selain wajah-Mu, sebagaimana Ruqayyah tidak menginginkan selain wajah ayahnya yang bercahaya.


6. 🌾 Doa Anak Saleh & Salehah

اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَطْفَالَنَا كَأَطْفَالِ الْحُسَيْنِ، قُلُوبُهُمْ مُعَلَّقَةٌ بِكَ، وَأَلْسِنَتُهُمْ تَلْهَجُ بِذِكْرِكَ.

Allāhumma aj‘al aṭfālanā ka-aṭfāli al-Ḥusayn, qulūbuhum mu‘allaqatun bika, wa alsinatuhum talhaju bi-dhikrika.

Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami seperti anak-anak Husain—hati mereka bergantung hanya kepada-Mu, dan lisan mereka senantiasa basah dengan menyebut nama-Mu.


7. 🕊️ Doa Menyatu dengan Cahaya Karbala

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ يُبْعَثُ تَحْتَ لِوَاءِ الْحُسَيْنِ، مَعَ ابْنَتِهِ رُقَيَّةَ وَأَهْلِ بَيْتِهِ الطَّاهِرِينَ.

Allāhumma aj‘alnī mimman yub‘athu taḥta liwā’i al-Ḥusayn, ma‘a ibnatihī Ruqayyah wa ahli baytihī aṭ-ṭāhirīn.

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang dibangkitkan di bawah panji al-Husain, bersama putrinya Ruqayyah dan keluarga sucinya.


8. 🧎 Doa Tak Meninggalkan Ahlul Bait

اللَّهُمَّ لَا تُفَرِّقْ بَيْنِي وَبَيْنَ رُقَيَّةَ وَأَهْلِ كَرْبَلَاءَ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا.

Allāhumma lā tufarriq baynī wa bayna Ruqayyah wa ahli Karbalā’a ṭarfata ‘aynin abadan.

Ya Allah, janganlah Engkau pisahkan antara aku dengan Ruqayyah dan para penghuni Karbala, walau sekejap mata pun, untuk selama-lamanya.


9. 💫 Doa Cahaya dalam Kegelapan

اللَّهُمَّ اجْعَلْ مِنْ دَمْعَةِ رُقَيَّةَ نُورًا لِي فِي ظُلْمَةِ قَبْرِي.

Allāhumma aj‘al min dam‘ati Ruqayyah nūran lī fī ẓulmati qabri.

Ya Allah, jadikanlah air mata Ruqayyah sebagai cahaya bagiku dalam gelapnya kuburku.


10. 🌸 Doa Ziarah dan Syafaat

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي زِيَارَةَ رُقَيَّةَ فِي الدُّنْيَا، 

وَشَفَاعَتَهَا فِي الْآخِرَةِ، وَمَجْلِسَهَا فِي الْجِنَانِ.

Allāhumma arzuqnī ziyārata Ruqayyah fī ad-dunyā, wa syafā‘atahā fī al-ākhirah, wa majlisahā fī al-jinān.

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku ziarah kepada Ruqayyah di dunia, syafaatnya di akhirat, dan tempat bersamanya di surga.


📿 Catatan Tambahan:
Doa-doa ini bisa dibaca secara pribadi atau dalam majelis zikir.
Sangat baik jika dibacakan saat malam ke-5 Shafar, hari wafat Sayyidah Ruqayyah (a.s.).
Bisa juga dijadikan wirid harian bagi pecinta Ahlul Bait yang mencari kelembutan qalbu dan makrifat ruhani.


Semoga bermanfaat!!!
Mohon Doa!!!!

Comments

Popular posts from this blog

Amalan Akhir & Awal Tahun ; Amalan Bulan Muharram ; Ziarah Imam Husein as dan Syuhada Karbala

Doa-doa Cepat Terkabul (Sari’ Al-Ijaabah) Dari; Imam Ali as dan Imam Musa as

Doa Pendek untuk Semua Penyakit